Ini Kota Perdagangan dan Jasa, Bung

Sebagaimana yang telah dinyatakan dalam visi Kota Balikpapan yang mencantumkan cita-cita kota ini menjadi kota jasa dan perdagangan, ini adalah merupakan dasar bagi semua pemangku kepentingan untuk menjalankan dan menghidupi kota ini. Sebut saja plaza dan mall yang telah berdiri seperti Balikpapan Plaza, Rapak Plaza, yang kemudian disusul dengan mall fantasi, Balikpapan Super Blok, Plaza Kebun Sayur dan Balcony Balikpapan. Adalah bukti implementasi dari cita-cita tersebut. Gerak jasa perdagangan ini terus pula bertambah dengan berdirinya superstore seperti Gajahmada Departement Store, Yova Supermarket, Makro (Lotte) Supermarket. Plus.. beberapa mini market seperti Maxim yang berdiri di beberapa titik di Balikpapan, Mini Market Seven dan mini market - mini market lainnya.
Balikpapan juga dikelilingi hotel-hotel yang dari waktu ke waktu jumlahnya terus tumbuh. Dalam perhitungan bisnis nampaknya penanam modal yakin adanya ekspektasi dari perhitungan tingkat kunjungan dan tingkat hunian (okupansi) yang dipresentasikan menguntungkan dapat menjadi dasar berdirinya begitu banyak hotel-hotel berbintang di Balikpapan.
Selain daripada itu ada banyak event MICE (meeting, incintive, conference dan exhibition) yang secara regular maupun yang diputuskan secara nasional untuk diadakan di Balikpapan. Sebut saja event Hari Nusantara 2010 yang baru saja sukses diadakan di Balikpapan dan beberapa gelar exhibiton bertaraf nasional lainnya adalah salah satu bentuk event MICE yang juga digelar di Balikpapan.
Walaupun Kota Balikpapan bukanlah ibukota propinsi Kalimantan Timur, namun keberadaan bandara internasional yang masih memiliki rencana perluasan, pelabuhan laut dan jalur arteri antar propinsi yang menghubungkan ibukota Kalimantan Timur dengan propinsi Kalimantan Selatan turut membuktikan kota ini merupakan kota transit yang menjadikan jumlah penduduk kota ini berbeda jumlahnya secara signifikan antara siang dan malam hari.
Pada tahun 2008, Balikpapan mendapatkan begitu banyak tambahan fasilitas umum seperti sarana oleh raga DOME, squash, tennis, lapangan tembak, dayung dan memiliki 2 lapangan bola yang siap dipakai untuk menggelar event nasional.
Kebun Raya Balikpapan, pengelolaan mangrove dan teluk Balikpapan, kebijakan nol eksplorasi di bidang tambang batu bara adalah parameter yang saat ini sudah menjadi prestasi tersendiri bagi kota ini ditengah gegap gempita industri perminyakan yang menjadi penyumbang terbesar PDRB kota yang oleh masyarakat diakui sebagai ibukota Kalimantan ini dan menetapkan rasio pembangunan 52:48 untuk lahan terbuka hijau bagi kotanya.
Singkatnya semua fasilitas diatas adalah bukti visi kota yang membumi, mendasarkan pada realitas yang memang mengandalkan sector jasa sebagai penggerak utama pembangunan kota. Bisnis sector jasa ini tentu saja menciptakan persaingan yang diharapkan secara sehat dapat berkompetitif untuk bersatu padu membesarkan kota yang dipilih menjadi “markas” bagi Kodam VI Mulawarman, Polda Kaltim, Divisi Regional VI PT. Telkom Kalimantan, PT. PLN Wilayah Kalimantan Timur dan Pertamina Unit Pengolahan dan sebagai kota yang terkenal dengan ketertiban, kebersihan dan kenyamanannya.
Balikpapan memang bukan kampung besar, bukan desa besar dan bukan taman raksasa. Ini adalah kota besar yang berada di Provinsi Kalimantan Timur yang oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal telah ditetapkan sebagai daerah yang termasuk kedalam Regional Champion. Ini adalah kota dengan persaingan tinggi untuk dapat menikmati kue dari kultur masyarakatnya yang heterogen, masyarakat dengan tingkat penggunaan bahasa Indonesia tertinggi se Indonesia untuk percakapan sehari hari. Karena itu harus dipahami bahwa kota ini merupakan kota tujuan wisata jasa perdagangan dan pariwisata dari begitu banyak orang yang jelas-jelas bukanlah warga Balikpapan.
Sebagai salah satu kota di wilayah Regional Champion, Balikpapan tentu menyumbang aktivitas investasi nasional melalui indikator kesiapan investasi seperti indikator ekonomi, proyek investasi yang ditawarkan, kesiapan perangkat daerah untuk memberikan iklim investasi yang kondusif, ketersediaan sumber daya manuasia dan sumber daya alam, dan dukungan saran prasarana.

Adalah kurang tepat bila sebuah mall yang karena cara pengelolaannya dari manajemennya membuat tingkat kunjungan masyarakat dan tingkat transaksi di tenantnya begitu rendah, kemudian sudah dapat disimpulkan sebagai suatu indicator kejenuhan bisnis di bidang ini. Tidak tepat karena justru tenant serupa mampu survive dan sukses ketika berada di pusat perbelanjaan yang berbeda. Tidak tepat karena justru mall sial itu berada dekat dengan pusat perbelanjaan lain dan dikelola oleh manajemen yang berbeda pula tetap memiliki tingkat kunjungan yang tinggi dan baik-baik saja. Dan sungguh sangat ironi karena justru mall tersebut berada di tengah-tengah pemukiman…yang elit.
Sebuah lansekap dari kota yang tertuang dalam rencana tata ruang tentulah sudah melalui pembahasan dan diskusi panjang yang melibatkan begitu banyak stake holder, sehingga cita-cita kota ini sejalan dengan hati nurani masyarakatnya. Karena itu konsistensi itu haruslah berujung pada kualitas pembangunan, bukan kuantitas pembangunan. Jika sebuah lahan terbangun, hendaklah terbangun dengan kualitas yang bagus. Jika sebuah lahan dinyatakan lahan terbuka hijau, hendaklah hijau dengan kualitas bagus. Dan itu semua tentu berbicara total investasi. Lahan terbangun perlu ketersediaan investasi, Lahan terbuka hijau juga memerlukan ketersediaan investasi. Ongkos yang harus dikeluarkan kota untuk sebuah lahan yang dirubah peruntukannya adalah beban dari kota yang harus ditanggung oleh masyarakatnya.
Bekas Rumah Sakit Umum yang lalu berubah menjadi PUSKIB dan terakhir “diratakan” untuk sebuah rencana supermall bukanlah perubahan lahan. Tetapi itu adalah peningkatan kualitas lahan terbangun. Ini adalah lahan yang harus menghidupi dirinya sendiri.
Justru sangat tidak tepat bila hanya karena sebuah foto hasil pencitraan satelit yang direkayasa dengan warna hijau dengan skala yang tidak jelas sudah dapat disimpulkan perluanya perubahan lahan yang akhirnya justru membebani kocek kota Balikpapan karena alasan pemeliharaannya.
Masyarakat kota Balikpapan sudah terkenal dengan “kecerdasannya” dengan mudah bisa saja memahami bahwa ada sesuatu hal yang terselip didalamnya dan itu berupa praduga perbedaan kepentingan terhadap ide perubahan lahan yang digembar-gemborkan oleh beberapa pihak yang bila dilihat dari basicnya justru seharusnya merupakan komponen penyokong visi Kota Balikpapan.
Bicara paru-paru kota, sudah menjadi issue lama dari adanya keluhan pihak pengelola bandara Sepinggan terhadap asap pembakaran batu bara yang explotatif dalam mendagradsi lahan dan sumber bahan bakarnya. Toh bertahun-tahun kita menyaksikan itu dengan termangu dari balik jendela pesawat yang membawa kita naik turun di kota Balikpapan sambil terus berpikir bagaimana kita harus tetap bisa punya uang untuk membeli batu bata sebagai bahan bangunan dan terus membangun rumah-rumah kita, yang didirikan diatas lahan-lahan yang kita rubah peruntukannya. Kenapa kerusakan lahan seperti itu justru terhapuskan begitu saja dibandingkan dengan isu peningkatan kualitas lahan terbangun yang justru dari dulu sudah dari sononya terbangun?
Hijau ala google itu tidaklah signifikan mengkontribusi kualitas lingkungan kota. Justru karena data yang tidak jelas yang disajikan ke masyarakat untuk kepentingan apa sebenarnya sehingga perlu mewarnai peta seperti itu. Lapangan Voni, lapangan Merdeka, Taman Bekapai, Simpang Monumen Adipura, Taman Monpera semua adalah “alun-alun” bagi masyarakat Kota Balikpapan. Dan semua itu adalah beban masyarakat Balikpapan untuk memeliharanya.
Mempertahankan yang hijau tetap hijau, meningkatkan yang terbangun menjadi lebih berkualitas adalah tanggung jawab kita bersama. Merubah yang hijau menjadi terbangun, merubah yang terbangun menjadi hijau tentu juga ada konsekwensinya. Merubah hijau menjadi terbangun itu “mencederai” komitment kita untuk ketersediaan paru-paru, merubah terbangun menjadi hijau itu meningkatkan kualitas paru-paru, namun “mencederai” komitment beban pemeliharaan sarana Publik. Meningkatkan kulitas lahan terbangun dan meningkatkan kualitas lahan terbuka hijau itu meningkatkan kesejahteraan.
Jika persoalannya adalah pengaruhnya pada kepadatan transportasi, haruslah dilihat dari kerangka yang menyeluruh terhadap kebijakan pengembangan transportasi… se Indonesia. Bukankah kita tidak pernah serius untuk menyempurnakan ketersediaan transportasi massal? Kita bahkan (mungkin) tidak punya konsep yang baik tentang pentingnya pedestrian. Tidak ada ruang yang cukup bagi pejalan kaki untuk mengajak masyarakat menjadi sadar pentingnya mengurangi emisi dari kendaraan bermotor yang menjadi biang kerok polusi dan meningkatnya suhu di lingkungannya dengan cara “meningkatkan kualitas jalan kaki”. Tampaknya kita justru terjebak dengan ide “satu kepala, satu kendaraan bermotor”. Sehingga isu kemacetan lalu lintas adalah pembenar dari ketidakmampuan kita dalam memahami maksud dari AMDAL Lalu Lintas.
Jika persoalannya adalah perlunya peningkatan kualitas lingkungan, tentu harus sudah ada kesimpulan awal yang menunjukkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan (air bawah tanah, sedimentasi, peningkatan suhu bumi) yang terjadi akibat adanya lahan terbangun yang ada di kawasan itu.
Oleh sebab itu meningkatkan kualitas lahan terbangun di eks PUSKIB adalah langkah yang sebenarnya baik bila conflict of interest di dalamnya dapat ditiadakan.
Tergantung kita, tetap dengan visi kota kita yang ada saat ini atau kita merubahnya. Sekarang.

Selengkapnya.....

Download Film Gratis

Dari beberapa alamat web yang saya dapat setelah browsing dengan google, ternyata Indowebster adalah alamat yang jadi rujukan saya untuk download film-film. khususnya Film Barat .
Ada beberapa trik dan syarat tersembunyi yang harus kita ikuti sebelum kita bisa mendownload file film yang nantinya akan kita tonton. Perlu sedikit "rasa ingin tahu" dengan beberapa istilah IT untuk memahaminya. Untuk beberapa file, terkadang kita juga harus menggabungkannya terlebuh dahulu menjadi satu file dengan tools seperti HJSplit ataupun FFSJ.
Setelah dapat film yang diinginkan, selanjutnya kita tentu perlu juga mendapatkan file text terjemahan yang biasanya tertera dibagian bawah film. Ada beberapa referensi. Dan ternyata www.subscene.com lah yang menjadi rujukan paling top untuk koleksi subtitle film-film yang akan kita download.
Sekali download, sebuah file film yang biasanya sebesar 400 hingga 800MB. Ini perlu waktu sekitar 2 jam untuk prosses download dengan kecepatan download 50-120kbps. Itupun saya harus menggunakan Internet Download Manager yang saya anggap paling handal untuk menghandle proses download.
Film sudah di download, subtitle sudah dapat. lantas yang tidak kalah penting adalah perangkat yang digunakan untuk "memutar film" hasil download itu. Secara kebetulan saya berkesempatan berkunjung ke negara sejuta inovatif : China. Dari sana akhirnya saya bisa mendapatkan Multimedia Player seharga 40 Yuan dengan merk Xungbo dari pabrikan Tongdaer type TH105S yang menjadi player setia untuk memutar film-film hasil download dari internet yang saya dapatkan. Perangkat ini jauh lebih murah dibandingkan perangkat sejenis yang dijual dan beredar di tanah air. Sebagai contoh sebuah perangkat Multimedia Player di Indonesia biasanya dijual seharga Rp.1.500.000,-. Lihat di web Bhinneka dan Glodokshop Bedanya, player yang saya beli ini kebetulan cuma tersedia dalam bahasa China !
Perangkat Tongdaer ini sudah dilengkapi dengan output HDMI untuk kualitas gambar yang sangat jernih. Saya memperolehnya sudah lengkap dengan kabel HDMInya. Tentunya untuk bisa menggunakannya juga diperlukan sebuah perangkat TV sebagai home entertainment yang sudah dilengkapi dengan input HDMI. Tetapi dengan output AV pun sebenarnya sudah cukup.
Lagipula bila belum ada multimedia player, cukuplah dengan menggunakan desktop komputer atau laptop sebagai playernya.
Hasilnya, banyak film - film bagus yang sudah bisa saya tonton tanpa harus hunting lagi ke toko-toko penjual VCD..
Setelah penasaran dengan "bagaimana cara download film-film secara gratis dari internet". Akhirnya berujung dengan keingintahuan apa itu Indowebster. Dan ternyata informasi itu saya peroleh dari Vivanews.

Selengkapnya.....

Arsip : Pelatihan Pengelolaan Pesisir Terpadu Di Mangrove Information Center (MIC) Bali

Dalam Kerangka
Pelaksanaan Program Penguatan Kapasitas Sumber Daya Manusia
Denpasar, 12 S/D 15 Januari 2004

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang : Kondisi Lapangan Bali

Sejak tahun 1927 Pemerintah Hindia Belanda telah menetapkan kawasan hutan di Bali menjadi hutan produksi dengan luas areal mencapai 1.392 Ha berdasarkan SK Gubernur Jenderal Hindia Belanda Nomor 28 tanggal 29 Mei 1927 yang dilanjutkan dengan pemancangan batas pada tahun 1934.

Setelah terjadi penggunaan kawasan di Benoa Bali sebagai areal pertambakan seluas +/- 306 Ha sejak tahun 1974, pemerintah selanjutnya mengembalikan fungsi kawasan tersebut menjadi Kawasan Hutan Lindung dan Taman Wisata berdasarkan SK Menhut No.095/Menhut-II/1988. Terakhir disempurnakan dengan SK Menhut No.544/Kpts-II/1993 tentang Tahura Ngurah Rai.

Dengan adanya kerusakan hutan mangrove sebagai akibat perubahan fungsi hutan yang berlebihan dan semakin parah dari tahun ke tahun, Departemen Kehutanan mengantisipasinya dengan memulai Proyek Pengembangan Pengelolaan Hutan mangrove Berkelanjutan yang dibantu oleh Japan International Cooperation Agency (JICA) pada tahun 1992-1999. Proyek ini menggali kemungkinan-kemungkinan investasi untuk mendukung aktivitas rehabilitasi dan pengelolaan hutan mangrove, dimana salah satunya berupa penanaman hutan mangrove seluas 253 Ha.

Untuk mendistribusikan teknik-teknik unggulan yang dikembangkan oleh proyek tersebut diatas kepada masyarakat, dirasa perlu adanya penguatan system penyuluhan dan peningkatan aktivitas pengelolaan hutan secara berkelanjutan yang diwujudkan dalam bentuk Proyek Pusat Informasi mangrove yang dimulai pada 15 Mei 2001 hingga 14 Mei 2004.

Saat ini luas hutan mangrove di Propinsi Bali meliputi +/- 7.034,07 Ha yang tersebar di 6 kabupaten dan +/- 1.373,05 Ha lahan mangrove di Denpasar pengelolaannya diserahkan kepada Tahura Ngurah Rai.

Selain itu pada tahun 1970, pemerintah meminta bantuan Centrale pour l’Equipement Touristique Outre-Mer (SCETO) untuk memberikan saran master plan dalam pengembangan pariwisata di Bali. Dimana kawasan yang direkomendasikan untuk pengembangan resort yang dapat meminimalisasi dampak dan pengaruh turisme terhadap kultur masyarakat Bali adalah kawasan Nusa Dua. (Nusa Dua – nama lokal yang diberikan masyarakat Bali untuk daerah pesisir di selatan Bukit Peninsula Bali, yang menggambarkan terdapatnya dua pulau kecil di pesisir tersebut)
Pada tahun 1973 berdasarkan Nusa Dua Master Plan yang dikeluarkan oleh Pasific Consultans International, pemerintah menugaskan Bali Tourism Development Corporation (BTDC) untuk melaksanakan rencana tersebut. Proyek terbesar di Bali tersebut akan mengelola infrastruktur di areal seluas 300 hektare yang meliputi areal pembibitan tanaman, ketenagalistrikan, instalasi pengolahan limbah cair yang terintegrasi dengan system penyediaan air yang dikelola secara modern, system irigasi dan drainase, jaringan telekomunikasi dan jalan raya.

Instalasi pengolahan limbah cair tersebut diatas dikenal dengan sebutan Nusa Dua Eco Lagoon, yang penataannya mampu mengkontribusi keindahan alam, turut melindungi habitat varietas mangrove yang terdapat dalam ekosistem pesisir dan tempat yang aman bagi persinggahan migrasi burung.

B. Gambaran Umum

Kecenderungan rusaknya ekosistem hutan tropis, menurunnya keanekaragaman hayati dan berkurangnya sumberdaya hutan kawasann DAS Teluk Balikpapan semakin meningkat. Hal ini karena adanya pemanfaatan ruang dikawasan teluk dan pesisir untuk berbagai kepentingan seperti pembangunan pusat-pusat perkotaan dan pelayanan masyarakat, bisnis industri dan usaha ekonomi lainnya yang terus bertambah.

Apabila kegiatan-kegiatan diatas dilakukan secara tidak rasional dan kurang memperhatikan aspek kelestarian, tidak berwawasan lingkungan dan tidak transparan, tidak dilakukan secara partisipatif, maka akan terjadi kerusakan dan pencemaran baik di daratan, aliran-aliran sungai, pesisir dan lautan di Teluk Balikpapan.

Berdasarkan konsep Pengelolaan Pesisir Terpadu / Integrated Costal Management (ICM) selanjutnya secara operasional kegiatan implementasi ini direalisasikan melalui kegiatan terpadu dalam penanganan isu di kawasan teluk terutama untuk kasus mangrove dan tambak yang terkait dengan isu lain seperti erosi sedimentasi, pencemaran, kebijakan dan kelembagaan yang dalam hal ini dilaksanakan oleh Kelompok Kerja Terpadu.

C. Tujuan dan Sasaran

Tujuan pelatihan dilaksanakan dalam rangka :
1. Tukar pengalaman tentang pelaksanaan pengelolaan hutan mangrove dan pesisir dengan Propinsi Bali dan kendala-kendala yang dihadapi.
2. Menjaring masukan dari daerah Bali tentang system penataan hutan bakau dan pesisir yang dilakukan.
3. Mengenal dan mengetahui proses perencanaan dan program pengelolaan mangrove dan pesisir.

Sasaran pelatihan :
Sasaran yang ingin dicapai dalam pelaksanaan pelatihan adalah terselenggaranya pengelolaan mangrove yang terarah, partisipatif dan terpadu berdasarkan konsep dan strategi yang berkelanjutan.



BAB II
PROSES PELATIHAN

A. Hasil Kunjungan Lapangan

Dalam Pembahasan Materi dan hasil pengamatan selama proses pelatihan sepenuhnya didasarkan pada kenyataan lapangan di Bali. Dalam hal ini terdapat beberapa hasil-hasil sebagai berikut :

a. Kawasan Mangrove

Jika pada tahun 1992-1999 proyek ini berorientasi pada teknis-teknis penanaman, penyulaman dan rehabilitasi mangrove. Pada tahun 2001-2004 Pusat Informasi Mangrove diperkuat secara kelembagaan dalam hal kemampuan untuk melaksanakan aktivitas yang akan memberikan kontribusi bagi promosi untuk pengelolaan ekosistem hutan mangrove yang berkelanjutan. Atau dengan kata lain peningkatan proses penyadaran masyarakat terhadap pentingnya hutan mangrove. Untuk mencapai tujuan itu, MIC membentuk beberapa seksi, yaitu : Seksi Perencanaan, manajemen, Pelatihan, Penyuluhan, Ekowisata, Penelitian dan informasi, Pendidikan Lingkungan dan Persemaian. Saat ini area persemaian (Nursery) yang dimiliki seluas 7.700 m3.

Pengelolaan Hutan Mangrove di Bali selama ini disokong pendanaannya oleh Pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) sejak tahun 1992 dan oleh Pemerintah Indonesia melalui Departemen Kehutanan. Sedangkan dukungan dari Pemerintah Propinsi Bali bersifat non financial. Cepatnya upaya pemulihan yang dilakukan di Bali terutama didukung pula oleh budaya masyarakat Bali yang memiliki instrument hukum adat yang disebut “awig-awig”, selain itu masyarakat telah terbiasa untuk mencari penghidupan dari unsur pariwisata yang menjadi sumber devisa paling tinggi bagi Propinsi Bali, sehingga habitat mangrove hanya sedikit mengalami gangguan tangan manusia.

Penggalangan, pembelajaran tentang lingkungan hidup mangrove dilakukan dengan pola partisipasi, yaitu penyemaian bibit mangrove oleh pihak-pihak pemangku kepentingan, pendidikan melalui sekolah-sekolah dan pembukaan akses ke hutan mangrove melalui pendekatan ekowisata.

Dengan luas areal yang dikelola 253 Ha, hutan rehabilitasi mangrove ini dilengkapi pula dengan jembatan kayu (trail) sepanjang 1,5 kilometer, 4 buah pondok peristirahatan (hut) dan 1 unit floating deck yang berfungsi sebagai tempat pengamatan terhadap makhluk lumpur dan tanaman mangrove berdasarkan pola pasang naik dan pasang surut air permukaan.
Jembatan kayu yang ada sangat memudahkan dalam pengawasan maupun untuk keperluan pengamatan habitat botani maupun hewani. Penelitian secara cermat telah menetapkan bahwa setidaknya jenis-jenis hewan yang ditemukan hidup dikawasan ini adalah kepiting (17 jenis), Reptil Biawak, Kerang, Burung dari jenis Whrimbel, Kuntul, Pacific Golden Plover, Trinil, Dara Laut maupun Tekukur. Selain itu tentunya jenis-jenis mangrove yang ada dicatat dan didata seluruhnya terdapat 13 jenis mangrove mayor dan 9 jenis mangrove minor, untuk memudahkan pengamatan dan penelitian.

Didalam area hutan mangrove ini penduduk masih bisa melakukan kegiatan ekonomi, diantaranya adalah budidaya kerang yang dilakukan disela-sela tanaman mangrove, maupun penangkapan ikan di alur-alur sungai yang ada. Seluruh kegiatan masyarakat tersebut dilakukan hanya atas perjanjian lisan dan tidak dikenakan beban biaya apapun kecuali komitmen yang dibangun secara bersama-sama. Pengenaan sangsi terhadap pelanggaran cukup melalui desa adat yang memiliki instrument hukum “awig-awig”.

Hal menarik lainnya adalah terdapatnya jenis Mangrove yang bersifat toxic. Jenis mangrove ini dengan nama local Buta Buta dapat tumbuh didaerah tropis khatulistiwa dan berada pada lahan yang cenderung kering basah. Berkembangnya suatu pemikiran untuk membudidayakan jenis mangrove Buta Buta ini untuk menjadi buffer bagi jenis-jenis mangrove lain guna melindungi dan memberikan kesempatan tumbuh bagi mangrove lain dari gangguan manusia merupakan ide yang patut dipertimbangkan.

Permasalahan yang timbul dalam pengelolaan kawasan ini adalah alur-alur sungai yang memiliki hulu berada ditengah pemukiman penduduk kota. Kebiasaan penduduk (seperti di banyak kota lainnya di Indonesia) adalah membuang sampah ke sungai-sungai menyebabkan terjadinya konsentrasi sampah yang cukup besar di hilir sungai yang berada di tengah hutan mangrove. Efek negative akibat sampah yang sebagian besar bersifat non degradable ini adalah terjadinya penumpukan pada ujung-ujung akar seperti Sonnetaria alba yang berpengaruh pada terhambatnya supply udara melalui akar-akarnya yang berbentuk pensil. Jika terjadi secara terus menerus akan menghambat pertumbuhan pohon dan lambat laun akan mematikannya. Adapun efek positif yang mungkin timbul dengan adanya tanaman bakau adalah terhambatnya laju aliran sampah ke laut dan pesisir akibat tersangkutnya sampah-sampah tersebut pada akar-akar mangrove. Sehingga penanganan sampahpun dapat dikonsentrasikan hanya di daerah aliran sungai yang melalui hutan mangrove tersebut.

Kawasan mangrove yang telah dikembangkan selama lebih dari 10 tahun ini memang belum memasuki tahap komersil. Namun penataannya menunjukkan kesiapan sebagai salah satu obyek tujuan wisata yang didukung dengan telah berkembangnya Pulau Bali sebagai daerah tujuan wisata baik domestic maupun internasional.

b. Instalasi Pengolahan Limbah

Instalasi pengolahan air limbah domestic yang dikelola Bali Tourism Development Corporation (BTDC) ini adalah instalasi yang menangani seluruh limbah cair yang disalurkan dari Resor-resor, Villa, Spa, Apartement, Hotel, restaurant, swimming pool, Shopping Center dan Lapangan Golf yang dikelola secara terpadu dalam areal Nusa Dua. Kawasan ini tidak memperkenankan adanya pengelolaan secara independent terhadap segala bentuk limbah cair. Sehingga tugas tersebut hanya ditangani oleh BTDC yang menyiapkan seluruh jaringan bawah tanah guna pengumpulan limbah, pengolahan dan pendistribusian kembali seluruh keperluan air baku guna penyiraman tanaman, keperluan lapangan golf dan lain-lain yang ada di kawasan Nusa Dua. Konsep penanganan yang ramah lingkungan pada kolam air limbah selanjutnya disebut eco-lagoon. Yang mengindikasikan tingginya kualitas lingkungan hidup yang dapat diselenggarakan oleh instalasi ini. Pada kolam pengolahan air limbah terakhir dapat dipadukan dengan wisata pemancingan dan wisata alam. Dimana saat ini banyak terdapat populasi burung-burung yang menjadikan kawasan ini sebagai tempat peristirahatan selama perjalanan migrasi burung-burung tersebut.

Kebutuhan air bersih untuk semua fasilitas fisik dipenuhi dari PDAM. Pertimbangan tidak diperkenankannya pembuatan sumur bor oleh hotel-hotel di Bali karena hal tersebut akan mempengaruhi volume air bersih bagi masyarakat. Hotel tentunya membutuhkan air bersih dalam jumlah banyak, sehingga masyarakat sekitar pasti akan terkalahkan dan terjadi kelangkaan air bersih bagi masyarakat.Karena itu Hotel-hotel di Nusa Dua Bali harus menggunakan air PDAM yang bersumber dari sungai.

Daerah lain yang menjadi obyek kunjungan adalah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) limbah padat yang menggunakan area berdampingan dengan kawasan hutan bakau Benoa. Luas area TPA ini pada awalnya kurang lebih 30 Ha, saat ini telah terjadi peluasan areal menjadi 50 Ha. Lahan yang digunakan adalah lahan potensial habitat mangrove, namun demikian kebijakan pemerintah Propinsi Bali telah menjadi ketetapan dalam pemanfaatan kawasan ini.

c. Kawasan Reklamasi

Daerah yang menjadi tujuan kunjungan lapangan berikutnya adalah Pulau Serangan yang pada tahun 1996 direklamasi oleh BTDC dan terhenti sejak 1997 karena krisis ekonomi.
Kegiatan reklamasi yang meliputi ratusan hektar ini ternyata tidak disertai kajian lingkungan yang mendalam, sehingga menimbulkan beberapa dampak negative diantaranya :

1. Rusak dan hilangnya ekosistem rumput laut dan habitat penyu yang ada di pesisir Pulau Serangan.
2. Rusaknya terumbu karang akibat proses reklamasi yang menggunakan material urugan berasal dari pasir laut.
3. Terjadinya efek abrasi terhadap Pantai Sanur yang potensi ekonomi kepariwisataannya lebih besar.
4. Tidak adanya sumber kegiatan ekonomi bagi penduduk desa Serangan karena lahan hasil reklamasi yang tidak cocok untuk pertanian. Selain itu daerah tersebut tidak menjadi daerah tujuan wisata, sehingga kegiatan perekonomian masyarakat di bidang UKM tidak berkembang. Satu-satunya mata pencaharian masyarakat setempat adalah menjadi nelayan di laut lepas Selatan Bali yang berombak besar.

Dampak besar dari kegiatan reklamasi ini menimbulkan kemarahan masyarakat Bali yang berujung pada berlakunya hukum adat kepada pemerintah masa itu yang dipimpin oleh Gubernur Ida Bagus Oka. Dimana pada masa akhir hayatnya, beliau tidak diterima oleh masyarakat Bali dan jasadnya tidak boleh dikebumikan di Pulau Bali.

Selanjutnya upaya Pemerintah Bali yang telah dilakukan untuk mengatasi dampak negative kegiatan reklamasi tersebut antara lain :

1. Mengupayakan kerjasama dengan tenaga ahli di bidang lingkungan melalui Bapedal Bali walaupun terkendala dengan minimnya pendanaan.
2. Membangun grow-in pada sisi kiri-kanan daerah reklamasi dengan maksud mengiliminir laju abrasi akibat perubahan pola arus dan gelombang yang menghantam Pantai Sanur. Selain itu di Pantai Sanur pun dilakukan pula pembangunan grow-in.

Obyek wisata Pantai Sanur, yang menjadi tujuan kunjungan lapangan berikutnya, memiliki karakterisitk unik. Yaitu terdapatnya dua pasir pantai yang berbeda. Pasir hitam menunjukkan adanya proses sedimentasi pesisir yang berasal dari daratan dalam jumlah yang besar. Dimana sungai besar yang membawa pasir dari letusan gunung Api Agung yang kaya besi dan berwarna hitam, mengalir hingga ke Pantai Sanur.
Sedangkan disisi lain Pantai Sanur terdapat pasir putih yang berasal dari hancuran terumbu karang yang terbawa arus gelombang laut. Hal ini menunjukkan bahwa proses asal laut sangat dominan sehingga sedimen asal laut lebih banyak dan berwarna putih.
Untuk mencapai wilayah pasir putih, dapat ditempuh dengan berjalan kaki sepanjang tepi pantai yang telah difasilitasi sarana pejalan kaki yang menggunakan cone block. Sehingga sesuai hakekatnya maka daerah ini menjadi sarana public yang bebas biaya/gratis.

Sanur yang pada awalnya merupakan desa nelayan mengalami perubahan kultur masyarakat menjadi masyarakat pariwisata. Perahu-perahu yang dahulunya berfungsi sebagai transportasi penangkap ikan berubah menjadi perahu hias dan disewakan untuk keperluan turisme. Selain itu di Pantai yang hingga saat ini terdapat 8 desa disekitar Sanur dan semuanya merupakan desa adat, kini telah pula dilengkapi dengan sarana olahraga dayung menggunakan perahu-perahu dayung yang terbuat dari fiberglass. Perahu tersebut dapat disewa dari penduduk-penduduk setempat.

Di Bali Beach Hotel, yang merupakan bangunan pertama di Bali yang melanggar aturan adat larangan tinggi bangunan melebihi tinggi pohon kelapa, penanganan limbah cair telah disempurnakan dengan membuat saluran pembuangan dan tangki pengolahan. Pantainya telah pula dilengkapi dengan grow-in untuk mencegah abrasi pantai yang terus berlangsung.
Walaupun tidak berhubungan nampaknya masyarakat Bali percaya bahwa gempa yang merusakkan bangunan Bali Beach Hotel beberapa tahun lalu, merupakan pertanda yang diyakini perlunya keseimbangan alam dalam memaduserasikan bangunan-bangunan dengan lingkungan sekitarnya di Pulau Bali.

B. Hasil Pemaparan dan Diskusi

Prof. Dr. Ir. Dietriech G. Bengen dalam pemaparannya menjelaskan arti penting Pesisir Indonesia yaitu :

1. Sekitar 30% Hutan mangrove dan Terumbu Karang Dunia ada di Indonesia.
2. Sekitar 85% SD Ikan berasal dari Perairan pesisir.
3. Sekitar 60% Penduduk Indonesia hidup di wilayah Pesisir
4. Sekitar 42 kota dan 181 Kab. Terletak di wilayah Pesisir
5. Kontribusi sektor kelautan terhadap PDB nasional sekitar 20,5%
6. Sektor kelautan menyerap lebih dari 16 juta tenaga kerja secara langsung.

Sedangkan dimensi ekologis pesisir adalah :

1. Sebagai sumber Daya Alam (sumber daya ikan, Mangrove, Terumbu Karang dll)
2. Penyedian jasa-jasa pendukung kehidupan (sumber aiar besih, tempat budidaya
3. Penyediaan jasa-jasa kenyamanan (Tempat rekreasi, Pengembangan Pariwisata)
4. Penerima Limbah (Penampungan Limbah dari aktifitas dari darat dan laut).

Keterkaitan lahan atas (DAS) dan pesisir

1. Penghubung antara daratan di hulu dan wilayah pesisir
2. Penghantar bahan pencemar dari hulu ke pesisir
3. Dampak yang terjadi di hulu juga dirasakan di pesisir karena peran DAS.

Pentingnya Pengelolaan pesisir terpadu atau Pengelolaan Komprehensip

1. Perhatian mendalam dan menyeluruh SDA yang unik
2. Optimalisasi Pemanfaatan serbaaneka ekosistem dan SDA pesisir dan laut
3. Integrasi ekologis, social ekonomi dan budaya lainnya
4. Peningkatan pendekatan interdisiplin dan koordinasi antar sector dalam masalah pesisir.

Mengapa dibutuhkan pengelolaan pesisir terpadu

1. Untuk menjamin keberlanjutan pemanfatan sumber daya dan perlindungan lingkungan pesisir
2. Untuk meminimalisir dan meresolosi konflek beragam terhadap sumber daya pesisir
3. Untuk meningkatakan koordinasi lintas sektoral/ bidang dalam perencanaan dan pengelaolan
4. Untuk mengedepankan kebijakan fungsional
5. Untuk mereduksi resiko terhadap masayarakat terhadap ekosistem
6. Untuk menciptakan investasi lingkungan.

Isue-Isue utama Pengelolaan Pesisir

1. Kurangnya pengetahuan dann pemahaman tentang sumber daya pesisr dan proses-proses yang terkait dengan keberadaannya
2. Undervaluasi sumber daya pesisir dan laut
3. Lemahnya pemberdayaan masyarakat pesisir dan penguna sumber daya pesisir dan laut
4. Kurang jelasnya kewenangan legal dan kerangka kerja perencanaan ICM.
5. Lemahnya kapasitas kelembagaan untuk ICM
6. Kurangnya keterpaduan antar program.

Pengembangan Terumbu Buatan

1. Pada dasarnya adalah habitat baru dalam ruang laut dan penyediaan lapisan substrat bagi kawasan makanan ikan, krustasea dan moluska.
2. Terumbu buatan adalah struktur atau kerangka yang sengaja dipasangkan ke dalam laut yang ditujukan sebagai tempat perlindungan dan habitat bagi organisme laut atau sebagai pelindung pantai.
Beberapa model terumbu buatan yang direkomendasikan antara lain :

1. Modul Terumbu Bambu, 3 bulan efektif habitat dapat segera tumbuh namun bahan cepat rapuh.
2. Modul Terumbu Ban, 6 bulan efektif akan menjadi habitat ikan. Sangat sesuai untuk lokasi yang terlindung dari angin dan arus laut yang lemah.
3. Modul Hong Concrete (beton), 1 tahun efektif berperan dalam pengumpul ikan, penumbuh terumbu dan pelindung pantai. Sangat sesuai dengan lokasi yang terbuka dan arus laut kuat. Dimana 1 unit concrete terumbu memiliki bobot 5 ton.

Ada 4 prinsip dalam konservasi mangrove yang harus diketahui :

1. pola Wanamina Empang parit : dipinggiran air dan ditengah mangrove, mempunyai kelemahan karena pintu air satu maka semua daun-daun terkumpul dan mempengaruhi empang (20% empang dan 40% mangrove)
2. Pola 1 yang disempurnakan : ada dua pintu air, satu untuk air empang dan satu untuk mangrove, sehingga tidak terjadi komunikasi air mangrove dan empang, sehingga saat terjadi perubahan musim, kedua pintu dapat diatur (kapan dibuka dan ditutup).
3. Pola Komplangan ; Empang dan Mangrove dipisah tetapi air tetap dihubungkan dengan porsi 20 dan 80 persen. Investasi model ini lebih mahal dan hasilnya lebih sedikit. Karena itu pilih 2 sangat baik karena investasi murah dengan hasil yang baik.

Untuk daerah pertambakan jika daerah tidak ada mangrove maka digunakan fungsi sempadan (300 meter). Khusus di Jakarta ada dua masalah : sampah dan masyarkat komersial. Masalah masyarakat dengan pendekatan diskusi dengan masyarakat hingga masyarakat sadar bahwa daerah mereka perlu bakau. Untuk menahan ombak dibangun apo untuk memecah gelombang. Apo bersayap sehingga berfungsi juga sebagai grow-in. Dibelakang apo dibangun buis yang berisi bakau.

Selengkapnya.....

Perjalanan mengikuti The 7th CHINA-ASEAN Expo di Nanning, Guangxi - China

a) Latar Belakang

Kegiatan eksport dan import baik yang bersumber dari produk industri, hasil hutan maupun hasil tambang lainnya yang dilaksanakan melalui Kota Balikpapan serta perkembangan investasi industri, jasa dan pariwisata masih menunjukkan trend yang fluktiatif.
Sejak awal disadari bahwa dalam jangka panjang Balikpapan tidak dapat sepenuhnya bergantung kepada Industri Migas, karena merupakan Sumber Daya Alam yang tidak terbaharui (non renewable). kita harus mencari alternatif sebagai basis ekonomi yang baru untuk jangka panjang yaitu Sektor Industri Non Migas yang mengolah bahan baku menjadi bahan setengah jadi atau bahan jadi (manufacture) yang berbasis pada bahan baku lokal (local resource base).
Sehingga situasi fluktiatif dari kinerja eksport yang demikian serta kebutuhan akan munculnya investasi-investasi pada basis ekonomi yang baru dengan mengembangkan kawasan industri khususnya Kawasan Industri Kariangau merupakan permasalahan yang harus dicermati sehingga dapat dipastikan Kota Balikpapan masih membutuhkan banyak sekali investasi untuk membiayai kelangsungan pembangunan di segala bidang.

b) Gambaran Umum

Kegiatan China – ASEAN Expo (CAEXPO) yang merupakan pameran tahunan bertaraf internasional diselenggarakan sejak tahun 2004 dan merupakan hasil kesepakatan pada KTT China-ASEAN ke-7 pada bulan Oktober 2003 di Bali dalam kerangka kerja perdagangan ekonomi China-ASEAN Free Trade Area (CAFTA) yang saling menguntungkan bagi 10 (sepuluh) negara ASEAN plus China. Tahun ini diadakan bersamaan dengan Pertemuan Tingkat Tinggi China – ASEAN yang ditujukan untuk perdagangan komoditas, negosiasi investasi dan jasa. Diselenggarakan pada tanggal 20 – 24 Oktober 2010 di The Nanning International Convention and Exhibition Center, Nanning Guangxi, RRC. Propinsi ini merupakan pintu gerbang dengan negara-negara ASEAN karena berbatasan langsung dengan Asia, khususnya Vietnam. Sehingga kegiatan ini dipandang dapat menjadi sarana yang tepat sebagai media promosi untuk menggerakkan investasi sebagai maksud tersebut diatas.

c) Tujuan dan Sasaran

Adapun maksud dan tujuan dari dilakukannya perjalanan ke Nanning, China adalah dalam rangka tindak lanjut atas undangan partisipasi dari Badan Pengembangan Ekspor Nasional Departemen Perdagangan Pada China ASEAN Expo VII (CAEXPO VII) 20-24 Oktober 2010 Di Nanning Guangxi, China. Sehingga Kota Balikpapan memprogramkan untuk mempromosikan produk/jasa unggulan industri, perdagangan pariwisata serta peluang investasi penanaman modal daerah Kota Balikpapan melalui ajang The 7th China ASEAN EXPO (CAEXPO VII). Sekaligus melaksanakan study komparatif pengembangan kawasan industri yang telah berkembang di Nanning, Guangxi, China.
Sedangkan tujuannya adalah dalam rangka meraih investasi dan membuka peluang ekspor dan memberikan kesempatan terhadap produk/jasa pengusaha Kota Balikpapan untuk diperkenalkan ke mancanegara serta dalam upaya memperkenalkan potensi dan wisata daerah.

d) Perjalanan ke Nanning

Nanning merupakan Ibukota Propinsi Guangxi. Kota terbersih di China dengan penduduk lebih dari 7 juta jiwa ini memang tidaklah setenar Beijing atau Shanghai tetapi merupakan pusat bisnis dan industri yang terus berkembang, yang berperan penting dalam perkembangan ekonomi di kawasan China Selatan. Sebagai pusat bisnis, Nanning memiliki Nanning International Convention and Exhibition Center yang megah. Dengan gedung berbentuk bunga sepatu dengan luas 99.122 meter persegi ini, menjadikan Nanning sebagai tuan rumah tetap bagi penyelenggaran pameran tahunan China-ASEAN Expo. Ini adalah pameran bisnis terbesar yang diikuti perusahaan dari 10 negara anggota ASEAN dan China. Selain itu, Nanning juga menjadi penyelenggara China-ASEAN Business and Investment Summit yang ketujuh. Kontribusi dua perhelatan tersebut cukup signifikan bagi perkembangan Nanning. Banyak kontrak proyek investasi telah disepakati, baik oleh pengusaha lokal maupun dari ASEAN.
Walaupun berkembang menjadi pusat bisnis dan industri, Nanning tidak hanya dijejali gedung pencakar langit. Layaknya sebuah kota metropolitan, Nanning juga memiliki gedung-gedung pencakar langit. Saat ini, ada tujuh gedung dengan tinggi di atas 100 meter. Misalnya, Diwang International Commerce Center setinggi 276 meter yang merupakan gedung tertinggi ke-21 di China dan World Trade Commerce City setinggi 218 meter. Di samping jalan tol menuju bandara Nanning, lingkungan bukit-bukit di Nanning tampak hijau ditumbuhi oleh deretan pohon cemara. Sehingga Naning mendapat julukan Green City.
Lalu lintas di Kota Nanning cukup ramai tanpa kemacetan. Selain mobil, taksi, dan bus, moda transportasi yang cukup mendominasi jalanan adalah sepeda bertenaga listrik. Kota ini memiliki jalur pejalan kaki dengan lebar sekitar lima kali lipat trotoar di Jalan Sudirman, Balikpapan.
Sejumlah hotel berbintang lima juga terdapat di kota ini. Walaupun dirasa masih sedikit stafnya yang mampu berbahasa Inggris. Namun, Pemerintah Kota Nanning sangat total dalam melayani para tamu negara dan pebisnis yang datang ke tempat mereka. Untuk keperluan China-ASEAN Expo, ditempatkan pemandu dan koordinator yang menguasai bahasa dari masing-masing delegasi yang didukung dengan keberadaan universitas di Nanning yang memiliki program studi ASEAN dan bahasa negara-negara anggota ASEAN.
Kemakmuran Nanning terlihat dari belanja masyarakat yang terus meningkat. Data terbaru, pada tahun 2007, penjualan ritel barang konsumsi di Nanning mencapai 51,56 miliar yuan, atau meningkat 18,4% dibandingkan tahun 2006. Angka ini lebih tinggi 1,6% ketimbang rata-rata penjualan ritel nasional China.
Kemakmuran Nanning tidak terlepas dari status Propinsi Guangxi sebagai daerah otonom. Letak Nanning yang sangat strategis ikut menentukan nasib baik kota ini. Nanning berbatasan dengan Vietnam, berdekatan dengan kota industri Guangzhou, juga dekat dengan Hong Kong dan Makau, serta menghadap kawasan Asia Tenggara. Boleh dibilang, Nanning adalah pintu gerbang China ke kawasan Asia Tenggara.
Dalam Rencana Kerja Pemerintah Nanning pada tahun 2009, besar target untuk pengembangan Nanning di bidang ekonomi dan masyarakat meliputi: naik 13% dalam PDB, 18% pendapatan keuangan, 20% kenaikan dalam investasi aset tetap seluruh masyarakat, kenaikan 223% dalam output total seluruh industri; 18% kenaikan penjualan ritel barang konsumen sosial; penurunan sebesar 2% pada konsumsi energi yang digunakan untuk 10 ribu yuan PDB; penurunan sebesar 4% pada debit oksigen yang digunakan untuk kebutuhan bahan kimia dan nol peningkatan emisi belerang dioksida ; 25% kenaikan ekspor dan impor dan meningkat 15% dalam investasi asing langsung; naik 10% pada pendapatan bersih rata-rata per kapita penduduk pedesaan; sekitar 5% kenaikan tingkat total perumahan konsumsi harga; tambahan 60.000 pekerjaan di kota, kurang dari 4,5% dari tingkat pengangguran terdaftar di kota; pertumbuhan alami penduduk kurang dari 10 per seribu.

Di bidang pengembangan Proyek investasi Utama, pemerintah Nanning mencanangkan Proyek infrastruktur perkotaan dan pedesaan berupa :
1. Pengembangan Infrastruktur perkotaan
2. Pengembangan Infrastruktur Pedesaan

Di bidang project industry meliputi :
1. Kampanye dari seratus proyek industry
2. Komersialisasi dan pengembangan proyek perdagangan, dan
3. Proyek pengembangan Real estat

e) Penyelenggaraan Expo

China Asean Expo (Caexpo) ke-7 di Kota Nanning, Guang Xi, China, yang memiliki target transaksi melebihi capaian tahun lalu sebesar US$8,17 miliar dilaksanakan pada 19 hingga berakhir pada tanggal 24 Oktober 2010. Meliputi 15 gedung pamer (hall) dengan 3.360 stand di atas lahan 48.000 meter persegi. Sedangkan jumlah pengunjung dan peserta mencapai lebih dari 200.600 orang. Caexpo ini dilaksanakan setelah China melaksanakan Asean-China Free Trade Area (ACFTA) dengan tujuan Caexpo akan mempromosikan kerja sama Guangxi dengan Asean, sekaligus meningkatkan pertukaran dan kerja sama Guangxi dengan Asean di bidang politik, ekonomi dan budaya.
Pada tahun 2010 ini Sebelas kota yang dipilih sebagai kota persahabatan adalah Qingzhou (Guangxi, Tiongkok), Bandar Seri Begawan (Brunei Darussalam), Kampong Cham (Kamboja), Khammouan (Laos), Malaka (Malaysia), Mandalay (Myanmar), Zamboanga (Filipina), Singapura, Chiang Rai (Thailand), dan Da Lat (Vietnam). Indonesia yang menjadi Negara Kehormatan (Country of Honour) menempatkan Kota Solo sebagai CITY OF CHARM (Kota Persahabatan) dan dianggap layak mewakili wajah Indonesia untuk bersama-sama dengan 70 perusahaan Indonesia, terutama yang bergerak di bidang perdagangan, investasi dan jasa, mengikuti Pameran Dagang China- ASEAN (Caexpo) ketujuh yang dibuka Selasa sore di Zhijin Hall dan dihadiri oleh Wapres Boediono didampingi Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Menteri Perindustrian MS Hidayat, Menteri BUMN Mustafa Abubakar, serta perwakilan PT Pertamina dan PLN.
Seperti halnya Negara-negara ASEAN lainnya (Malaysia, Thailand, Myanmar, Singapura, Brunei Darussalam, Kamboja, Philipina, Vietnam, Laos dan Indonesia), Indonesia menempati Hall 15 Pavilion Commodity yang memiliki luas 3.360m2. Memamerkan antara lain berbagai hasil kreativitas kerajinan tangan dari berbagai daerah, barang tekstil, furnitur, sarang burung walet, hasil pertanian dan industri pariwisata. Sementara itu para peserta dari 10 negara anggota ASEAN plus China memamerkan hasil industri alas kaki, perhiasan bebatuan, barang mesin, alat pertanian serta hasil pertanian.
UKM Indonesia pada umumnya menampilkan produk kerajinan mulai dari pakaian, mebel, makanan/minuman olahan, aksesoris, dan ukiran. Sementara negara-negara anggota ASEAN lainnya dan tuan rumah, Cina berlomba-lomba menampilkan potensi mata dagangan dan investasi mereka, menampilkan produk-produk tradisional seperti barang-barang kerajinan (dari kayu, anyaman, bambu), barang pecah belah, seni ukir, sarang burung walet dan hasil bumi seperti kopi, kakao atau kopra.
Thailand, Malaysia, Vietnam dan Kamboja tampil masing-masing dengan anjungan (paviliun) tersendiri.Malaysia antara lain menampilkan berbagai produk industri farmasi, biofuel dari jarak, makanan kemasan dan juga kursus olahraga golf, sementara Thailand tampil dengan anjungan yang bertemakan "dapur dunia" (kitchen of the world) menampilkan produk agro industri, termasuk aneka ragam makanan kemasan, juga produk tenunan local.
Kamboja, antara lain menawarkan wilayah khusus ekonomi Sihanoukville - lingkungan moderen terpadu termasuk zona industri, pemukiman, perhotelan dan rekreasi. Salah satu stan Kamboja menampilkan produk minuman keras berupa whisky atau bir sangat digemari oleh warga di negeri yang pernah dijajah Perancis itu, sementara stan lainnya menawarkan program pendidikan master yang berafiliasi dengan Universitas Norton di Inggris.
Respons masyarakat China terhadap produk batik di Indonesia sangat tinggi, peluang kerjasama terutama keinginan dari pihak pembeli untuk menjadi agen produk batik, produk hasil pertanian seperti sarang burung walet dari Indonesia cukup banyak khususnya sarang burung wallet yang memiliki harga bersaing dengan Malaysia dan Thailand tetapi untuk menindaklanjuti perlu informasi lebih mendalam karena harus mengetahui dulu karakter calon mitra dagang tersebut
Disamping itu minat masyarakat China terhadap produk furnitur Indonesia tidak kalah dibandingkan dengan minat pembeli terhadap produk dari Myanmar dan Vietnam, walaupun harga jual produk dari Indonesia lebih mahal.
Kota Balikpapan sebagai salah satu kota peserta dari Indonesia selain Kota Malang, Kabupaten Bogor, Kota Cirebon, Kota Solo, Propinsi Papua Barat, Propinsi Nusa Tenggara Barat, Propinsi Sulawesi Barat, tampil mengisi booth bersama-sama perusahaan swasta nasional lainnya dengan dikoordinir oleh Badan Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan. Kota Balikpapan menempati booth Fashion seluas 3 x 3 m2 yang diisi bersama dengan beberapa stake holder Kota Balikpapan.
Dalam event yang pertamakali diikuti oleh Kota Balikpapan ini, ditampilkan prospek investasi di Kota Balikpapan dalam bentuk leaflet, brosur dan CD interaktif dalam bahasa Mandarin yang berisikan informasi investasi di bidang pengembangan Kawasan Industri Kariangau, pengembangan kawasan Coastal Road dan Pengembangan Kawasan Wisata Terpadu Manggar. Selain itu Kota Balikpapan yang menempati Stand Nomor D11 disemarakkan dengan menyertakan UKM menampilkan produk sandang dan kerajinan aksesories cinderamata khas Kalimantan. Berupa Baju kaos dan Batik khas Kalimantan serta kerajinan manik-manik dan beberapa produk panganan khas Balikpapan.
Selama berlangsungnya pameran, volume transaksi yang terjadi di stand Pemerintah Kota Balikpapan mencapai 10.000 yuan per hari. Dengan kurs mata uang Rp.1.400,- maka selama 6 (enam) hari pameran total transaksi mencapai 60.000 yuan (Rp.84.000.000,-). Prospek ini menunjukkan respon positif atas produk dari UKM Kota Balikpapan. Mengingat keikutsertaan UKM Kota Balikpapan pada ajang internasional kali ini adalah yang untuk pertamakalinya.

f) Peninjauan ke Kawasan Industri, Pusat Bisnis dan Perbelanjaan

Menurut data Cabis, nilai perdagangan China-ASEAN tumbuh 54,7 persen pada paruh pertama tahun 2010, atau lebih tinggi 12 persen dibanding rata-rata perdagangan luar negeri China pada periode yang sama. Ekspor China ke negara-negara anggota Perhimpunan Negara Asia Tenggara (ASEAN) itu meningkat 45,4 persen menjadi 64,6 miliar dolar AS, sedangkan impornya dari ASEAN mencapai 71,9 miliar dolar AS, atau meningkat 64 persen. China mengalami defisit 17,3 miliar dolar AS.
Pada tahun 2010 ini, lima negara mitra utama perdagangan China di ASEAN adalah Malaysia, Singapura, Thailand, Indonesia dan Filipina, dengan persentase pertumbuhan masing-masing, 67 persen, 37 persen, 54 persen, 65 persen dan 52 persen. Adapun neraca perdagangan bilateral Indonesia-China tahun 2010 sampai dengan Agustus mencapai 26,7 miliar dolar AS. Volume perdagangan bilateral tahun 2008 tercatat 22,3 miliar dolar AS, dan tahun 2009 mengalami penurunan menjadi 16,7 miliar dolar AS.
Pada forum China ASEAN Bisnis Invesment Summit ke 7 yang dilaksanakan bersamaan dengan CAEXPO ke VII ini terdapat lima proyek ditawarkan oleh Pemerintah Indonesia kepada Pemerintah China. Pemerintah berharap China menanamkan modalnya pada proyek-proyek tersebut sejalan dengan perkembangan ekonomi nasional yang makin baik. Lima proyek tersebut ialah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa Tengah dengan nilai investasi tiga miliar dollar AS, jalur kereta api bandara (Jakarta Soekarno-Hatta Railway) dengan nilai investasi 735 juta dollar AS, suplai air minum di Umbulan, Jawa Timur, senilai 204 juta dollar AS, Tol Medan-Kualanamu senilai 476 juta dollar AS, dan pelabuhan kapal pesiar di Bali dengan nilai 36 juta dollar AS. Sedangkan investasi China di Indonesia tahun 2009 tercatat 65,54 juta dolar AS, di antaranya di bidang migas, sumber daya maupun industri.
Strategi pemerintah Nanning memiliki peran penting dalam kemajuan Nanning. Pemerintah membagi kota ini dalam enam zona pembangunan alias development zone (DZ), Di kawasan ini, pemerintah mengundang investor untuk membangun pabrik. Dengan demikian, selain menyerap banyak tenaga kerja, Kawasan ini juga memberikan pemasukan pajak. Diantaranya yakni Nanning High-Tech Business DZ, Nanning Economic and Technology DZ, Nanning Overseas Chinese Investment Zone, Nanning Qingxiu Mountains Resort Tourism Area, Nanning Xiangsi Lake New Area, dan Nanning Liujing Industrial Park.
Perusahaan Indonesia juga punya peran cukup penting dalam kemajuan Nanning. Di antaranya, Sinar Mas Group yang memiliki pabrik kertas yang sudah beroperasi lima tahun. Mengekspor minyak dan CPO. Juga mendirikan pabrik mi instan. Selain itu terdapat pula perusahaan Gajah Tunggal yang menjalankan bisnis di Nanning.
Dalam kesempatan ini selain melaksanakan peninjauan lapangan ke Wanda Shopping Mall, Shopping mall terbesar di Nanning yang berada di kawasan bisnis terpadu dimana terdapat jembatan penyeberangan yang langsung terpadu dengan Xin Chao Yang Shopping Center, juga melaksanakan kunjungan ke Mingyang Industry Zone, Jiangnan District Nanning, untuk dapat menyaksikan secara langsung perkembangan zone industry tersebut dan untuk mendapatkan informasi yang dapat menjadi masukan bagi pengembangan Kawasan Industri Kariangau di Kota Balikpapan. Di kawasan ini telah berdiri beberapa industry seperti Nanning Natural Fiber Products Co., Ltd., Guangxi Mingyang Biochemistry Science & Technology Co Ltd, Guangxi Mingyang Environmental Protection Paper Matrix Products Company, Limited, Zhong Sheng Dong Tai (Nanning) Nanogene Biotechnology Co., Ltd. Dan lain sebagainya. Yang sangat menarik adalah bahwa di kawasan Mingyang Industry Zone ini terdapat sebuah perguruan tinggi bernama Guangxi Vocational and Technical College serta kantor post china dengan nama China Post. Dua buah sarana pendukung strategis yang cukup berperan penting dalam penyediaan sumber daya manusia dan sarana pengiriman barang hasil produksi barang industry.

g) Pengelolaan Obyek Pariwisata

Kalau Indonesia telah memiliki Sapta Pesona sebagai salah satu motto di sektor pariwista, China juga mengandalkan tujuh daya tarik wisata, yakni kebersihan, keindahan, ketertiban, keramah-tamahan, kenangan, keamanan dan kedamaian -- untuk menggaet wisatawan ke negeri Tirai Bambu tersebut. Sapta pesona di China dapat dirasakan di berbagai tempat, terutama di daerah-daerah wisata serta tempat-tempat pendukungnya, seperti hotel, restauran dan pusat-pusat perbelanjaan.
Dalam upaya melestarikan nilai-nilai sejarah dan budaya yang telah ada sejak ribuan tahun lalu, Pemerintah China memanfaatkan sektor pariwisata dengan mempromosikan tempat-tempat wisata sejarah dan budaya yang didukung dengan unsur-unsur sapta pesona wisata (tujuh unsur daya tarik wisata). Pemerintah China juga menjaga kebersihan mulai dari jalan-jalan di perkotaan dan di pedasaan yang di sisi kiri dan kanannya selalu terdapat pemandangan alam yang indah sampai ke tempat-tempat wisata yang ditata secara apik dan rapih. Sarana transportasi menuju berbagai tempat sangat mudah di dapat dan tertib sehingga memberi kenyamanan bagi para wisatawan yang hendak bepergian ke suatu tempat dengan menggunakan bus, kereta bawah tanah atau taksi.
Di Propinsi Guangxi, khususnya di Kota Nanning, Guilin dan Yang Zhuo, sebuah desa modern dengan denyut perekonomian yang dinamis dan terkenal dengan West Street yang penuh dengan toko cindera mata, yang dahulunya merupakan tempat tinggal orang Eropa. Pengelolaan obyek wisata dilakukan dalam manajemen yang tertata dengan baik. Obyek wisata penyumbang terbesar pendapatan Kota di daerah ini adalah obyek wisata gua stalagmite dan stalagtit di pegunungan kapur dan obyek wisata sungai Li. Di Guilin terdapat Elephant Trunk Hill, yaitu bukit yang menyerupai gajah lengkap dengan belalainya seolah sedang minum dari Sungai Lie. Bukit gajah ini dijadikan simbol resmi kota Guilin. Selain itu terdapat gua reed flute cave. Gua ini pernah dikunjungi oleh Henry Kissinger pada bulan Mei tahun 1979, Juga pernah dikunjungi oleh Presiden SBY pada tahun 2006. Selain itu pengembangan obyek wisata sungai seperti yang dilakukan di sepanjang sungai Li (Lijiang). Dengan penataan sungainya yang dibuat bendungan, kanal dan teknik pencahayaan serta pertunjukan di Lijiang Landscape Theater berupa drama kolosal “Liu San Jie” yang sangat memukau hati dengan panggung di atas Sungai Lie berlatar belakang 12 bukit, hasil karya Zhang Yi Mou (perancang acara pembukaan Olymiade 2008 Beijing yang dimainkan dengan 600 penari yang spektakuler, dan music tradisional membuat Sungai Li memiliki nilai jual kepariwisataan yang mampu menyedot pengunjung setidaknya 1.000.000 juta orang dalam setahunnya. Pemerintah Guilin dalam rangka menjadikan daerah dengan luas 27.809 kilometer persegi ini sebagai salah satu tujuan wisata, memang tidak tanggung-tanggung. Sepanjang jalan utama, taman-taman kota, sungai, jembatan, serta 4 danau yang mengelilingi kota Guilin, yakni Guihu, Ronghu, Shanhu, dan Mulong – dihiasi lampu-lampu putih terang dan warna-warni dengan berbagai bentuk, seperti: bunga, palem, buah, ikan, dan sebagainya. Pagoda yang ada di tengah danau, istana, dan pepohonan di pinggiran danau, hingga bukit-bukit yang ada di tengah kota pun tidak luput dari siraman cahaya. Saat ini di kota Guilin terdapat 28 hotel berbintang, 18 biro perjalanan internasional, dan lebih seribu pemandu wisata bahasa asing. Selama beberapa tahun ini, lingkungan pariwisata di kota Gulin terus diperbaiki. Sekarang 40 rute penerbangan menghubungkan kota Guilin dengan kota-kota besar lain di dalam dan luar negeri.

Selengkapnya.....

Tips Mudik

Bila anda akan mudik, ini beberapa tips sebelum meninggalkan rumah :
1. Matikan semua kompor dan lepas regulator dari tabung gas.
2. Matikan semua listrik, cabut semua steker yang berhubungan dengan perangkat elektronik, kecuali lampu teras.
3. Matikan aliran air PDAM/Sumur, siapkan serta isi semua penampungan air.
4. Pasang pengaman tambahan di semua jendela dan pintu.
5. Parkir kendaraan pribadi anda dengan baik, lepas terminal akinya.
6. Belilah Voucher GSM/CDMA dan alokasikan secukupnya selama perjalanan mudik.
7. Keringkan semua cucian.
8. Bayar gaji pembantu.
9. Bayar zakat.
10. Bayar iuran jaga malam.
11. Bayar kreditan.
12. Bawa baju baru.
13. Bawa ticket.
14. Bawa oleh-oleh.
15. Lapor Pak RT.
16. Jangan lupa kalau pulang kembali, gak usah bawa-bawa sodara.

Selengkapnya.....

Revisi Keppres 80/2003

Proyek-proyek pengadaan barang dan jasa yang bersifat khusus di lingkungan pemerintah kini bisa langsung melalui porses penunjukan langsung kepada kontraktor tanpa harus lagi melalui proses tender. Ini merupakan terobosan baru dan sangat dimungkinkan setelah pemerintah secara resmi merevisi Surat Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 80 tahun 2003 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.

Tujuan dilakukannya revisi Keppres 80/2003, antara lain agar proses pengadaan barang/jasa pemerintah lebih bisa dipercepat (debottlenecking), efisiensi dapat ditingkatkan, meniadakan multi tafsir yang dinilai masih terdapat pada beberapa ketentuan yang ada, percepatan proses pengadaan melalui peningkatan penerapan e-procurement. Revisi tersebut juga dimaksudkan untuk memperbaiki sistem sanggah serta memberlakukan sistem reward dan punishment yang lebih jelas.

Salah satu revisi tersebut secara eksplisit memberi toleransi peunjukan langsung kepada kontraktor tertentu dalam pengadaan barang dan jasa yang bersifat khusus. Barang dan jasa yang pengadaannya tanpa perlu melalui tender diantaranya adalah obat-obatan, alat kesehatan (alkes) yang bersifat habis pakai. Obat dan alat kesehatan yang jenis dan harganya ditetapkan pemerintah atau menteri kesehatan dapat dibeli langsung. Selain itu pengadaan kendaraan roda empat, sepeda motor, serta pengadaan kendaraan lain dengan harga khusus pemerintah GSO. Kebutuhan sewa penginapan atau hotel, gedung atau perkantoran dapat ditunjuk langsung.

Ada 11 pokok perubahan lain dalam isi Keppres 80/2003. Diantaranya, keharusan melalukan e-procurement demi mencegah pertemuan antara panitia dan peserta lelang, proses menjadi lebih cepat dan aman. Selain itu juga ada penguatan keberpihakan pada usaha kecil. Paket pekerjaan untuk usaha kecil naik dari Rp.1 milyar menjadi Rp.2,5 milyar. Adanya ketentuan baru sistem pengadaan melalui mekanisme sayembara dan kontes. Mendorong penggunaan produk hasil kreativitas, gagasan inovasi, riset, serta produk seni-budaya yang imungkinkan secara swakelola.

Secara rinci pokok-pokok perubahan yang dilakukan terhadap Keppres 80 Tahun 2003 tersebut adalah:

  1. Perubahan ruang lingkup terkait pengadaan yang pendanaannya berasal dari PHLN, dalam Perpres perubahan Keppres 80/2003 diatur bahwa PHLN harus mengikuti Perpres, jika terdapat perbedaan harmonisasi dilakukan pada waktu negosiasi pinjaman/hibah;
  2. Pembentukan Unit Layanan Pengadaan (ULP) untuk menjamin kompetensi, rasa aman, dan kelancaran pelaksanaan pengadaan;
  3. Keharusan melakukan e-procurement dalam rangka meningkatkan good governance, menghindarkan pertemuan antara panitia dan peserta lelang, dan proses pengadaan menjadi lebih cepat dan aman;
  4. Memperkuat keberpihakan pada usaha kecil. Di dalam Rancangan Perpres Perubahan Keppres 80/2003 diatur bahwa paket pekerjaan untuk usaha kecil naik, dari Rp. 1 miliar ke Rp, 2,5 miliar;
  5. Diperkenalkannya sistem pengadaan sayembara/kontes untuk mendorong penggunaan produk hasil kreatifitas, gagasan, inovasi, riset, produk seni-budaya; dan untuk pengadaan produk-produk tersebut dimungkinkan dilakukan secara swa-kelola.
  6. Lebih fleksibel dalam menghadapi bencana dan keadaan darurat, ketentuan tentang bencana diperlonggar (alam, non-alam, sosial), termasuk antisipasi sebelum bencana datang menerjang, dalam keadaan menghadapi bencana dan keadaan darurat dapat dilakukan penunjukan langsung (tidak ada batasan, tetapi tetap subject to audit);
  7. Dimungkinkan untuk dilakukan penunjukan Langsung untuk barang/jasa khusus, seperti: (a) obat, alat kesehatan habis pakai yang jenis dan harganya ditetapkan Pemerintah/Menteri Kesehatan dapat dibeli langsung; (b) mobil, sepeda motor, kendaraan lain dengan harga khusus Pemerintah/GSO dapat dibeli langsung; (c) Sewa penginapan/hotel, sewa gedung/kantor dapat ditunjuk langsung.
  8. Pengadaan di luar negeri mengacu pada aturan dalam Perpres Perubahan Keppres 80/2003. Dalam hal terdapat konflik dengan aturan setempat diatur kebijakan pengadaan oleh Menlu;
  9. Kontrak tahun jamak dapat ditetapkan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga yang bersangkutan untuk kegiatan sampai dengan Rp. 10 miliar untuk kegiatan: penanaman benih/bibit, penghijauan, pelayanan perintis laut/udara, makanan dan obat di rumah sakit, makanan untuk narapidana di lembaga pemasyarakatan, pengadaan pita cukai, pelayanan pembuangan sampah, pengadaan dan jasa cleaning service.
  10. Preferensi Harga dan Tingkat Komponen Dalam Negeri. Dalam hal ini diatur: (a) Preferensi harga diberikan untuk produksi dalam negeri yang mempunyai TKDN lebih dari 25%; (b) Menteri Perindustrian akan menerbitkan buku inventarisasi produksi dalam negeri;
  11. Sanggah dan sanggahan banding. Untuk mengurangi jumlah pemohon sanggah, diperkenalkan adanya jaminan sanggah bagi peserta lelang yang akan melakukan sanggah;
  12. Mulai diperkenalkannya konsep pengadaan berwawasan/ramah lingkungan.

KPK mengingatkan potensi gratifikasi, suap dan potensi korupsi dalam proses ini, yaitu pemberian gratifikasi atau suap dari produsen barang atas pembelian yang dilakukan. Sehingga pengawasan internal harus bekerja ekstra hati-hati. Petugas bagian pengadaan kalau dapat komisi harus lapor ke KPK. KPK juga meminta agar dalam Keppres tersebut diperjelas soal makna darurat ketika melakukan penunjukan langsung. Sebab berkaca lewat kasus korupsi yang pernah ditangani KPK, kondisi darurat bisa menjadi multitafsir. Pemenang tender juga perlu diperjelas apakah yang dimenangkan selalu dengan harga terendah.

Sosialisasi perubahan keppres 80/2003 ini akan dilakukan sampai akhir tahun 2010. Sedangkan pelaksanaannya mulai berlaku efektif tahun 2011.

Sumber :
  1. Tribun Kaltim, Sabtu 7 Agustus 2010
  2. http://www.detiknews.com/read/2010/08/07/023729/1415420/10/kpk-ingatkan-potensi-gratifikasi-dalam-revisi-keppres-pengadaan-barang?991101605
  3. http://www.bappenas.go.id/node/116/2720/raker-iii-presiden-percepatan-penyerapan-anggaran-dan-sosialisasi-revisi-keppres-802003-tentang-pengadaan-barangjasa-pemerintah/
  4. http://www.primaironline.com/berita/hukum/kpk-minta-istilah-darurat-dalam-revisi-keppres-80-2003

Selengkapnya.....

Berhala di Masa Jahiliyah

Dalam sebuah riwayat, disebutkan bahwa di sekeliling Ka’bah terdapat sekitar 360 berhala yang dijadikan sesembahan oleh orang orang kafir Quraisy. Mereka senantiasa mengagungkan dan memuja berhala berhala itu. Beberapa sahabat Nabi SAW dahulunya juga ada yang pernah menjadi Penyembah berhala. Namun setelah datangnya Islam, mereka menyerahkan jiwa raganya untuk berbakti dan hanya menyembah Tuan yang satu, yakni Allah SWT.

Salah seorang sahabat yang pernah menyembah berhala-berhala itu adalah Umar bin Khattab. Diceritakan, Umar terkadang tersenyum bila dia mengingat perbuatannya sebelum Islam. Ia membuat sebuah adonan dari gandum untuk dijadikan sesembahan. Namun, pada saat ia kelaparan, ia pun memotong adonan itu dan kemudian memakannya.

Berikut adalah nama-nama yang diberikan kepada berhala-berhala pada masa jahiliyah itu.

Isaf dan Nailah
Berhala ini ditempatkan di pintu Ka’bah mesjid al-Haram.
Dhaizanan
Dua buah berhala yang dijadikan sesembahan oleh Judzaimah al-Abrasy di Hirah. Ada yang mengatakan, kedua berhala ini ditempatkan oleh Al-Mundzir al-Akbar di pintu Hirah agar setiap orang yang memasuki pintu Hirah bersujud kepada keduanya untuk menguji sekaligus mengetahui kepatuhan mereka.
Hubal
Berhala ini terdapat di dalam Ka’bah.
Uqaishir

Berhala milik Qudha’ah, Lakham, dan Amilah yang terletak di jalan utama kota Syam.
Al-Jalsad
Patung ini terletak di Hadramaut. Patung ini menjadi sembahan penduduk Kindah.
Dzul-Khalashah
Terletak di Tubalah antara Makkah dan Yaman. Berhala ini sangat diagungkan oleh kaum Kats’am, Bujailahzd As-Surat, dan orang-orang Hawazin yang tinggal disekitar mereka.
Dzusy Syara
Berhala ini dimiliki oleh Ban Harits bin Mubasyir Alazadi.
Dzul Kaffai
Berhala ini dimiliki oleh Daus
A’im
Berhala ini dimiliki oleh Azd As-Surat
Uzza
Berhala ini terdapat di sebelah kanan jalan dari Makkah menuju Irak. Uzza merupakan berhala yang paling besar di kalangan kaum Quraisy.
Lata
Berhala ini terletak di Kota Thaif. Sekarang, posisinya terletak di sebelah kiri menara Mesjid Ath-Thaif.
Manah
Merupakan berhala bangsa Arab yang paling tua. Berhala ini terletak di tepi pantai wilayah al-Musyallal di Qudaid, sebuah tempat antara Makkah dan Madinah.
Nasr
Sebuah berhala yang terdapat di Yaman. Berhala ini dibuat oleh penduduk Himyar dan mereka menyembahnya di daerah Balkha’
Wadd
Berhala ini dibuat oleh Kalb di Daumatul Jandal.
Ya’uq
Berhala ini dibuat oleh kabilah Hamdan di Desa Khaiwan, dekat kota Shan’a
Yaghuts
Berhala ini dibuat oleh Suku Madzhij dan penduduk Jurasy.

Demikian pendapat syauqi.

Mengutip hadits Nabi SAW riwayat Bukhari dari sanad Ibnu Abbas, dikatakan :

Patung-patung yang ada pad zaman Nabi Nuh AS merupakan patung-patung yang disembah pula di kalangan bangsa Arab setelah itu. Adapun Wadd adalah berhala yang disembah oleh suku Kaib di Daumatul Jandal. Suwa adalah sesembahan Hudzail. Yaguts sesembahan suku Murad, kemudian berpindah ke Bani Ghatifdi lereng bukit yang terletak di Kota Saba.”

Adapun Ya’uq adalah sesembahan Suku Hamdan, Nasr sesembahan Suku Himyar dan keluarga Dzi Kila’. Padahal, nama-nama itu adalah nama orang-orang saleh yang hidup zaman Nabi Nuh AS. Setelah mereka wafat, setan membisikkan kaum yang saleh supaya dibuat patung-patung mereka di tempat-tempat pertemuan dan menamainya sesuai dengan nama-nama mereka. Patung-patung itu tidak disembah sebelum orang-orang saleh itu mati dan ilmunya telah hilang dari kalangan mereka. Dari situlah, dimulai penyembahan terhadap berhala-berhala itu.

Wallahu'alam

Republika, 28 Februari 2010.

Selengkapnya.....

Pejabat Beretika Masih Langka

(http://prasasto.blogspot.com)

Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa konsep etika dan pandangan tentang perlunya mencegah konflik kepentingan bagi pejabat publik di Indonesia masih sangat langka. Orang yang menegakkan etika itu malah dianggap sebagai orang aneh.

"Saat saya bekerja di IMF (Dana Moneter Internasional), kalau kita ragu soal norma-norma konflik kepentingan, kita bisa bertanya. Hasilnya adalah keputusan yang baik. Sehingga bekerja di lembaga seperti itu menjadi sangat mudah. Namun saat kembali ke Indonesia, saya sering menghadiri rapat tentang suatu kebijakan yang akan berimplikasi pada anggaran, baik belanja atau insentif, ternyata pihak yang ikut dalam kebijakan itu akan mendapatkan keuntungannya. Tidak ada rasa risih," ujar Seri Mulyani saat berbicara dalam 'Kuliah Umum tentang Kebijakan Publik dan Etika Publik' di Jakarta, Selasa (18/5/2010) malam.

Sri Mulyani menuturkan, kalau kebetulan yang menjadi pejabat itu berlatar belakang pengusaha, dia bisa melepaskan bisnisnya. Namun, tetap saja ada banyak keluarganya yang menjalankan bisnis dia. "Lalu ketika dia membuat kebijakan, saya dibuat terpana atau bengong. Ada keputusan yang dibuat, lalu esok harinya yang mengimpor barang (atas dasar keputusan itu) adalah perusahaannya. Ini adalah suatu hal yang merupakan penyakit di zaman Orde Baru, namun dulu dibuat tertutup. Sekarang malah dibuat seolah telah dibuat dengan keputusan demokratis dan dengan check and balance, namun sebenarnya tanpa etika," ujarnya.

Sri Mulyani mengatakan, ia sering kali meminta keluar dari ruang rapat pejabat publik yang kebetulan menjadi komisaris pada perusahaan yang sedang dibahas dalam rapat tersebut. Sikap tegas itu justru dibalas dengan cibiran. "Ada satu saat saya membuat rapat, dan rapat ini jelas berhubungan dengan perusahaan. Kebetulan yang diundang adalah beberapa komisaris perusahaan itu . Saya minta yang terkait dan berafiliasi dengan yang dibicarakan silahkan keluar. Mereka malah bilang, Mba Ani jangan sadis begitu," ujarnya.

Situasi kultur politik dan sikap pejabat publik yang seperti itu membuat Sri Mulyani resah. Apalagi proses politik hingga terpilihnya pimpinan daerah atau pimpinan tertinggi republik di awal oleh proses yang sangat menguras biaya sangat tinggi. Sudah menjadi rahasia umum bahwa untuk menjadi pejabat publik di daerah pun membutuhkan biaya tinggi.

"Tentu ini menjadi keresahan bahwa dalam ruang publik, masyarakat yang seharusnya menjadi ultimate share holder kekuasaaan, yang memilih CEO di Republik ini, dan memilih yang dia minta untuk mengawasi CEO-nya. Harus dihadapi kenyataan bahwa pemilihan itu di awal di hulunya dengan proses yang membutuhkan biaya yang luar biasa. Termasuk Presiden. Bahkan kalkulasi return on investment pun tidak masuk," tuturnya.

Laporan wartawan KOMPAS Orin Basuki

http://www1.kompas.com/read/xml/2010/05/18/22261615/smi.pejabat.beretika.masih.langka

Selengkapnya.....

Tergila-Gila Jeruk Bali

(http://prasasto.blogspot.com)

Minggu minggu ini saya lagi senang sama Jeruk Bali. Browshing di pasar-pasar ternyata harganya bervariasi. Hunting di beberapa tempat di Jawa Timur, harganya berkisar Rp.7.000,- sampai Rp.15.000,-. Kalau di Samarinda-Balikpapan harganya berkisar Rp.15.000,- sampai dengan Rp.25.000,-

Nama lain jeruk ini dalam bahasa Inggris adalah Pamelo, nama ilmiahnya Citrus grandis atau Citrus maxima. Merupakan jeruk dengan tongkrongan buah terbesar. Di Departemen_Pertanian sekarang lagi sibuk ngurusin perubahan namanya jadi Pamelo, alasannya sih katanya karena jeruk ini tidak ada kaitannya dengan Bali. Repot amat. sekalian aja ganti tuh nama sambal goreng bumbu Bali.....

Jeruk bali bermanfaat bagi kesehatan. kandungan yang terdapat di dalamnya antara lain :

* Likopen:
Kandungan likopen pada jeruk bali cukup tinggi, yaitu 350 mikrogram per 100 gram daging buah. Jika bersinergi dengan betakaroten (provitamin A) yang banyak terdapat pada jeruk bali, likopen bisa berperan sebagai antioksidan.


* Pektin:
Jeruk bali mengandung pektin jauh lebih banyak dibandingkan dengan jenis jeruk lainnya setelah dijus. Satu porsi jus jeruk bali mengandung lebih dari 3,9 persen pektin. Setiap 15 gram pektin dapat menurunkan 10 persen tingkat kolesterol. Berarti jeruk bali dapat menurunkan risiko penyakit jantung.

* Zat Aktif Pembersih Darah:
Jeruk bali dipercaya mengandung zat aktif yang dapat membersihkan sel darah merah yang telah tua di dalam tubuh dan menormalkan hematokrit, yaitu persentase sel darah per volume darah. Tingkat hematokrit normal pada wanita adalah 37-47 persen, sedangkan laki-laki 40-54 persen. Rendahnya hematokrit akan menyebabkan anemia, tetapi jika sangat tinggi dapat memicu penyakit jantung karena darah jadi mengental.

* Kalium:
Jeruk bali (gravefruit) merupakan sumber kalium, vitamin A (440 IU), bioflavonoid, dan likopen (350 ug/100g). Hasil penelitian, jeruk bali termasuk antikanker yang sekaligus menyehatkan prostat.

* Vitamin C:
Seperti jeruk lain, jeruk bali adalah sumber vitamin C (350 mikrogram per 100 gram daging jeruk). Vitamin C sangat baik sebagai sumber antioksidan. Perokok dianjurkan untuk mengosumsi jeruk bali dua "siung" (helai dalam buah) setiap hari. Peningkatan kadar vitamin C di dalam darah mampu memperbaiki jaringan yang rusak, bahkan kanker, akibat tidak stabilnya molekul radikal bebas karena rokok dan polusi udara.

Kandungan pektinnya lebih banyak dibandingkan dengan jeruk jenis lain. Pektin inilah yang dipercaya mampu menurunkan kolesterol sekaligus mengurangi risiko sakit jantung.

Hampir semua orang kenal jeruk bali. Rasa dan bentuknya khas.. Kulitnya sering dimanfaatkan anak-anak di pedesaan sebagai bahan baku mobil-mobilan.
Daging buahnya yang segar dan banyak mengandung air, bisa langsung dimakan setelah dikupas atau sebagai campuran salad maupun rujak.
Buahnya yang berwarna putih dapat dijadikan manisan setelah dibuang bagian kulit luarnya yang banyak mengandung kelenjar minyak. Di Vietnam, bunganya yang harum digunakan untuk membuat parfum. Bukan hanya itu, kayunya juga sering dimanfaatkan untuk gagang perkakas alat dapur.

Jeruk bali bermanfaat menurunkan kolesterol dan melawan penyakit jantung. Kenyataan tersebut diungkapkan peneliti seperti yang dirilis di berbagai situs kesehatan dunia.

Penelitian tersebut melibatkan 57 orang dengan kadar kolesterol tinggi dan baru menjalani operasi bypass pembuluh darah koroner. Kandungan lemak yang sangat tinggi menyebabkan tubuh pasien kebal terhadap obat-obatan yang biasa dipakai untuk menurunkan kadar kolesterol.
Pasien-pasien tersebut kemudian dibedakan menjadi tiga kelompok.
*Kelompok pertama diberi hidangan jeruk bali dengan daging buah berwarna merah selama 30 hari berturut-turut.

*Kelompok kedua diberi jeruk bali warna putih.

*Kelompok terakhir tidak diberi jeruk bali sama sekali.

Hasilnya, pasien kelompok pertama dan kedua sama-sama mengalami penurunan lemak darah, sedangkan pasien di kelompok terakhir tidak mengalami perubahan apa pun. Diketahui pula bahwa jeruk bali merah diyakini lebih efektif menurunkan kadar lemak, khususnya trigliserida.

Kandungan likopen jeruk bali berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Menurut para peneliti, daging buah segar maupun jusnya memiliki manfaat yang sama. Temuan-temuan ini dilaporkan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry.

Entah bener apa enggak. Kemarin habis makan gulai kambing plus sate kambing. Leher kok jadi kenceng, kaku. Buru buru makan Jeruk Bali, habis separoh. Wah. terasa cepet banget hilang kaku di leher. Wah bener apa nggak ya. Pokoknya ini adalah minggu-minggu Jeruk Bali.

Selengkapnya.....

Subandi : Impian sebuah laptop untukmu

Aku punya teman namanya Subandi.
Terakhir bertemu pada hari Jum'at tanggal 14 Mei 2010. Di rumah kontrakannya di Batu - Malang.
Surprise, dengan semangatnya yang sekarang ini, sibuk bergelut dengan hal-hal religi. Subandi mampu menghasilkan karya tulis dalam bentuk buku. Yang sayangnya hingga sampai terkumpul 8 buku karyanya tetapi belum juga berjodoh dengan penerbit yang mau menjual karyanya itu.
Aktif di forum diskusi, jadi nara sumber, pembicara. Punya idealisme. Sesuatu yang sudah jarang secara konsisten diperlihatkan banyak orang.
Dalam kebersahajaannya, dia cerita tentang beberapa pengalaman saat harus presentase di depan orang banyak dan harus menggunakan Microsoft Power Point.
Disinilah kenapa seorang Subandi perlu sebuah laptop.
Pertama, tidak semua laptop punya daftar koleksi font yang sama. Jadi, file presentasinya kadang ancur karena kehilangan font.
Kedua, laptop yang disediakan panitia hang.... bisa jadi karena flash disk Subandi terinfeksi virus. Laptop panitia ogah terima.
Ketiga, Bahan siap..... alat presentasi gak disediakan panitia.
Sungguh, aku merasa perlu ajak teman-teman yang masih ingat pada seorang subandi untuk tergerak bersama-sama gotong royong, berikan laptop untuk Subandi.

Selengkapnya.....

Khusnul Khotimah

(http://www.prasasto.blogspot.com)

Minggu ini saya mendapatkan pengalaman rohani yang luar biasa.

Hari Kamis yang lalu, tanggal 22 April 2010, seperti biasanya pada saat magrib, di Masjid Darun Nikmah, di Perumahan tempat tinggal saya, Bilal yang sudah tua itu mengumandangkan azan.... lalu qomat.....
Usai shalat magrib, sang bilal lalu shalat sunat...
Inalillahi wa inailaihi rojiun.... Sang bilal jatuh dalam kedaan shalat.
Disaksikan para jamaah, sang bilal menghembuskan nafas terakhir.
Sang bilal yang diketahui tidak sedang sakit, Insyaallah meninggal dalam keadaan suci dimalam Jum'at di masjid dalam keadaan shalat....

Banyak diantara jamaah yang mengatakan betapa beruntungnya sang bilal
Ada pula yang menitikkan air mata menahan tangis.
Subhanallah.... Sungguh bagi saya itu khusnul khotimah......

Selengkapnya.....

Berangan-angan Main Listrik Angin-anginan

(http://prasasto.blogspot.com)

Ini saya copy paste dari (http://www.alpensteel.com/article/47-103-energi-angin--wind-turbine--wind-mill/767--pltb-11-unit-dibangun-dalam-2-tahun.html)


Meningkatnya kebutuhan listrik diluar Pulau Jawa, pemerintah akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Bayu atau Angin (PLTB) sebanyak 6 unit pada tahun ini dan tahun 2008 sebanyak 5 unit ditahun 2008 melalui anggaran APBN.

Pembangunan 5 unit PLTB yang akan dibangun tahun depan dimana investasi setiap unitnya Rp 15 Milyar sehingga total dana yang dikeluarkan Rp 75 Milyar" kata Dirjen Listrik dan Pemanfaatan energi Departemen ESDM, J Purwono pada saat raker dengan Komisi VII di gedung DPR, Jakarta (17/9/2007) seperti yang dilansir oleh detik.com

Kapasitas masing-masing pembangkit Listrik itu berkapasitas 200 KWH yang akan di bangun tiga di Maluku dan dua di Sulawesi Utara.

Untuk tahun ini pemerintah menganggarkan Rp 24 milyar untuk membangun 6 unit PLTB yang dibangun di Sulawesi Utara dua dan emapt di bali. kapasitas dari masing-masing pembangkit 80 KWh. Pengelolalan dari PLTB ini setelah selesai oleh Pemda setempat dan hasilnya dijual ke PLN.

Menurut Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi harga listrik dengan menggunakan PLTB ini dua kali lebih mahal sekiar 4,5 $ sen per KWh.

Selanjut Dirjen juga mengungkapkan pengusaha dari Amerika dan Jerman berminat untuk membangun PLTB di Indonesia. Sebenarnya telah tertarik bebrapa tahun lalu tapi dengan adanya krisis yang terjadi di Indonesia baru sekarang dimulai lagi.

Pengusaha swasta sekarang ini telah mulai melalukan studi kelayakan untuk pembangunan PLTB. Daerah-erah yang mempunyai potensi besar adalah Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan dan Maluku. Daerah-daerah ini mempunyai potensi angin yang bagun untuk dibangun pembangkit ini.

Pembangunan PLTB membutuhkan investasi 1500 USD - 2000 USD per KWh. Pemerintah mengharapkan pada tahun 2008 swasta telah mulai membangun PLTB.

di web (http://www.alpensteel.com/article/47-103-energi-angin--wind-turbine--wind-mill/795--pembangkit-listrik-tenaga-angin-menjadi-solusi.html) dikatakan pula :
Solusi yang paling memungkinkan untuk diterapkan saat ini di Indonesia adalah Pembangkit Listrik Tenaga Angin. (PLT Angin). PLT Angin ini pada prinsipnya memanfaatkan angin yang tersedia di alam. PLT Angin mengkonversikan energi angin menjadi energi listrik dengan menggunakan turbin angin atau kincir angin. Energi angin yang memutar turbin angin, diteruskan untuk memutar rotor pada generator dibagian belakang turbin angin, sehingga akan menghasilkan energi listrik. Energi Listrik ini akan disimpan kedalam baterai sebelum dapat dimanfaatkan. Ini dilakukan untuk menstabilkan keadaan listrik yang terpengaruh saat kecepatan angin berubah-ubah. Angin yang dapat dimanfaatkan untuk PLT Angin ini adalah angin yang termasuk pada kelas angin nomor 3(berkecepatan 12-19,5 km/jam) sampai dengan kelas angin nomor 8 (berkecepatan 61,6-74,5 km/jam). Kelas angin nomor 3 dapat ditandai dengan adanya asap bergerak mengikuti arah angin dan kelas angin nomor 8 ditandai dengan ujung pohon melengkung, dan hembusan angin terasa di telinga.

Negara Indonesia adalah negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya adalah lautan dan mempunyai garis pantai terpanjang di dunia yaitu ± 80.791,42 Km merupakan wilayah potensial untuk pengembangan pembanglit listrik tenaga angin. PLT Angin dapat dimaksimalkan pemberdayaannya disekitar pantai di Indonesia. Namun, tidak semua pantai dan daerah dapat dijadikan PLT Angin, karena perlu dipilih daerah yang memiliki topografi dan keadaan angin yang stabil. Sampai saat ini, kapasitas total yang terpasang diseluruh Indonesia kurang dari 800 kilowatt. Terdapat lima unit kincir angin pembangkit listrik berkapasitas 80 kilowatt yang sudah dibangun. Pada tahun 2007 yang lalu, telah ditambah tujuh unit kincir pembangkit berkapasitas sama di empat lokasi, yaitu Pulau Selayar, Sulawesi Uutara, Nusa Penida,Bali, serta Bangka Belitung.

Selain digunakan di daerah pesisir pantai, PLT Angin juga dapat digunakan di daerah pegunungan dan daratan. Saat ini kapasitas total pembangkit listrik yang berasal dari tenaga angin untuk Indonesia dengan estimasi kecepatan angin rata-rata sekitar 3 m/s / 12 Km/jam, 6.7 knot/jam turbin skala kecil lebih cocok digunakan, di daerah pesisir, pegunungan, dataran.. Salah satu daerah yang cocok untuk dijadikan PLT Angin adalah daerah Sidrap.Daerah ini memiliki topografi yang menunjang, datarannya luas dan memiliki kecepatan dan stabilitas angin yang ideal. Selain untuk pembangkitan listrik, turbin angin sangat cocok untuk mendukung kegiatan pertanian dan perikanan, seperti untuk keperluan irigasi, aerasi tambak ikan, dan sebagainya.

Bagaimana di Balikpapan?
Dalam (http://www.alpensteel.com/article/47-103-energi-angin--wind-turbine--wind-mill/892--rata-rata-kecepatan-angin-di-indonesia.html) dikatakan :
Rata-rata secara global kecepatan angin di darat adalah sekitar 30 - 40 km/jam. akan tetapi kecepatan rata2 angin di daratan sangat tergantung pada dimana kita mengukur kecepatan angin tersebut dan kapan kita melakukan pengukuran. sebagai contoh wilayah Indonesia bagian Timur seperti NTT, NTB, Sulsel dan pantai selatan Jawa mempunyai kecepatan angin rata-rata yang cukup tinggi yaitu 5 m/s, sementara di indonesia bagian barat cenderung lebih rendah dari nilai tersebut.

Untuk pengukuran kecepatan angin yang lebih baik memang dilakukan pada ketinggian 10 m, dengan pertimbangan efek dari lapisan perbatas dan korelasi eddy sudah tidak mempengaruhi kecepatan angin lagi. tapi rata2 stasiun cuaca, terutama di Indonesia melakukan pengukuran pada 0,5 m hingga 2 m. Sebagian besar stasiun cuaca bahkan mengambil nilai tengahnya dengan menempatkan anemometer dalam sangkar cuaca yang berketinggian 1,2 m.

Tidak ada satupun artikel yang bisa saya temukan menyebutkan bahwa Kota Balikpapan berada dalam kategori daerah dengan kecepatan angin seperti disebutkan diatas. Mungkin ada data dari BMG lokal balikpapan yang bisa mendukung keinginan beberapa pihak untuk mengembangkan pemanfaatan PLTB di Balikpapan?
eh, sebenarnya teknologi apa sih yang akan dikembangkan untuk PLTB di Balikpapan? coba deh simak http://www.forumbebas.com/thread-81256.html, disana disebutkan bahwa Pada 8 Juli 2009 lalu AWEA (American Wind Energy Association) membuat laporan mengenai seluruh kincir angin yang ada di Amerika. Laporan itu menyebutkan bahwa 20% dari seluruh energi yang digunakan di seluruh negeri itu dihasilkan dari tenaga angin. Selain mendapatkan data spesifik tentang pasokan listrik tenaga angin mereka juga merilis 10 kincir angin terbaik berdesain canggih.

Saya jadi teringat tahun 2007 lalu, ketika masih intens bertemu dengan Bapak Sugiek Sajagi, seorang ahli di urusan elektronika. Sampai satu saat ia memutuskan untuk ikut mengembangkan Kincir Angin mini yang kemudian melalui Lomba Teknologi Tepat Guna berhasil menarik berita secara nasional (http://osdir.com/ml/org.region.indonesia.mahawarman/2008-05/msg00007.html)
Nih, berita lengkapnya :
KOMPAS/AMBROSIUS HARTO / Kompas Images
Sugiek Sajagi, Jumat, 22 Februari 2008 | 02:15 WIB
Oleh Ambrosius Harto

Jakarta dan sekitarnya baru satu-dua hari merasakan pemadaman listrik. Tetapi, daerah-daerah lain sudah lama merasakan hal itu. Bahkan, pemadaman listrik itu telah membuat frustrasi warga Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Pasalnya, keadaan itu sudah berlangsung bertahun-tahun dan belum bisa diselesaikan.

Sebagian warga bosan karena barang-barang elektronik rusak, atau mereka mesti bolak-balik beli solar untuk menghidupkan generator set. Sugiek Sajagi pun gelisah karena krisis listrik yang tak kunjung teratasi. Menunggu perbaikan dari pemerintah dianggapnya cuma membuang waktu. Dia lalu bereksperimen dan berhasil membuat kincir angin untuk membangkitkan listrik.

Kincir yang mirip baling-baling pesawat itu bukan dibuat di laboratorium dengan peralatan canggih. Dia membuatnya di bengkel kerja yang sekaligus menjadi rumahnya. Dalam bangunan berdinding kayu itu, televisi, radio, dan sirkuit elektronik menumpuk.

”Sudah lama saya menjadi tukang memperbaiki barang elektronik,” kata Sugiek, pria yang meraih juara ketiga pada Gelar Teknologi Tepat Guna Nasional IX 2007 itu

Inspirasi Sugiek membuat kincir berawal dua tahun lalu. Suatu malam mantan kru kapal laut ini menggenjot sepeda yang lampunya menyala. Dia tahu tenaga (listrik) untuk menyalakan lampu itu berasal dari putaran dinamo akibat kayuhan kaki.

”Kalau begitu, selama ada dinamo dan pemutar, listrik bisa dihasilkan,” ujar Sugiek.

Lelaki ini pun bereksperimen dan lahirlah ide membuat pembangkit listrik yang digerakkan hewan. Sugiek memang memelihara beberapa kambing untuk dijual.

Percobaan yang dilakukannya berhasil meski daya listrik yang dihasilkan kecil. Lagi pula, percobaan dengan menggunakan kambing dirasakannya tak manusiawi. ”Kambing saya jadi enggak bisa jalan lurus, cuma muter-muter terus,” katanya.

Sugiek kembali memutar otak dan lahirlah ide membuat kincir angin. Dia terinspirasi gambar kincir angin di Belanda dan baling-baling pesawat. Kincir dan baling-baling ketika berputar akan menghasilkan energi gerak. Energi itu bisa digunakan memutar generator listrik.

Ide itu direalisasikan dengan eksperimen swadaya. Sugiek membeli dinamo yang mampu berputar 1.500 kali per menit (rpm), baterai (aki) untuk menampung daya listrik, roda pemutar, potongan fiberglass untuk membuat kincir atau baling-baling, dan kabel.

Hasilnya, pada putaran ke-750 dinamo menghasilkan energi yang dapat diserap baterai. Dalam dua jam baterai penuh dan menghasilkan daya listrik 1.500 watt. Daya itu cukup untuk menyalakan televisi, kulkas, mesin cuci, komputer, dan kipas angin sekaligus selama empat jam. Selama kincir berputar, aki otomatis bisa terus menyerap energi

Kreasi Sugiek itu diminati sebagian penduduk Balikpapan. Dalam kurun dua tahun, ia menjual lebih dari 40 kincir kepada penduduk dan beberapa rumah sakit. Keuntungan dari penjualan kincir lalu dia pakai untuk biaya hidup sehari-hari dan bereksperimen lagi.

”Duit saya lebih banyak habis untuk eksperimen bikin benda ini, bikin barang itu, ha-ha-ha,” tutur pria yang menjual kincir anginnya seharga Rp 15 juta-Rp 20 juta per unit, tergantung kemampuan dinamonya itu.

Ia berusaha berpegang pada prinsip bahwa temuan-temuan yang dia hasilkan harus bermanfaat dan mampu menolong warga yang kesulitan.

Selain kincir, ia juga memodifikasi kacamata hitam dari plastik untuk membantu memulihkan penglihatan yang kabur. Dia menembak kacamata itu dengan laser sehingga ada belasan lubang kecil. Selanjutnya, kacamata itu disinari inframerah selama beberapa jam.

”Lubang-lubang dan kandungan inframerah membantu mata bisa melihat dengan lebih enak,” ujar Sugiek. Kacamata hasil modifikasinya itu telah dijual hingga Surabaya (Jawa Timur) dan Semarang (Jawa Tengah).

”Kegilaan” bereksperimen terkait dengan lika-liku hidupnya. Lulus sekolah menengah pertama pada 1958, Sugiek pergi ke Jember, Jatim, dan belajar di Sekolah Teknik Menengah dr Soebandi. Di kota itu ia indekos di rumah Kepala SMA Negeri 3. Dia juga mengajari anak pemilik rumah pelajaran aljabar dan elektronik. Sebagai ”imbalan”, Sugiek boleh belajar di SMA Negeri 3.

Selepas SMA, lelaki yang bisa berbahasa Belanda, Perancis, Inggris, Jerman, Spanyol, dan Jepang ini sempat kembali ke Balikpapan selama setahun. Namun, keinginannya belajar masih menggebu. Sugiek lalu pergi ke Jakarta dan menuntut ilmu di ATN/STTN (kini Institut Sains dan Teknologi Nasional).

”Di STTN saya tidak lulus-lulus, malah berantem sama dosennya,” kenang Sugiek yang suka ”berkeliaran” di Pelabuhan Tanjung Priok dan secara tak sengaja terbawa kapal hingga ke Amerika Serikat.

Selama di kapal ia memperdalam ilmu elektronik dari teknisi kapal. Dia jadi tahu bagaimana cara memperbaiki radio panggil hingga radar. Sesampai di AS, Sugiek ”terdampar” dan tinggal di San Ramon, California, selama lima tahun.

Di Negeri Paman Sam itu, ia sempat bersekolah untuk menambah pengetahuan di bidang teknologi. Ketika kembali ke Indonesia pada 1972, dia semakin tenggelam dengan teknologi. Berbagai pekerjaan sebagai teknisi dijalaninya. Sugiek pernah menjadi teknisi perusahaan minyak dan gas bumi, ”tukang” memperbaiki pesawat terbang, kapal laut, sampai radar.

”Entah mengapa, tetapi saya tetap merasa kurang sreg dengan berbagai pekerjaan itu. Saya memutuskan berhenti ’ikut orang’ tahun 1980,” katanya.

Berbekal tabungan bekerja selama beberapa tahun dan keahlian yang dimilikinya, dia lalu membuka bengkel di Jalan Cendrawasih, Kelurahan Muara Rapak, Kecamatan Balikpapan Utara, sambil terus bereksperimen menciptakan barang-barang yang bermanfaat.

Selain pembangkit listrik tenaga angin dan kacamata inframerah yang laku di pasaran, Sugiek antara lain juga menciptakan pembangkit listrik tenaga air dan perahu dengan tenaga sinar matahari. Belakangan, dia juga membuat alat pengusir nyamuk, kecoa, dan tikus yang berbentuk seperti ponsel bertenaga listrik. Alat yang terakhir dia ciptakan itu hak ciptanya dia jual kepada sebuah perusahaan Korea.

Adakah semua ciptaannya itu dipatenkan? ”Malas, prosesnya rumit dan lama. Biar saja ditiru orang lain, asalkan bermanfaat buat masyarakat,” jawab Sugiek yang masih berusaha membuat kincir yang berharga lebih terjangkau, sekitar Rp 7 juta.

See?...... yang kita butuhkan sesungguhnya adalah investor yang mau mengembangkan teknologi ini dengan berinvestasi di Balikpapan..... dan menjual produknya keluar Balikpapan.... bukan dijejalkan untuk Balikpapan...

Selengkapnya.....