Sense Of Humor

Gelak tertawa sangat berkuasa dalam menenangkan situasi yang tegang. Ini benar karena humor memiliki kemampuan untuk meningkatkan kadar Endorfin dan Kortisol dalam tubuh sehingga menimbulkan rasa tenang dan senang. Gelaktertawa adalah bagaikan obat yang mempercepat proses penyembuhan. Akan tetapi gelak tertawa ini akan memberikan keuntungan jika bukan timbul karena mengejek atau menjelekkan orang lain. Gelak tertawa ini bermanfaat bagi tubuh jika tertawa bersama orang lain atau mentertawakan diri sendiri, bukan ketika mentertawakan orang lain.

1. Terapi Humor (Humor Therapy)

Terapi humor merupakan metode terapi dengan menggunakan humor dan tawa dalam rangka membantu individu menyelesaikan masalah mereka, baik dalam bentuk gangguan fisik maupun gangguan mental (http://www.theherbsplace.com/AHM/ahmhumortherapy.html). Penggunaan tawa dalam terapi akan menghasilkan perasan lega pada individu. Ini disebabkan tawa secara alami menghasilkan pereda stres dan rasa sakit.

Pemberian stimulasi humor dalam pelaksanaan terapi diperlukan karena beberapa orang mengalami kesulitan untuk memulai tertawa tanpa adanya alasan yang jelas. Stimulasi humor yang dimaksud dapat diberikan dalam bentuk berbagai media, seperti VCD, notes, badut, dan komik. Apabila humor diberikan sebagai satu-satunya stimulus untuk menghasilkan tawa dalam setting terapi akan disebut sebagai terapi humor, namun jika dikombinasikan dengan hal-hal lain dalam rangka untuk menciptakan tawa alami (misalnya dengan yoga atau meditasi) akan disebut sebagai terapi tawa.

Terapi humor modern terjadi sekitar tahun 1930-an, dimana beberapa rumah sakit mengundang badut untuk menghibur anak-anak penderita polio. Tahun 1964, Norman Cousins menerbitkan Anatomy of an Illness yang mendokumentasikan kasus nyata tentang dampak positif penggunaan humor terhadap penyakit. Pada waktu itu, Norman Cousins didiagnosa menderita Cousins Ankylosing Spondylitis, yaitu sebuah penyakit mematikan yang meyebabkan disintegrasi pada jaringan spinalis. Para dokter memberikan prognosis kesembuhan pada Cousin sebesar 1 dibanding 500 kasus. Menghadapi tipisnya angka peluang untuk sembuh, Cousins memutuskan untuk melakukan terapi humor untuk menghibur dirinya sendiri. Dalam pelaksanaannya, Cousins menemukan bahwa 15 menit tertawa terbahak-bahak dapat menghasilkan tidur tanpa rasa sakit selama ± 2 jam. Sampel darah juga menunjukkan bahwa tingkat penyebaran penyakit telah menurun setelah menjalani terapi humor. Pada akhirnya, Cousins benar-benar sembuh dari penyakitnya. Selanjutnya, dia menuliskan pengalaman tersebut pada buku Anatomy of an Illness (http://www.holistic-online.com/Humor_Therapy/humor_therapy_introduction.htm).

Ada cukup banyak data dari penelitian medis yang menunjukkan bahwa kendati seseorang hanya berpura-pura tertawa atau bersikap gembira, tubuh telah menghasilkan zat-zat kebahagiaan. Menurut prinsip Neurolinguistic Programming apapun yang terkait dengan usaha memunculkan tawa tetap merupakan suatu bentuk latihan. Tubuh tidak mengetahui perbedaan antara berpikir mengenai sesuatu dengan benar-benar melakukannya. Maka apapun sumbernya, tawa menimbulkan serangkaian perubahan fisiologis yang sama di dalam tubuh kita (Kataria, 2004:5).

Sebagai terapi dengan pendekatan yang holistik, terapi humor tidak terlepas dari adanya kelebihan dan kekurangan. Kelebihan terapi humor adalah, antara lain:
  • Terapi humor merupakan terapi yang tidak membutuhkan banyak peralatan. Terapi ini dapat dilakukan dengan menggunakan media VCD, majalah, televisi, atau tidak menggunakan peralatan sama sekali, yaitu dengan saling berbagi cerita lucu dengan orang lain.
  • Terapi humor tidak memiliki batasan ruang dan waktu dalam pelaksanaannya. Ini dapat diterapkan di kamar, kelas, maupun ruangan terbuka.
  • Terapi humor tidak menuntut kehadiran seorang terapis profesional dan dapat diterapkan secara mandiri oleh individu atau kelompok yang menginginkanya.
  • Terapi humor dapat dilakukan dalam kelompok maupun individual. Namun, untuk mendapatkan manfaat yang lebih banyak, biasanya cenderung dilakukan dalam kelompok kecil.
  • Tidak ada ketentuan mengenai materi yang digunakan sebagai stimulus humor. Masing-masing individu bebas memilih jenis humor sesuai dengan minat dan keinginannya.
Selain kelebihan-kelebihan di atas, penggunaan tawa dalam terapi humor juga memiliki beberapa keterbatasan yang menjadi kekurangannya sebagai sebuah intervensi kesehatan, antara lain:
  • Terapi humor tidak dapat diterapkan pada individu dengan beberapa gangguan kesehatan, seperti hernia, wasir parah, penyakit jantung dengan sesak napas, pasca operasi, peranakan turun, kehamilan, serangan pilek dan flu, tuberkulosis, dan komplikasi mata (Kataria, 2004:63-68). Hal ini dikarenakan produksi tawa dikhawatirkan akan mengganggu proses penyembuhan serta dapat menularkan beberapa penyakit tertentu bila dilakukan dalam kelompok. Namun, kekurangan ini dapat dikendalikan jika individu yang bergabung dapat menguasai dirinya sendiri, sehingga tidak melakukan aktifitas tertawa yang berlebihan selama sesi terapi berlangsung.
  • Faktor lain yang dapat menjadi penghalang keberhasilan terapi humor adalah tingkat dan jenis sense of humor. Sense of humor adalah bagaimana seseorang mempersepsikan sebuah stimulus sebagai stimulasi humor sehingga dapat menghasilkan tawa. Tingkat sense of humor mengacu kepada seberapa sering seseorang mempersepsikan humor sebagai sebuah stimulus untuk menghasilkan tawa; sedangkan jenis sense of humor mengacu kepada jenis humor apa yang paling dapat membuat seseorang tertawa. Menurut penelitian Hartanti (2002); hanya orang-orang dengan tingkat dan jenis sense of humor tertentu yang mampu merespon stimulasi humor sesuai dengan yang diharapkan.
Stres dapat ditanggulangi dengan sikap yang realistis dan positif, teknik relaksasi, olah raga, asupan makanan dan minuman, stres yang berbeda, musik dan humor. Sehingga tidak ada stres yang terlalu besar sehingga tidak dapat ditanggulangi. (http://husniabdillah.multiply.com/journal/item/6/Stres_dan_teknik_pencegahannya )

2. Humor itu apaan sih?

Humor adalah State. Humor adalah kemampuan yang diduga hanya dikembangkan oleh Manusia. Humor melibatkan aktifitas fisik, emosi, dan terlebih adalah pemikiran. Humor menggunakan pemikiran lateral yang juga digunakan dalam pembuatan karya-karya kreatif dan pengalaman Aha para penemu.

Humor punya silogisme tersendiri. Dalam humor ada ketimpangan, ada kesenjangan, ada loncatan, ada kekurangan, ada kontradiksi, ada kekagetan, ada keterkejutan, ada wawasan, ada kesadaran baru, dan hal yang penting ada riang.

3. Sense of Humor

Berdasarkan survei yang dilakukannya, Prof John Czepiel dari New York University Stern School of Business menyatakan bahwa sense of humor adalah salah satu faktor terpenting yang menentukan keberhasilan suatu hubungan. Banyak ahli bahkan juga menghubungkan sense of humor dengan kecerdasan seseorang. Makanya, pria sangat betah berada di samping perempuan yang memiliki sense of humor. (http://dtee.blog.friendster.com/)

Sense of Humor adalah kompetensi. Agar kompeten dalam hal humor seseorang harus mampu disosiatif (membuat jarak dengan dirinya), transcendent (melesat mengatasi kenistaan dirinya), meta/beyond (keluar melampaui kungkungan dirinya), memetakan peristiwa, fakta dan cerita dan menggunakan beragam cara pandang (perceptual position), dan mendapatkan fokus (trance) dalam memutuskan sikap dan tindakan terbaik untuk diri sendiri.

Dengan demikian sense of humor tidak selalu identik dengan tertawa. Ada memang humor yang memancing tawa, itupun lebih mengarah kepada mentertawakan diri sendiri, cermin dari kesediaan menerima diri. Mentertawakan orang lain apalagi dengan tujuan merendahkan orang lain, tentunya bukanlah humor. Dan kalau toh itu dipandang humor, bukanlah humor yang sehat dan menyehatkan.

Dalam perilakunya bisa saja orang yang mempunyai sense of humor menjadi tercenung, tersenyum, tertawa lirih, tertawa terbahak-bahak, bahkan merenung, diam menangis. Bukan menangis sedih yang membuat kerutan wajah berlipat. Namun tangisan riang dengan wajah bersinar.

4. Humor itu hypnotic state?

Karena keadaan hypnotic dicirikan ada by pass dan bridge among mode of thinking, frame-deframe-reframe, dissociatif, regressif bahkan progressif, trance, cataleptic dan ada perilaku lain yang mucul akibat perubahan dari dalam diri, maka humor dapat dikategorikan hypnotic state.
Karena ciri-ciri itulah, ada dugaan bahwa Drs. R.H. Wiwoho, MSc, dalam workshop Mastering Hypnosisnya menjadikan HUMOR sebagai bagian dari materi yang dilatihkan.

5. Tujuh contoh perubahan menempuh lajur humor

Kasus 1. Bila bapak saja nggak mau tahu, apalah lagi yang diharapkan dari saya

Dalam sebuah rapat organisasi, sang Ketua Umum ngomel , mendatangi kursi sang Sekjen dan berkata “ Pokoknya saya nggak mau tahu anggota organisasi kita ini semakin banyak yang mengundurkan diri dan malah pindah ke organisasi lain, menjadi anggota pesaing organisasi kita pula!” .
Sang Sekjen, santai , senyum, menarik nafas dan menjawab “ Bila Bapak saja yang menjadi ketua umum dari organisasi ini sudah tidak mau tahu, apalah lagi yang diharapkan dari saya?”

Kasus 2. Yang bercerai sebelum menikah

“Dewi Asri kapan nih ngundang meghadiri pernikahanmu? Bukankah ta’aruf (perkenalan) kamu dengan Mundinglaya sudah cukup lama, dan bukankah masing-masing keluarga sudah ridho?
“Wah… Pak, Bu…. Saya takut menikah..”
“Apanya yang kamu takutkan…?”
“Kayaknya yang saya lihat di TV banyak orang yang kemudian bercerai setelah beberapa bulan menikah…
“ Lalu orang tersebut setelah itu….?
“ Menikah lagi Pak… Bu…..
“Dari ceritamu, kamu kan bisa mengambil kesimpulan bahwa menikah itu tidak berbahaya, bahkan menyenangkan, buktinya orang-orang yang di TV itu menikahnya saja 2 kali, bercerainya 1 kali, itu membuktikan bahwa menikah lebih enak . Hehehe. Jadi kapan menikah ?“
“ Dengar cerita bapak tadi, hehehe, Insya Allah saya setujui usulan Mundinglaya untuk aqad dan walimah mawlid ini”
“ Syukron Jaziylan!”

Kasus 3. Di sini kita kan bikin PR bukan untuk kawin, apalagi nyandung (poligami).

Saat bersekolah di SMP, Lutung Kasarung, seringkali dikerumuni gadis-gadis gareulis yang meminta menjawab sejumlah PR bahasa Inggris, Matematika dan Fisika. Karuan saja pria lain yang merasa lebih kasep (ganteng), beunghar (tajir) dan menak (turunan ningrat), menjadi cemburu bahkan dengki. Salah satunya adalah Indra Jaya.
Suatu kali di kantin samping sekolah, ketika Lutung Kasarung dirubung gadis-gadis gareulis (cantik), Indra Jaya datang dan berkata, “Hei geulis-geulis, jangan dekat-dekat dengan Si Lutung Kasarung. Dia kan anak seorang ahli nyandung. Bisa-bisa kalian dicandung pula”.
Gadis-gadis gareulis kaget, terdiam dan melihat wajah Lutung Kasarung. Menyadari tatapan nu gareulis dan kata-kata provokasi Lutung Kasarung, Lutung Kasarung menjawab “ Yeuh nu gareulis, apa yang dikatakan Indra Jaya itu sangat benar. Tak ada yang perlu dipersalahkan. Saking ahli nyandungnya, ayah saya sempat menikahi sembilan wanita termasuk ibu saya. Bahkan saya sangat bangga karenanya. Ayah saya mempunyai kemampuan memberikan pengaruh baik sehingga sejumlah orangtua dari wanita datang minta agar anaknya diperistri”.
Nu gareulis kaget mendengar uraian Lutung Kasarung “Kemampuan memberi pengaruh baik ini menurun pada saya. Karena itu saya mampu berprestasi baik sehingga nu gareulis datang bertanya kepada saya. Saya tidak tahu siapa dan prestasi ayah anda, Indra Jaya. Mudah-mudahan saja cara-cara anda merebut perhatian dengan cara-cara kampungan seperti ini adalah buatan anda bukan diturunkan dari ayah Anda”. Kata Lutung Kasarung lagi
Indra Jaya bingung harus menjawab apa. Apalagi Purbasari , gadis tergeulis yang ditaksirnya yang ada di antara nu gareulis berkata, “ Sudahlah Lutung Kasarung, abaikan saja omongannya, lagipula kita disini cuma bikin PR, bukan untuk kawin, apalagi nyandung”.

Kasus 4. Karena masalah-masalah itulah Anda dibutuhkan

Seorang karyawan yang dikenal professional dalam masa percobaan di perusahaan baru. Awalnya ia bangga dapat bergabung dengan perusahaan tersebt karena selain mendapatkan paket remunerasi dan beneft yang di atas pasar , ia juga diberi kesematan untuk seluas-luasnya melakukan eksperimentasi, sesuatu yang hapir sukar diperoleh di perusahaan sebelumnya yang seluruh prosesya sudah baku.
Akan tetapi betapa kagetnya ia, ketika di semua lini dalam rentang perhatiannya sungguh di bawah standard. Ia menemui Human Capital Director, meminta waktunya dan mengeluh “ Masya Allah perusahaan ini kok di bawah standard. Belum ada ISO, belum ada SOP, belum ada policy dalam hal-hal yang strategis. Hubungan dengan pelanggan belum terbentuk sistemnya. Pekerjanya kurang disiplin dan bekerja tidak mengindahkan kaidah K3. Para Managernya tidak mendidik, melatih dan mendelegasikan tugas kepada bawahannya. Management gaya apa yang diterapkan di Perusahaan ini ? “
“Baik, terima kasih Anda langsung menyampaikan kepada saya keluhan Anda. Jawaban saya adalah akan mengagetkan Anda. Bila perusahaan ini di atas standard. ISO, SOP, dan policy dalam hal-hal yang strategis ada dan diterapkan dengan baik. Hubungan dengan pelanggan sangat baik dengan system yang memudahkan dan menguntungkan kedua belah pihak. Pekerjanya sangat disiplin, produktif dan bekerja mengindahkan kaidah K3. Para Managernya sangat mendidik, melatih dan mendelegasikan tugas kepada bawahannya. Bila perusahaan ini dalam kondisi seperti itu, apakah perusahaan ini akan membuka lowongan untuk professional hebat dengan remunerasi di atas harga pasar? Tegasnya, apakah Anda saat ini akan ada disini?
Sang karyawan professional terdiam, lalu tersenyum , tertawa, kemudian berkata “ Terima kasih, Anda sudah mengingatkan saya mengenai hal ini. Iya ya… justru masalah-masalah itulah saya dibutuhkan”.

Kasus 5. Untunglah ! kerja itu meskipun dimarahi tetap dibayar

Seisi kantor pusat kayanya sudah tahu cerita Prita Lidia, sang Manager Pemasaran yang dimarahi Presdir di rapat awal tahun dan ditunjukkan kekeliruannya dalam pembuatan laporan dari departemennya yang untung saja tidak berpengaruh terhadap pengambilan keputusan bisnis.
Sejak kejadian itu Direktur dan Manager terbagi ke dalam 3 kelompok. Kelompok pendukung Prita yang ingin tetap Prita bertahan dan berkarya, Kelompok kontra Prita Lidia yang melakukan maneuver agar ia dikucilkan bahkan dipecat dan Kelompok tidak peduli dengan argument “lho itu kan masalahnya, ngapain gua pikirin”.
Mengetahui keadaan ini tidak kondusif, Direktur Pemasaran, atasan Prita Lidia memanggilnya untuk bicara delapan mata (baik Prita maupun sang Boss berkacamata). “Prita, satu bulan lalu Presdir marah di muka umum, dan saya dapati kamu santai saja, sumringah, bahkan kerja kamu lebih produktif dan lebh baik, bahkan sang Presdir sempat ngomong menyesal dengan kelakuannya bulan lalu. Kamu ini punya ilmu apa, sih …?
“Saya sebenarnya hanya punya ilmu sadar diri saja pak!”
“Apa itu ilmu sadar diri..?”
“ Saat Presdir marah dan menunjukkan kekeliruan yang saya lakukan , awalnya ada emosi yang mendesak, darah naik ke kepala dan memicu pikiran untuk segera keluar saat itu juga. Pikiran itu segera saya tepis dengan menarik nafas yang penuh dan rileks. Pikiran segar datang dan mengatakan kepada saya, ‘ Amboy … enaknya bekerja di sini, ketika saya melakukan kekeliruan pun, saya mendapatkan perhatian dalam bentuk pembicaraan bernada tinggi yang membangunkan. Dan yang penting pak. Sekalipun kata orang saya dimarahi, bahkan dimarahi pun saya mendapatkan bayaran. Apa saya nggak perlu bersyukur pak?”

Kasus 6. Apa iya menjadi pemandu NLP akan menyebabkan perceraian?

Salah satu peserta workshop, sambil mengantar pemandu workshop ke bandara, memulai obrolan dan bertanya, “ Kang, akang tahu Bandler bercerai? Anthony Robin bercerai? Bahkan pemandu NLP dari negeri sendiri pun seperti si X, Y dan Z pernikahannya bubar. Apa yang salah dengan NLP sehingga banyak tokoh NLP yang kawin-cerai? “
Pemandu workshop malah bertanya balik “ Saya mencium ada gelagat dalam pertanyaan Anda, apakah Anda sedang merencanakan atau dalam proses perceraian?” Penanya yang mendapatkan jawaban berupa pertanyaan, kemudian terdiam sedemikian lama dalam posisi body cataleptic.
Saat itu sang pemandu nyerocos “Meminjam prinsip Cognitive Behavior Therapy, anda perlu menjernihkan cara berpikir. OK lah Bandler bercerai, Anthony Robin bercerai, Beberapa pemandu dan motivator NLP yang anda kenal di Indonesia bercerai. Tapi itu hanyalah beberapa orang saja dari sedemikian banyak yang belajar NLP. Saya malah punya daftar banyak orang yang belajar NLP keluarganya damai, bahagia dan sukses. Bila Anda dalam proses perceraian, tak perlulah dikaitkan dengan NLP, toh bila proses pembinaan rumah tangganya tidak pernah dilakukan itu sama dengan proses perceraian sedang dilakukan. Berbeda degan Anda, saya malah berpikir NLP telah mengubah hidup mereka menjadi keluarga yang sakinah, mawadah wa rohmah (damai, penuh cinta dan kasih)”.
“ Lalu darimana akang tahu bahwa saya dalam proses perceraian? “ . Sang pemandu menjawab “Dari mulai Anda mengajukan pertanyaan tentang perceraian dengan argument NLP dan sebagian kecil tokohnya sebagai pembenaran . Dan ketahuilah saya menjadi tahu persis Anda dalam proses perceraian justru dari pertanyaan Anda barusan !” .
“ Sialan…. Ketahuan deh….Hahaha! “ kata sang Penanya sambil nyengir kuda.
“Kena deh lu….. Hahaha!” kata sang pemandu workshop tergelak.

Kasus 7. Ketika Bos memamerkan pukulan Karatenya

Lima manager dipanggil oleh Direktur yang hampir pensiun. Undangan rapat dadakan pagi hari. Tak ada satupun yang tahu agenda yang akan dibicarakan. Direktur dan 5 manager mengepung meja bundar. Direktur menatap satu persatu peserta lalu menarik nafas panjang menahan dan menghmebuskannya. Lalu diam menatap ke depan dengan tatapan kosong . Hening mencekam .
Eka yang duduk di samping kanan Boss menoleh ke kanan dan berbisik ke Dwi yang duduk di samping kanannya “Stt… ada apa nih, coba dong mulai ngomong, ente kan paling berani ama si Boss”. Saat yang sama Tri menyentuh dengan siku kiri sambil berbisik “ngomong dong!!!”. Sementara itu dari sebrang meja, Catur dan Panca mengedip-ngedipkan mata memberi kode untuk membuka pembicaraan.
Tiba-tiba saja, Boss memandang sekeliling menatap nanar Panca, Catur dan Dwi lalu mengangkat tangan kanannya, mengepalkan tangan dan menggebrak meja . “Barak…..Brakkk ……Brakkkk!!!! “. Meja bundar kecil kayu itu ambrol, gelas-gelas goblet berisi air berjatuhan. Dalam keadaan genting itu, Dwi yang mengetahui Sang Direktur sering dihampiri hipertensi, segera keluar, kemudian muncul lagi membawa air segelas. Ia meminta sang direktur untuk tenang dan meminum air. Setelah tenang, ia meminta rapat diskors dan dimulai lagi setelah makan siang. Sang Direktur menyetujui dan membubarkan rapat.
Eka, Dwi, Tri, Catur dan Panca kembali ke tempatnya masing-masing. Eka alerginya kumat, di sekurjur badannya tiba-tiba saja muncul bintik-bintik merah. Tri segera mengambil alat hirup dari tasnya untuk mengatasi asthmanya yang tiba-tiba saja datang. Catur ulang kali keluar masuk toilet. Panca kelihatan agak tenang mengubur diri dalam ruangannya, dan ternyata sedang sibuk mengirimkan update CV terakhirnya ke sejumlah executive search. Sementara Dwi kembali lagi ke pekerjaannya seperti tak terjadi apa-apa.
Saat istirahat, usai sholat Dzuhur, Eka, Tri , Catur, Panca melabrak Dwi yang dituduh tak berespon tepat atas kelakukan Boss. Dwi menjawab dengan ringan “ Lho…. Apanya yang harus dikhawatirkan sih. Coba deh…kita putar lagi apa yang kita lihat tadi. Si Boss itu dulunya atlit Karate. Tadi ia pukulkan tangannya ke meja , tiga kali, mejanya ambrol. Yang rusak… ya mejanya si Boss. Dia kan yang akan ganti. Kalau toh karena mukulnya itu menjadikan tangannya sakit, maklum udah ngak pernah berlatih lama, toh yang sakitnya pun si Boss. Coba ruginya kita apa…..? Udah yuk kita kembali rapat! ”.

Biarlah kesadaran Anda yang luhur memilihkan yang terbaik untuk Anda. Biarkanlah kesadaran Anda kemudian menjelajahi kembali pengalaman di masa lalu, dan memunculkan Humor-humor dalam diri Anda, sehingga Anda semakin bugar, segar, merdeka dan bahagia.
Pun Sapun Ampun Paralun
Pakena Gawe Rahayu, Pakeun Nanjur di Juritan Nanjeur di Buana
Saat Purnama di Patapan Suryalaya
Asep Haerul Gani (http://portalnlp.com/?p=339 ).






SocialTwist Tell-a-Friend

Selengkapnya.....

Penyimpangan Dalam Pengadaan Barang dan Jasa

Dalam pengadaan barang dan jasa di lingkungan pemerintah baik pusat maupun daerah masih banyak terjadi penyimpangan. Bahkan dalam era otonomi daerah sekarang ini, penyimpangan tersebut justru semakin luas. Terlihat dari banyaknya pihak terkait pengadaan barang/ jasa itu yang berurusan dengan aparat penegak hukum. Bahkan tak hanya di tingkat elit, penyimpangan yang bersifat koruptif itu kini sudah mulai menjalar kepada para pengelola sekolah, baik kepala sekolah maupun komite.

Hal ini mengemuka dalam Diskusi Pengadaan Barang dan Jasa di Lembaga Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Perwakilan Jawa Tengah dan DIJ, kemarin (6/8). Dalam diskusi yang khusus membahas berbagai macam penyimpangan dalam pengadaan barang dan jasa di lingkungan pemerintahan ini juga mengungkap beberapa contoh kasus penyimpangan yang disengaja maupun tidak.

Kepala Bidang Investigasi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Propinsi DIJ Panijo, AK,MM mengungkapkan, dirinya pernah menemui kasus penyimpangan dalam berbagai bentuk. Misalnya saja penyimpangan yang dilakukan atas dasar tekanan dari pihak lain, sehingga menyebabkan praktik korupsi.

“Misalnya seorang kepala daerah yang telah mengeluarkan biaya besar untuk bisa menjadi kepala daerah. Ia cenderung berupaya untuk mengembalikan dana yang telah dikeluarkan dengan cara menekan kepala SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) untuk mengumpulkan dana melalui pengadaan barang/jasa. Bahkan dalam kasus tertentu, ditengarai partai politik turut serta berperan dalam proses penentuan penyedia barang/jasa,” tuturnya.

Selain itu, kata dia, dalam kasus pengadaan buku untuk sekolah, adanya DAK (Dana Alokasi Khusus) yang dialihkan ke sekolah-sekolah juga banyak terjadi penyimpangan. “Sesuai petunjuk dinas pendidikan nasional, pengadaan buku harus swakelola. Ini juga banyak terjadi penyimpangan, karena kenyataannya pengelolaannya banyak dilakukan oleh rekanan, tetapi dipertanggungjawabkan seolah-olah swakelola,” imbuhnya.

Hal ini memancing keprohatinan tersendiri bagi Panijo. Sebab, yang pertama kali menjadi korban kasus tersebut adalah kepala sekolah. “Kalau hal ini tidak diarahkan, para kepala sekolah banyak yang akan masuk penjara. Karena kepala sekolah secara formal yang bertanggungjawab dan mereka akan ditekan. Padahal kepala sekolah itu hanya tahu mendidik, dan dia bukan pengelola keuangan. Para kepala sekolah itu tidak tahu cara pengelolaan anggaran,'' jelasnya.

Selain masalah pengadaan buku, masih banyak masalah lain yang dianggap koruptif dalam pengadaan barang dan jasa. Di DIJ, untuk 2009 saja ada lima laporan yang masuk ke ORI Jateng-DIJ mengenai penyimpangan pengadaan barang dan jasa oleh pemerintah daerah. Salah satunya adalah masalah Pengadaan alat praktik dan peraga siswa BPLT Jogja TA 2008.

Dalam kasus ini, panitia lelang menetapkan biaya pendaftaran per paket sebesar Rp 150 ribu. Padahal sesuai Keppres 80/2003, rekanan hanya boleh dibebani untuk biaya penggandaan dokumen saja. Namun pada kenyataannya panitia tetap bersikukuh menarik biaya pendaftaran Rp 150 ribu karena sudah menjadi ketetapan dan tak bisa diubah. Akhirnya panitia mendapat teguran, dan pungutan tersebut dikembalikan.

Selain itu, ada juga kasus penyimpangan pengadaan barang dan jasa sound system dan pemasangannya di lingkungan Pemerintah Provinsi DIJ, anggaran belanja biro umum sekda Provinsi DIJ TA 2004. Kasus ini terkait penawaran salah satu peserta lelang yang dianggap tak memenuhi persyaratan administrasi karena jaminan penawaran asli tidak dilengkapi cap perusahaan. Namun masalah ini juga tak jelas ujungnya. “Tahun ini di DIJ ada lima laporan penyimpangan. Dua diantaranya terjadi di lingkungan akademik,” tutur Asisten ORI Perwakilan Jateng-DIJ Muhajirin, SH, MKM.

Dosen Fakultas Hukum Universitas Atmajaya J. Widijantoro mengatakan, tidak mudah mengubah praktik-praktik yang sudah sedemikian koruptif . Meskipun sudah ada regulasi dan beberapa dilakukan perubahan tetapi hasilnya tidak signifikan. “Sebenarnya paling banyak penyimpangan adalah dalam masalah tender, kasusnya mencapai 70-80 persen. Tipologinya adalah banyak persekongkolan. Ini tipe-tipe korupsi di Indonesia. Apalagi saat ini kalangan sipil pun banyak yang menjadi aktor koruptif,” ujarnya.

Yang penting, kata dia, dalam pengadaan barang dan jasa hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip good governance. Antara lain, partisipasi masyarakat untuk berani mengemukakan adanya penyimpangan, transparansi, peduli pada stake holder, kesetaraan dan efektivitas dan efeisiensi. “Yang terjadi saat ini masyarakat memilih bungkam karena tak mau dijadikan saksi atas pelaporannya,” tandasnya menyayangkan.

Sumber : http://www.ombudsman.go.id/index.php/berita/items/pengadaan-barang-dan-jasa-rawan-penyimpangan.html





SocialTwist Tell-a-Friend

Selengkapnya.....

Penyimpangan Dalam Pengadaan Barang dan Jasa

Dalam pengadaan barang dan jasa di lingkungan pemerintah baik pusat maupun daerah masih banyak terjadi penyimpangan. Bahkan dalam era otonomi daerah sekarang ini, penyimpangan tersebut justru semakin luas. Terlihat dari banyaknya pihak terkait pengadaan barang/ jasa itu yang berurusan dengan aparat penegak hukum. Bahkan tak hanya di tingkat elit, penyimpangan yang bersifat koruptif itu kini sudah mulai menjalar kepada para pengelola sekolah, baik kepala sekolah maupun komite.

Hal ini mengemuka dalam Diskusi Pengadaan Barang dan Jasa di Lembaga Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Perwakilan Jawa Tengah dan DIJ, kemarin (6/8). Dalam diskusi yang khusus membahas berbagai macam penyimpangan dalam pengadaan barang dan jasa di lingkungan pemerintahan ini juga mengungkap beberapa contoh kasus penyimpangan yang disengaja maupun tidak.

Kepala Bidang Investigasi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Propinsi DIJ Panijo, AK,MM mengungkapkan, dirinya pernah menemui kasus penyimpangan dalam berbagai bentuk. Misalnya saja penyimpangan yang dilakukan atas dasar tekanan dari pihak lain, sehingga menyebabkan praktik korupsi.

“Misalnya seorang kepala daerah yang telah mengeluarkan biaya besar untuk bisa menjadi kepala daerah. Ia cenderung berupaya untuk mengembalikan dana yang telah dikeluarkan dengan cara menekan kepala SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) untuk mengumpulkan dana melalui pengadaan barang/jasa. Bahkan dalam kasus tertentu, ditengarai partai politik turut serta berperan dalam proses penentuan penyedia barang/jasa,” tuturnya.

Selain itu, kata dia, dalam kasus pengadaan buku untuk sekolah, adanya DAK (Dana Alokasi Khusus) yang dialihkan ke sekolah-sekolah juga banyak terjadi penyimpangan. “Sesuai petunjuk dinas pendidikan nasional, pengadaan buku harus swakelola. Ini juga banyak terjadi penyimpangan, karena kenyataannya pengelolaannya banyak dilakukan oleh rekanan, tetapi dipertanggungjawabkan seolah-olah swakelola,” imbuhnya.

Hal ini memancing keprohatinan tersendiri bagi Panijo. Sebab, yang pertama kali menjadi korban kasus tersebut adalah kepala sekolah. “Kalau hal ini tidak diarahkan, para kepala sekolah banyak yang akan masuk penjara. Karena kepala sekolah secara formal yang bertanggungjawab dan mereka akan ditekan. Padahal kepala sekolah itu hanya tahu mendidik, dan dia bukan pengelola keuangan. Para kepala sekolah itu tidak tahu cara pengelolaan anggaran,'' jelasnya.

Selain masalah pengadaan buku, masih banyak masalah lain yang dianggap koruptif dalam pengadaan barang dan jasa. Di DIJ, untuk 2009 saja ada lima laporan yang masuk ke ORI Jateng-DIJ mengenai penyimpangan pengadaan barang dan jasa oleh pemerintah daerah. Salah satunya adalah masalah Pengadaan alat praktik dan peraga siswa BPLT Jogja TA 2008.

Dalam kasus ini, panitia lelang menetapkan biaya pendaftaran per paket sebesar Rp 150 ribu. Padahal sesuai Keppres 80/2003, rekanan hanya boleh dibebani untuk biaya penggandaan dokumen saja. Namun pada kenyataannya panitia tetap bersikukuh menarik biaya pendaftaran Rp 150 ribu karena sudah menjadi ketetapan dan tak bisa diubah. Akhirnya panitia mendapat teguran, dan pungutan tersebut dikembalikan.

Selain itu, ada juga kasus penyimpangan pengadaan barang dan jasa sound system dan pemasangannya di lingkungan Pemerintah Provinsi DIJ, anggaran belanja biro umum sekda Provinsi DIJ TA 2004. Kasus ini terkait penawaran salah satu peserta lelang yang dianggap tak memenuhi persyaratan administrasi karena jaminan penawaran asli tidak dilengkapi cap perusahaan. Namun masalah ini juga tak jelas ujungnya. “Tahun ini di DIJ ada lima laporan penyimpangan. Dua diantaranya terjadi di lingkungan akademik,” tutur Asisten ORI Perwakilan Jateng-DIJ Muhajirin, SH, MKM.

Dosen Fakultas Hukum Universitas Atmajaya J. Widijantoro mengatakan, tidak mudah mengubah praktik-praktik yang sudah sedemikian koruptif . Meskipun sudah ada regulasi dan beberapa dilakukan perubahan tetapi hasilnya tidak signifikan. “Sebenarnya paling banyak penyimpangan adalah dalam masalah tender, kasusnya mencapai 70-80 persen. Tipologinya adalah banyak persekongkolan. Ini tipe-tipe korupsi di Indonesia. Apalagi saat ini kalangan sipil pun banyak yang menjadi aktor koruptif,” ujarnya.

Yang penting, kata dia, dalam pengadaan barang dan jasa hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip good governance. Antara lain, partisipasi masyarakat untuk berani mengemukakan adanya penyimpangan, transparansi, peduli pada stake holder, kesetaraan dan efektivitas dan efeisiensi. “Yang terjadi saat ini masyarakat memilih bungkam karena tak mau dijadikan saksi atas pelaporannya,” tandasnya menyayangkan.

Sumber : http://www.ombudsman.go.id/index.php/berita/items/pengadaan-barang-dan-jasa-rawan-penyimpangan.html





SocialTwist Tell-a-Friend

Selengkapnya.....