Installing Sound System For My Car

Belajar pasang sound system untuk mobil.

Mungkin ini adalah cara yang agak tidak lazim bila dibandingkan dengan yang dilakukan oleh installer sound system.
saya pakai 2 buah Sub Woofer 10" merk Accoustic type A-1082-2 berkekuatan 300watt.


Sebagai tempat pemasangan, cukup menggunakan lembaran multiplex/hardboard setebal 150mm yang saya lapis dengan lem kayu dan finishing dengan cat kombinasi hitam dan merah.
Untuk Crossover saya gunakan merk Hokutone HN-3 3way 8 ohm bekas punyanya salon speaker tapedeck lawas. Sedangkan Active crossover pakai Merk Lanzar Vibe type X6 3wayelectronic crossover.


Power Amplifier, saya menggunakan Merk American Boss 4channel class A/B Amplifier type ABS-435 dengan daya 3000watt.
Instalasi yang dihasilkan seperti gambar berikut :


Untuk kualitas suara yang dihasilkan, ternyata masih bermasalah dengan Source powernya. Kelihatannya harus disokong dengan thunder capasitor dan jalur khusus catu daya langsung dari Aki ke Power Amplifier.
Di bagian Front Sound, saya pasang Tweater merk LAStorm.
Head Unit pakai buatan China, yang ditempeli merk RockFox type RF-905. Sudah ada USB dan MMC Slot.
Namanya juga belajar.
Untuk menemani Corolla GL AE80 lumayanlah.



Selengkapnya.....

Somebody Has Modified Their Rides In Priceless






Twin Engine



Selengkapnya.....

Mengirim File Dengan Pando


Setelah mengunjungi Blognya Will, saya ikuti reviewnya tentang sebuah aplikasi yang diklaimnya sangat bagus yang menyediakan cara untuk mengirim file berukuran besar kepada orang lain dengan cara yang lebih baik ketimbang mengirim file itu dengan e-mail. Aplikasi ini diberi nama Pando. Pando adalah aplikasi P2P software dan free. Menangani proses downloading, streaming dan sharing media files secara lebih cepat, mudah dan menyenangkan. Baik itu email dengan attachments yang besar, IM folder, atau mem-publish downloadable video Anda ke Web. Atau untuk keperluan menyaksikan full-screen HD Internet TV. Program ini yang akan menangani file besar yang akan dikirim dengan meng-upload terlebih dulu file tersebut ke server. Lalu meneruskannya dengan e-mail yang Anda miliki ke alamat tujuan sebagai attachement files.

Satu-satunya persoalan dengan aplikasi ini adalah bahwa alamat tujuan atau penerima e-mail harus menggunakan aplikasi yang sama yang terinstal di komputernya untuk membuat program ini bekerja dengan baik. Menurut hemat saya, akan lebih baik bila si alamat tujuan tidak memerlukan program ini bila hanya untuk mendownload file yang diterimanya.

Untuk Free Version program yang bekerja di OS Mac dan Windows ini menyediakan ruang upload hingga 1 GB. sedangkan versi $24.99 mengijinkan kita untuk meng-upload file hingga 3GB.



Selengkapnya.....

Crowd Parking Management At The Plaza Balikpapan

Gak taulah kalau cara penulisannya salah.
Bermula dari kisah malam mingguan bersama keluarga, tadi malam jam 19.00 bersama seluruh keluarga aku pergi berkunjung ke dokter keluarga. Tidak seperti biasanya, asisten dokter alias tukang daftar, belum ada, apalagi dokternya. Acara ke dokter batal.
Akhirnya, diputuskan kami langsung saja ke The Plaza Balikpapan. Window Shopping ceritanya. Karena Lantai Basement dan Lantai I sudah penuh dengan kendaraan. Dapat parkir di Lantai II.
Kelar keliling dalam Plaza, jam 21.30 kami kembali menuju tempat parkir mobil. Disitu suara klakson mobil sudah bersahut-sahutan. Hanya dalam hitungan beberapa menit, saya sudah terjebak dalam antrian kendaraan yang hendak turun dan keluar dari gedung parkir The Plaza Balikpapan.
Hingga Jam 22.30 kami masih dalam antrian di gedung sontoloyo itu.

Sungguh gak habis pikir. Seperti juga sistem parkir di Bandara Sepinggan, Plaza Rapak maupun Hotel Novotel Balikpapan, begitu pula The Plaza Balikpapan, semua dikelola oleh Sun Parking.
Malam itu semua lokasi parkir kendaraan roda empat di The Plaza penuh dengan kendaraan. Dan Sun Parking hanya mengoperasikan 2 loket pembayaran parkir ! itupun palang pintunya macet ! Damn.... Damn Sun Parking !
Way out dari The Palza pun cuma bisa dilalui oleh mobil secara satu-persatu. Saya tidak paham dengan jalan pikiran manajemen Sun Parking disitu. Tapi nampaknya harus ada perubahan.
Jam 23.00 barulah saya sekeluarga bisa keluar dari cengkeraman manajemen parkir Sun Parking di The Plaza Balikpapan.
Ini seperti melengkapi sontoloyonya kapitalisme sistem perparkiran Sun Parking di Balikpapan. Sepertinya tidak cukup dengan model Hotel yang parkirnya diatur oleh mereka, lalu tata cara pengelolaan parkir menginap di Bandara yang terbilang aneh. Dan pengelolaan parkir di Plaza Rapak yang semaunya.
Sungguh menjengkelkan.

Selengkapnya.....

Manajemen Keuangan : Struktur Modal

I. PENDAHULUAN

Peran Usaha Kecil dan Menengah atau lebih sering dikenal UKM dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara, sudahlah tidak diragukan lagi. Ketika terjadi krisis yang melanda pada tahun 1998, justru perusahaan-perusahaan berskala kecil dan menengah yang relatif mampu bertahan dibandingkan perusahaan besar. Alasannya karena mayoritas perusahaan berskala kecil tidak terlalu tergantung pada modal besar atau pinjaman dari luar dalam kurs dollar. Sehingga, ketika ada fluktuasi nilai tukar, perusahaan berskala besar yang secara umum selalu berurusan dengan mata uang asing adalah yang paling berpotensi mengalami imbas tersebut.
Beberapa penelitian terdahulu menyebutkan bahwa struktur modal UKM khususnya di Indonesia, hampir sebagian besar berdasar pada investasi pribadi. Sangat sedikit, mereka yang berhubungan dengan pihak ketiga untuk mendapatkan dana. Jika mereka membutuhkan suntikan dana dari pihak luar, justru pihak-pihak penyedia dana selain bank, yang sangat berperan. Misal bank-bank perkreditan rakyat atau malah rentenir. Seperti yang kita ketahui pula, bunga yang dikenakan pada peminjam adalah sangat-sangat tinggi dan mencekik leher. Jelas, kondisi seperti ini tidak akan terjadi untuk perusahaan berskala besar.
Kini, di tahun 2008 krisis moneter kembali melanda dunia dan imbasnya terasa di Indonesia. Kondisi ini menjadikan perekonomian Indonesia kembali memburuk. Tingkat suku bunga yang tinggi dengan menurunnya daya beli masyarakat menjadikan dunia bisnis ikut terpuruk. Banyak perusahaan besar mulai mengalami kebangkrutan karena lesunya pasar. Hutang yang telah jatuh tempo dikarenakan nilai tukar Rupiah yang sangat melemah terhadap Dollar juga menambah suram kondisi ini. Berdasarkan kondisi tersebut, perusahaan dalam menentukan struktur modalnya akan sangat memperhitungkan untung rugi yang akan didapatkan jika mereka menambah jumlah hutangnya.
Dengan mengetahui apa dan bagaimana faktor-faktor yang paling mempengaruhi struktur modal perusahaan khususnya manufaktur, dapat membantu khususnya pihak manajemen perusahaan yang ada dalam perusahaan tersebut dalam menentukan bagaimana seharusnya pemenuhan kebutuhan dana untuk mencapai struktur modal yang optimal harus dilakukan. Dengan demikian tujuan pihak manajemen perusahaan untuk memaksimumkan kemakmuran usaha dapat tecapai.

II. LANDASAN TEORI

Sebagaimana disebutkan dalam Weston dan Brigham (1990) kebijakan mengenai struktur modal melibatkan trade off antara risiko dan tingkat pengembalian-penambahan utang dapat memperbesar risiko perusahaan tetapi sekaligus juga memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan. Risiko yang semakin tinggi akibat membesarnya utang cenderung menurunkan harga saham, tetapi meningkatnya tingkat pengembalian yang diharapkan akan menaikkan harga saham tersebut. Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang mengoptimalkan keseimbangan antara risiko dan pengembalian sehingga memaksimumkan harga saham. Untuk itu, dalam penetapan struktur modal suatu perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai variabel yang mempengaruhinya.
Masalah struktur modal merupakan masalah penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal perusahaan akan mempunyai efek yang langsung terhadap posisi finansialnya. Suatu perusahaan yang mempunyai struktur modal yang tidak baik, dimana mempunyai hutang yang sangat besar akan memberikan beban yang berat kepada perusahaan tersebut.

a. Pengertian Struktur Modal
Struktur modal adalah perimbangan / perbandingan hutang jangka panjang dengan modal sendiri ( Riyanto, 2001 ). Struktur modal merupakan cermin dari kebijaksanaan perusahaan dalam menentukan jenis sekuritas yang dikeluarkan, karena masalah struktur modal adalah erat hubungannya dengan masalah kapitalisasi, dimana disusun dari jenis-jenis funds yang membentuk kapitalisasi adalah struktur modalnya. Keputusan struktur modal berkaitan dengan pemilihan sumber dana baik yang berasal dari dalam maupun dari luar, sangat mempengaruhi nilai perusahaan. Sumber dana perusahaan dari internal berasal dari laba ditahan dan depresiasi. Dana yang diperoleh dari sumber eksternal adalah dana yang berasal dari para kreditur dan pemilik perusahaan. Pemenuhan kebutuhan dana yang berasal dari kreditur merupakan utang bagi perusahaan. Dana yang diperoleh dari para pemilik merupakan modal sendiri.
Kebijakan mengenai struktur modal melibatkan trade off antara risiko dan tingkat pengembalian. Penambahan utang akan memperbesar risiko perusahaan tetapi sekaligus juga memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan. Risiko yang makin tinggi akibat membesarnya utang cenderung menurunkan harga saham, tetapi meningkatkan tingkat pengembalian yang diharapkan akan menaikkan harga saham tersebut. Sruktur modal yang optimal adalah struktur modal yang mengoptimalkan kesimbangan antara risiko dan pengembalian sehingga memaksimumkan harga saham ( Brigham dan Houston, 2001).

b. Teori Struktur Modal
1) Agency Theory
Teori ini dikemukakan oleh Michael C. Jensen dan William H. Meckling pada tahun 1976 (Horne dan Wachowicz, 1998 dalam Saidi, 2004) ,yang menyebutkan bahwa manajemen merupakan agen dari pemegang saham, sebagai pemilik perusahaan. Para pemegang saham berharap agen akan bertindak atas kepentingan mereka sehingga mendelegasikan wewenang kepada agen. Biaya yang ditimbulkan dari pengawasan yang dilakukan oleh manajemen disebut biaya agensi. Biaya agensi menurut Horne dan Wachowicz dalam Saidi (2004) adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan pengawasan manajemen untuk menyakinkan bahwa manajemen bertindak konsisten sesuai dengan perjanjian kontraktual perusahaan dengan kreditur dan pemegang saham.

2) Signaling Theory
Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2001) adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan cara-cara lain, termasuk penggunaan utang yang melebihi target struktur modal yang normal. Pengumuman emisi saham oleh suatu perusahaan merupakan suatu isyarat (signal) bahwa manajemen memandang prospek perusahaan suram. Apabila suatu perusahaan menawarkan penjualan saham baru lebih sering dari biasanya, maka harga sahamnya akan menurun, karena menerbitkan saham baru berarti memberikan isyarat negatif yang kemudian dapat menekan harga saham sekalipun prospek perusahaan cerah.

3) Pecking Order Theory
Pecking order theory mengasumsikan bahwa perusahan bertujuan untuk memaksimumkan kesejahteraan pemegang saham. Perusahaan berusaha menerbitkan sekuritas pertama dari internal, retained earning, kemudian utang berisiko rendah dan terakhir ekuitas (Myers, 1984 dalam Perminas Pangeran, 2004). Pecking order theory memprediksi bahwa pendanaan utang eksternal didasarkan pada defisit pendanaan internal.
Model pecking order theory memfokuskan pada motivasi manejer korporat, bukan pada prinsip-prinsip penilaian pasar modal. Pecking order theory mencerminkan persoalan yang diciptakan oleh asimetrik informasi. Dasar pemikirannya didasarkan pada penjelasan berikut ini, (Meyers, 1984 dalam Perminas Pangeran, 2004) :
  1. Para manejer mengetahui lebih banyak tentang perusahaan daripada investor luar, namun mereka enggan untuk menerbitkan saham ketika percaya saham mereka adalah undervalued.
  2. Investor memahami bahwa para manajer mengetahui lebih banyak dan mereka mencoba menerbitkan sesuai waktu yang tepat.
  3. Para manejer menginterpresentasikan keputusan untuk menerbitkan ekuitas sebagai bad news, dan perusahaan dapat menerbitkan ekiutas hanya pada harga discount.
  4. Perusahaan yang bekerja berdasarkan filosofi pecking order theory dan membutuhkan ekuitas eksternal kemungkinan tidak akan memanfaatkan kesempatan investasi yang baik, karena saham tidak dapat dijual pada “fair Price”.
Menurut Myers (1996) dalam Saidi (2004) perusahaan lebih menyukai penggunaan pendanaan dari modal internal, yakni dana yang berasal dari aliran kas, laba ditahan dan depresiasi. Urutan penggunaan sumber dana dengan mengacu packing order theory adalah internal fund (dana internal), debt (utang), dan equity (modal sendiri) (Kaaro, 2003).

4) Trade Off Theory
Konsep trade off dalam balancing theory adalah menyeimbangkan manfaat dan biaya dari penggunaan utang dalam struktur modal sehingga disebut pula sebagai trade off theory (Brigham et al, 1999 dalam Kaaro, 2003). Berdasarkan teori Modigliani dan Miller (1996) dalam Adler Haymans Manurung (2004), semakin besar utang yang digunakan, semakin tinggi nilai perusahaan. Model Modigliani dan Miller mengabaikan faktor biaya kebangkrutan dan biaya keagenan. Struktur modal yang optimal dapat ditemukan dengan menyeimbangkan antara keuntungan penggunaan utang dengan biaya kebangkrutan dan biaya keagenan yang disebut model trade off ( Myers, 1984 dalam Perminas Pangeran, 2004).
Perusahaan mendasarkan keputusan pendanaan pada struktur modal yang optimal. Struktur modal optimal dibentuk dengan menyeimbangkan manfaat dari penghematan pajak atas penggunaan utang terhadap biaya kebangkrutan. Penggunaan utang mengakibatkan peningkatan EBIT yang mengalir ke investor, jadi semakin besar utang perusahaan, semakin tinggi nilainya dan harga saham perusahaan. Berdasarkan makalah Modigliani-Miller dengan pajak, harga saham perusahaann akan dimaksimumkan jika menggunakan utang 100 persen. Dalam kenyatannya, jarang ada perusahaan yang menggunakan utang 100 persen karena perusahaan membatasi penggunaan utang untuk menekan biaya-biaya yang berkaitan dengan kebangkrutan (Brigham dan Houston, 2001).

III. PEMBAHASAN

Setiap perusahaan pada tahap awal berdiri pasti memerlukan modal untuk penetapan struktur modalnya, dan pada saat akan memperluas usaha atau menggabungkan usahanya besar kemungkinannya akan_melakukan perubahan struktur modal yang disebabkan adanya perubahan modal atau tambahan modal. Dua hal yang harus dilakukan perusahaan ; Pertama, menentukan besarnya Kebutuhan modal kuantitatif. Kedua, menentukan sumber modal kualitatif/jenis modal yang akan ditarik. Proses pertama dikatakan sebagal proses Kapitalisasi, sedangkan yang kedua dikatakan sebagai proses penentuan Struktur Modal. Untuk menentukan Struktur Modal perusahaan dihadapkan pada berbagai variabei yang mempengaruhinya. Terdapat 10 variabel yang mungkin akan berpengaruh yaitu ; Tingkat bunga, Stabilitas penjualan, Tingkat pertumbuhan penjualan, Susunan Aktiva, Kadar risiko dari aktiva, Kebutuhan modal, Struktur saingan, Keadaan pasar modal, Sikap manajemen, dan Sikap pemberi pinjaman. Bagi perusahaan susunan struktur modal terbaik dikatakan sebagal Struktur Modal Optimum. Struktur modal optimum menurut pendekatan konservatif adalah struktur modal yang menggunakan modal pinjaman maksimum 50% dari total modal. Sedangkan menurut pendekatan biaya modal struktur modal optimum adalah struktur modal yang dapat meminimumkan rata-rata biaya modal perusahaan. Metoda biaya modal ini dapat dianalisis dengan berbagai pendekatan, dan pendekatan yang dipilih pada persoalan ini adalah Pendekatan Tradisional yang menyatakan bahwa struktur modal optimum akan terjadi pada kondisi rata-rata biaya modal minimum dan nilai perusahaan maksimum. Disini harus dilakukan analisis terhadap variabel-variabel yang berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan dan hubungannya dengan penentuan nilai perusahaan. Sehingga harus ditentukan :
1. Variabel yang dominan terhadap struktur modal dengan menggunakan Analisa Faktor.
2. Menentukan nilai perusahaan yang maksimum.

Menurut Maness (1988), ada beberapa faktor yang mempengaruhi penentuan struktur modal yang optimal, yaitu :
1. Stabilitas Penjualan
Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil.
2. Operating Leverage
Perusahaan yang mengurangi leverage operasinya lebih mampu untuk menaikkan penggunaan leverage keuangan ( hutang ).
3. Corporate Taxes
Karena bunga tax-deductable, ada sebuah keuntungan jika menggunakan hutang. Marginal tax rate perusahaan yang lebih tinggi, maka keuntungan menggunakan hutang akan lebih tinggi, semua yang lainnya dianggap sama.
4. Kadar resiko dari aktiva
Tingkat atau kadar resiko dari setiap aktiva didalam perusahaan adalah tidak sama. Makin panjang jangka waktu penggunaan suatu aktiva didalam perusahaan, makin besar derajat resikonya. Dan perkembangan dan kemajuan teknologi serta ilmu pengetahuan yang tiada henti, dalam artian ekonomis dapat mempercepat tidak digunakannya suatu aktiva, meskipun dalam artian teknis masih dapat digunakan.
5. Lenders dan rating agencies
Jika perusahaan menggunakan hutang semakin berlebih, maka pihak lenders akan mulai meminta tingkat bunga yang lebih tinggi dan rating agencies akan mulai menurunkan rating pada tingkat hutang perusahaan.
6. Internal cash flow
Tingkat internal cash flow yang lebih tinggi dan lebih stabil dapat menjastifikasi sebuah tingkat leverage lebih stabil.
7. Pengendalian
Banyak perusahaan sekarang meningkatkan tingkat hutangnya dan memulai dengan menerbitkan hutang baru hingga repurchase outstanding commonstock. Tujuan dari peningkatan hutang tersebut adalah untuk mendapatkan return yang lebih tinggi., sedangkan pembelian kembali saham bertujuan untuk lebih meningkatkan tingkat pengendalian.
8. Kondisi ekonomi
Kondisi ekonomi seperti sekarang ini dan juga kondisi pada pasar keuangan dapat mempengaruhi keputusan struktur modal. Ketika tingkat suku bunga tinggi, mungkin keputusan pendanaan lebih mengarah pada short-term debt, dan akan dilakukan refinance dengan long-term debt atau equity jika kondisi pasar memungkinkan.
9. Preferensi pihak manajemen
Preferensi manajemen terhadap resiko dan gaya manajemen mempunyai peran dalam hubungannya dengan kombinasi debt-equity perusahaan pada struktur modalnya.
10. Debt covenant
Uang yang dipinjam dari sebuah bank dan juga penerbitan surat hutang dan terwujud melalui serangkaian kesepakatan (debt covenant).
11. Agency cost
Agency cost adalah sebuah biaya yang diturunkan guna memonitor kegiatan pihak manajemen untuk menjamin bahwa kegiatan mereka selaras dengan persetujuan antara manajer, kreditur dan juga para shareholders.
12. Profitabilitas
Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi, dan penggunaan internal financing yang lebih besar dapat menurunkan penggunaan hutang (rasio hutang).

Pada kasus tertentu ternyata kondisinya dapat dikelompokan pada 4 faktor yang dominan terhadap penentuan struktur modal, yaitu:
  • Faktor 1: Stabilitas pendapatan dan kebutuhan modal, komponen variabelnya: Stabilitas penjualan dan kebutuhan modal. Dengan variabel yang dominan adalah kebutuhan modal.
  • Faktor 2: Struktur pasar industri yang terdiri variabel; struktur saingan, tingkat bunga, tingkat pertumbuhan penjualan, dan kadar risiko dari aktiva. Variabel dominannya adalah struktur saingan.
  • Faktor 3: Risiko usaha dan keuangan, yang terdiri variabel; sikap pemberi pinjaman, susunan aktiva, dan sikap manejemen. Variabel dominannya adalah sikap pemberi pinjaman.
  • Faktor 4: Situasi perekonomian yang hanya terdiri variabel keadaan pasar modal, sehingga variabel dominannya adalah variabel keadaan pasar modal.
Untuk penentuan nilai perusahaan, dengan menggunakan pendekatan Tradisional sebagai alat manajemen keuangan diperoleh hasil bahwa nilai perusahaan akan meningkat dengan rata-rata biaya modal perusahaan melalui cara perusahaan modal pinjamannya. Dan struktur modal diterapkan harus mempunyai ratio hutang maksimum sehingga mencapai struktur modal optimum.
Pendekatan dalam Teori Struktur Modal
1. Pendekatan Laba Operasi Bersih (NOI Approach)
Dikemukakan oleh David Durand (1952). Pendekatan ini menggunakan asumsi bahwa investor memiliki reaksi yang berbeda terhadap penggunaan hutang perusahaan. Pendekatan ini melihat bahwa biaya modal rata-rata tertimbang bersifat konstan berapapun tingkat hutang yang digunakan perusahaan.
2. Pendekatan Traditional (Traditional Approach)
Diasumsikan terjadi perubahan struktur modal dan peningkatan nilai total perusahaan melalui penggunaan financial leverage (hutang dibagi modal sendiri).
3. Pendekatan Modigliani dan Miller (MM Approach)
MM berpendapat bahwa risiko total bagi seluruh pemegang saham tidak berubah walaupun struktur modal perusahaan mengalami perubahan. Hal ini didasarkan pada pendapat bahwa pembagian struktur modal antara hutang dan modal sendiri selalu terdapat perlindungan atas nilai investasi. Yaitu karena nilai investasi total perusahaan tergantung dari keuntungan dan risiko, sehingga nilai perusahaan tidak berubah walaupun struktur modalnya berubah. Asumsi yang digunakan adalah, pasar modal sempurna, nilai yang diharapkan dari distribusi probabilitas semua investor sama, perusahaan mempunyai risiko usaha (business risk) yang sama dan tidak ada pajak
Strategi efisiensi biaya bertujuan untuk meningkatkan produktivitas perusahaan dan efektifitas kerja sumber daya perusahaan yang ada. Untuk mengatasi keterbatasan modal kerja dan biaya operasional perusahaan perlu mengadakan perencanaan penghematan diberbagai bidang. Implikasi strategi efisiensi biaya adalah:
  1. Meminimalkan Kenaikan Biaya Tetap dengan cara pertumbhan pegawai negatif dan rasionalisasi pegawai.
  2. Mengurangi Biaya Tetap tunai dengan cara pengaturan struktur modal melalui penggunaan fasilitas kredit jangka panjang untuk memenuhi modal kerja dan penggunaan fasilitas kredit lunak UKM sehingga beban bunga lebih rendah.
  3. Efisiensi biaya variabel dilakukan ditingkat proses produksi dengan cara pengaturan penggunaan lini mesin pemotongan sesuai jumlah sapi . Biaya variabel juga dapat dihemat dengan strategi kemitraan usaha baik ditingkat on farm (penyediaan bahan baku), maupun pemasaran produk sehingga biaya operasional ditanggung barsama.
Untuk menentukan struktur modal yang optimum, digunakan konsep cost of capital. Dengan perhitungan cost of capital hutang obligasi, cost of capital emisi saham baru, cost of capital saham biasa, cost of capital laba ditahan, dan weighted average cost of capital. Dan struktur modal yang optimum tercapai apabila biaya modal rata-rata tertimbang adalah rendah. Karena biaya modal ini berhubungan dengan profitabilitas, maka pada saat struktur modal optimum diperhitungkan pula tingkat profitabilitas dengan cara ROA dan ROE.
Untuk menghitung besarnya biaya modal dalam kaitanya dengan struktur modal dan nilai perusahaan digunakan beberapa rumus berikut :

1. Rumus pertama untuk menghitung return obligasi :

Ki = I/B

Dimana :
I = bunga hutang tahunan
B = Nilai pasar obligasi yang beredar
Ki = Return dari obligasi

2. Rumus kedua untuk menghitung return saham biasa :

Ke = E/S

Dimana :
E = Laba untuk pemegang saham biasa
S = Nilai pasar saham biasa yang beredar
Ke = Return dari saham biasa

3. Rumus ketiga untuk mengitung return bersih perusahaan :

Ko = O/V

Dimana :
O = Laba operasi bersih
V = Total Nilai perusahaan
Ko = Return bersih perusahaan


IV. KESIMPULAN

Struktur modal hadir sebagai pengetahuan dari hasil perhitungan rasio antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Ini berarti, struktur modal hanya tercermin pada golongan pasiva dana permanen. Dengan demikian tidaklah berlebihan struktur modal dikatakan sebagai bagian dari struktur finansiil.
Tujuan utama terbentuknya perusahaan adalah mencari keuntungan serta kesinambungan usaha. Untuk mencapai keuntungan yang diharapkan, perusahaan memerlukan dana untuk keperluan operasi dan investasi. Berbagai pertimbangan perlu diperhatikan dalam memenuhi dana tersebut antara lain biaya modal, resiko yang mungkin dihadapi apabila dana tersebut ditarik dari hutang jangka panjang atau menerbitkan saham biasa. Disamping itu seberapa besar komposisi struktur modal yang optimal bagi perusahaan.


DAFTAR PUSTAKA
  1. James C. Van Horne dan John M. Wachowicz,JR, Fundamentals of Financial Management, Buku 1 Edisi 12, Terjemahan, Salemba Empat, Jakarta, 2005
  2. http://fe.elcom.umy.ac.id/file.php/52/Diktat_Kuliah_Manajemen_Keuangan_II/ BAB_12_Teori_Struktur_Modal.pdf. diakses tanggal 8 Desember 2008
  3. http://agusw77.files.wordpress.com/2007/12/analisis-struktur-modal.doc. Diakses tanggal 8 Desember 2008


Selengkapnya.....

Manajemen Pemasaran : Resiko Pasar

1. PENDAHULUAN

Penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) khususnya premium sebagai langkah pemerintah dalam menyikapi turunnya harga minyak dunia menjadi sekitar 44 dolar AS per barel yang ditetapkan per 1 Desember 2008 ini, banyak diprediksi kalangan masyarakat tidak akan banyak mempengaruhi harga sembilan bahan makanan pokok (sembako) di Indonesia khususnya di beberapa pasar tradisional yang berada di Kota Balikpapan.
Walaupun penurunan harga minyak ini dimaksudkan untuk mendorong sektor rill namun penurunan harga premium saat ini sesungguhnya tidak terlalu signifikan, yaitu hanya Rp 500 per liter, sehingga tidak banyak mempengaruhi perubahan komponen harga.
Faktor lain adalah, banyaknya pedagang khususnya yang menjual barang-barang hasil produksi pabrik, yang masih menjual barang stok lama sehingga harganya pun masih belum berubah. Faktanya adalah jika stok di penjual habis, distributor akan memberi tahu dulu tentang perubahan harga barang. Kondisi lain yang berpengaruh adalah adanya Perayaan hari raya Idul Adha yang jatuh pada awal pekan kedua Desember. Ini menguatkan asumsi bahwa kondisi ini juga tidak banyak mempengaruhi fluktuasi harga di pasaran bahkan harga kebutuhan pokok cenderung stabil.
Kondisi perekonomian tahun 2009 banyak diperkirakan akan lebih buruk dibanding tahun 2008 karena hanya mampu menggenjot pertumbuhan ekonomi 4-5 persen, bahkan prediksi pesimistis menyebutkan hanya tumbuh 3,5 persen, jauh di bawah prediksi pertumbuhan enam persen pada tahun 2008. Implikasinya, bila pertumbuhan ekonomi pada tahun 2009 menurun menjadi empat persen, diperkirakan sekitar satu juta angkatan kerja baru tidak memperoleh pekerjaan alias menganggur. Pelaku usaha akan terdorong untuk mereposisi pasar mereka, dari yang semula berorientasi ekspor ke pasar domestik meski keuntungan yang diraih tidak sebesar dari ekspor.
Sehingga pelaku pasar saat ini sedang menghadapi gejolak pergerakan harga pasar, seperti nilai sekuritas, valuta asing, harga komoditi mapupun tingkat suku bunga sebagai akibat dari kondisi-kondisi yang terjadi akibat turunnya harga BBM.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang timbul adalah, “Mengelola resiko pasar pada perusahaan dengan memperhatikan potensi kerugian yang disebabkan oleh perubahan harga-harga pasar akibat pergerakan sektor riil”

2. LANDASAN TEORI
Risiko adalah hal yang wajar dalam suatu bisnis. Mengambil dan mengelola risiko adalah sesuatu yang wajib dilakukan oleh perusahaan untuk menciptakan laba dan nilai perusahaan. Namun banyak perusahaan yang gagal dalam mengelola risiko dengan baik maupun tidak memahami risiko yang mereka ambil sendiri.
Ukuran risiko sendiri ada banyak, antara lain adalah capital at risk, earnings at risk atau cash flow at risk. Ukuran ini tergantung perusahaan Anda, apakah lebih fokus kepada neraca, laporan keuangan atau arus kas.
Pengertian risiko adalah suatu ketidakpastian tentang kejadia pada masa depan. Seseorang atau suatu perusahaan dapat menghadapi risiko dengan cara: menghindari (risk avoidance), mencegah (risk control), menahan (risk retention) atau memindahkan risiko (risk transfer). Penghindaran risiko (risk avoidance) adalah praktik menghindari risiko dengan menurunkan atau menghilangkan partisipasi dalam sebuah kegiatan. Pengendalian risiko (risk control) adalah praktik meminimalkan frekuensi atau keparahan kerugian dari kegiatan berisiko. Penahanan atau penyimpanan risiko (risk retention) adalah praktik penutupan kerugian suatu perusahaan dengan dananya sendiri, misalkan suatu perusahaan mungkin sadar bahwa lebih murah membayar perbaikan kendaraannya dengan biaya sendiri daripada menyerahkan klaim ke perusahaan asuransi. Ketika potensi risiko yang lebih tidak dapat dihindari atau dikendalikan, perusahaan terkadang memilih pemindahan risiko (risk transfer). Pemindahan risiko adalah praktik pemindahan risiko suatu perusahaan ke perusahaan lain—sebut saja, suatu perusahaan asuransi.
Risiko pasar, yaitu bentuk tekanan yang terjadi ketika ada pergerakan harga pasar, seperti nilai sekuritas, valuta asing, harga komoditi mapupun tingkat suku bunga. Risiko pasar adalah potensi kerugian yang disebabkan oleh perubahan harga-harga pasar dan yields. Risiko pasar sangat berkaitan dengan pinjaman nasabah Bank, deposito, aktivitas perdagangan, surat-surat berharga dan produk derivatif. Risiko pasar dikelola dalam batas risiko secara menyeluruh dan menggunakan teknik lindung nilai ( hedging). Seluruh aktivitas perdagangan sehubungan pada pertukaran mata uang asing, derivatif, pasar uang dan surat-surat berharga dipantau setiap hari dan dikaji dengan basis mark to market sesuai batas yang ditetapkan oleh Komite Risiko Pasar dan sejalan dengan peraturan Bank Indonesia.
Risiko Pasar sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor : 9/13/PBI/2007 Tentang Kewajiban Penyediaan modal Minimum Bank Umum Dengan Memperhitungkan Risiko Pasar yaitu adalah risiko kerugian pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga option.
Ada empat faktor standar risiko pasar, antar lain adalah
Risiko modal, adalah bagian hak pemilik dalam perusahaan (investasi pemilik) secara terbatas yang merupakan selisih aktiva dan kewajiban, bergantung pada bentuk badan usaha ysng dapat berbentuk Propriethorship (perorangan), Partnership (CV, Fa) maupun Corporation (perseroan)
Risiko suku bunga, Risiko suku bunga adalah risiko yang timbul karena nilai relatif aktiva berbunga, seperti pinjaman atau obligasi, akan memburuk karena peningkatan suku bunga. Secara umum, jika suku bunga meningkat, harga obligasi berbunga tetap akan turun, demikian juga sebaliknya. Risiko suku bunga umumnya diukur dengan jangka waktu obligasi, teknik paling tua yang sekarang digunakan untuk mengelola risiko suku bunga. Pengelolaan harta dan kewajiban adalah suatu nama yang umum digunakan untuk rangkaian lengkap teknik-teknik yang digunakan untuk mengelola resiko dalam suatu kerangka kerja manajemen risiko perusahaan. Atau disebutkan sebagai risiko kerugian akibat perubahan harga instrumen keuangan dari posisi Trading Book yang disebabkan oleh perubahan suku bunga.
Risiko mata uang, Risiko nilai tukar atau risiko mata uang adalah suatu bentuk risiko yang muncul karena perubahan nilai tukar suatu mata uang terhadap mata uang yang lain. Suatu perusahaan atau pemodal yang memiliki aktiva atau operasi bisnis lintas negara akan memperoleh risiko ini jika tidak menerapkan lindung nilai (hedging). Risiko nilai tukar yang terkait dengan instrumen mata uang asing penting diperhatikan dalam investasi asing. Risiko ini muncul karena perbedaan kebijakan moneter dan pertumbuhan produktivitas nyata, yang akan mengakibatkan perbedaan laju inflasi.
Risiko komoditas. Adalah risiko kerugian akibat perubahan harga instrumen keuangan dari posisi Trading Book dan Banking Book yang disebabkan oleh perubahan harga kmoditas.
Menurut Jones (1996), “Systematic risk as is shown in part two on portfolio management an investor can construct a diversified portfolio and eliminate part of the total risk. The diversiviable or non market part. What is left is the diversiviable portion or the market risk variability in a securities total return that is directly associated with overall movements in the general market or economy”. Jadi risiko sistematik dari suatu sekuritas atau portofolio yang relatif terhadap risiko pasar dapat diukur dengan beta. Beta suatu sekuritas adalah kuantitatif yang mengukur sensitivitas keuntungan dari suatu sekuritas dalam merespon pergerakan keuntungan pasar. Semakin tinggi tingkat beta, semakin tinggi risiko sistematik yang tidak dapat dihilangkan karena diversifikasi.


3. PEMBAHASAN
Dalam Enterprise-Wide Risk Management, risiko perusahaan bukan hanya financial risk (risiko keuangan) saja, seperti risiko gagal bayar dalam suatu transaksi keuangan, risiko kesalahan dalam accounting system perusahaan ataupun risiko perubahan nilai mata uang. Selain risiko keuangan ada yang disebut risiko teknis, risiko operasional, dan risiko pasar (lazim disebut market risk atau commercial risk).
Turunnya harga minyak mentah dunia, menurunnya ekspor dan rentetan kibat lainnya dalam hal ini termasuk dalam kategori market risk. Dari identifikasi risiko-risiko tersebut, bagaimanakah risiko-risiko yang ada diukur? alam beberapa hal risiko-risiko tersebut memang sifatnya kualitatif. Namun, akhir-akhir ini pendekatan kuantitatif untuk mengukur risiko-risiko tersebut dilakukan berdasarkan variabel besar-kecilnya impact (akibat) yang ditimbulkan dan variabel tinggi-rendahnya frekuensi terjadinya risiko-risiko tersebut. Impact disini dapat diukur dlam nilai uang.
Dengan dua variabel tersebut risiko dipetakan dalam 4 (empat) bentuk:
  1. Risiko dengan impact yang besar dan frekuensi yang tinggi atau sering, seperti luktuasi nilai mata uang atau produk perusahaan yang dibajak/dipalsukan;
  2. Risiko dengan impact yang besar namun frekuensinya rendah atau jarang, seperti bencana alam atau pemboman pusat bisnis dan perdagangan;
  3. Risiko dengan impact yang kecil namun frekuensinya tinggi atau sering, seperti pengambilan inventory kantor (misalnya mesin hitung dan alat tulis) oleh karyawan perusahaan untuk kepentingan pribadi;
  4. Risiko dengan impact yang kecil serta frekuensinya rendah atau jarang, seperti pencurian inventory kantor oleh orang luar. Satu hal yang perlu diperhatikan, risiko pada suatu bidang bisnis tertentu akan berbeda dengan risiko di bidang bisnis yang lain. Sehingga prioritas risiko suatu perusahaan kemungkinan berbeda dengan perusahaan yang lainnya.
Dalam proses identifikasi risiko-risiko ini dapat ditambah satu variabel lagi, yaitu: apakah risiko-risiko tersebut diasuransikan atau tidak. Ini karena asuransi adalah salah satu bentuk penanggulangan untuk mengatasi risiko yang mungkin terjadi. Bentuk penanggulangan lainnya adalah hedging misalnya untuk risiko yang masuk dalam kategori (1), yaitu fluktuasi nilai mata uang. Sementara untuk risiko yang masuk dalam kategori (2) diatasi dengan membuat contingency plan, misalnya menyiapkan kantor cadangan yang secara teknis siap beroperasi apabila terjadi peristiwa ledakan bom.
Pada dasarnya memang tidak ada risiko yang sama sekali dapat dieliminasi. Yang ada adalah penanggulangan risiko dengan cara yang transparan dan akuntabel. Apakah itu dengan upaya menurunkan impact dan frekuensi terjadinya risiko maupun mengasuransikan risiko sehingga diperoleh gambaran bagaimana risiko yang absolute sifatnya menjadi risiko dibawah kontrol perusahaan. Upaya-upaya inilah wujud tanggungjawab perusahaan terhadap stakeholders-nya. Disinilah perlunya proses belajar dari pengalaman.Mengapa risiko harus dikelola? Jawabannya tidak sulit ditebak, yaitu karena risiko itu mengandung biaya yang tidak sedikit. Bayangkan suatu kejadian di mana sebuah perusahaan sepatu yang mengalami kebakaran salah satu pabriknya. Kerugian langsung dari peristiwa tersebut adalah kerugian finansial akibat aset yang terbakar (misalnya gedung, material, sepatu setengah jadi, dan sepatu yang siap dijual). Namun lihat juga kerugian tidak langsungnya, seperti tidak bisa beroperasinya perusahaan selama beberapa bulan sehingga menghentikan arus kas.
Akibat lainnya barangkali adalah macetnya pembayaran utang kepada kreditor dan suppliers karena terhentinya arus kas tadi yang akhirnya akan menurunkan kredibilitas dan hubungan baik perusahaan dengan para business partners tersebut. Contoh lain mahalnya risiko, misalnya, adalah perusahaan baterai yang produknya dinyatakan berbahaya bagi masyarakat oleh badan teknologi. Dampaknya, perusahaan tersebut harus menarik kembali semua baterai yang telah dipasarkan, dan itu berarti biaya yang luar biasa besar.
Kemudian ditambah lagi dengan kerugian tidak langsungnya sebagaimana contoh pertama di atas. Dua contoh di atas merupakan pure risks. Ada lagi risiko lain yang dikenal sebagai price risk. Misalnya, perusahaan raket tenis yang memerlukan material aluminium dalam memproduksi raket akan mengalami kenaikan biaya jika harga pasar aluminium mendadak naik.
Perusahaan raket tersebut barangkali bagus dalam operasinya (produknya disukai pasar, inovasi produk dan proses, penjualan meningkat, manajemen biaya efisien) namun terpaksa menderita risiko akibat kenaikan harga pasar aluminium yang di luar kontrol perusahaan. Nah, di sinilah pentingnya manajemen risiko. Manajemen risiko yang efektif dapat meminimumkan biaya risiko. Konkretnya, risiko yang dikelola dengan baik, seperti dengan asuransi dan hedging kontrak derivatif, dapat menjaga agar kinerja perusahaan terhindar dari faktor-faktor non-operasi seperti kerugian akibat pure risk dan price risk tadi.
Berdasarkan konsep investasi, risiko yang relevan dalam portofolio aset hanyalah risiko sistematis karena risiko spesifik pada dasarnya dapat dihilangkan melalui diversifikasi. Dengan demikian, investor yang investasinya telah terdiversifikasi dengan baik dalam portofolio hanya dapat mengharapkan tingkat return karena dia menanggung risiko sistematis, karena dengan melakukan diversifikasi dengan efektif, risiko spesifik aset-aset dalam portofolionya itu pada dasarnya telah tereliminasi.
Lalu apa manfaat manajemen risiko bagi peningkatan kemakmuran pemilik perusahaan? Jika pengaruh manajemen risiko terhadap discount rate tidak signifikan, mari kita lihat manfaatnya untuk arus kas bersih. Paling tidak ada tiga manfaat manajemen risiko bagi arus kas bersih: (1) menjaga kestabilan arus kas, (2) mengurangi kemungkinan perusahaan mengalami financial distress, dan (3) mengurangi kemungkinan perusahaan terpaksa mencari pendanaan baru untuk menutupi kerugian akibat risiko ataupun untuk mendanai investasi baru. (FAD)
Untuk mengelola risiko dengan baik, maka perusahaan haruslah memahami risiko apa saja yang mereka hadapi. Oleh karena itu, Anda harus memahami risiko besar apa saja yang dihadapi. Kemudian juga mendefinisikan jenis dan seberapa banyak risiko yang bersedia untuk ditanggung.
Terkadang, perusahaan tidak mengerti benar mengenai risiko apa yang mereka tanggung dan dampaknya terhadap bisnis. Misalnya, perusahaan melakukan investasi yang menjanjikan return tinggi namun ternyata gagal dan mereka hanya menjadi korban penipuan belaka.
Setiap industri memiliki jenis risiko yang berbeda-beda sehingga masing-masing seharusnya membuat klasifikasi bagi banyak kategori risiko ini, Di industri farmasi, misalnya, perusahaan dapat mengalami risiko volume bisnis ketika pesaingnya memperkenalkan obat baru yang lebih bagus. Mereka juga mengalami risiko operasional ketika produk mereka ditarik dari pasaran sehingga mengurangi pendapatan. Kemudian mereka juga terekspos terhadap risiko R&D jika obatnya tidak mendapatkan persetujuan dari BPOM.
Selain memahami jenis risiko yang dihadapi, perusahaan juga harus memahami seberapa besar risiko yang mereka tanggung. Kemudian, Anda juga harus memahami bahwa setiap unit bisnis memiliki risiko yang berbeda dan bisa saja berhubungan satu sama lain. Anda juga harus memahami bagaimana risiko tersebut berdampak terhadap risiko keseluruhan.
Dalam kata lain, perusahaan harus memili pandangan secara lebih terintegrasi. Misalnya, perbankan, harus bisa mengidentifikasi bahwa adanya penurunan dalam industri penerbangan mengakibatkan risiko antara lain: risiko volume bisnis berkaitan dengan pelayanan travel, risiko kredit (risiko tiket sudah dibeli namun belum dibayar) dan risiko pasar berkaitan dengan investasi misalnya di obligasi perusahaan penerbangan.
Merumuskan strategi adalah salah satu aktivitas paling penting perusahaan dan mempengaruhi semua keputusan investasinya . Strategi yang baik menjelaskan jenis risiko yang diasumsikan atau yang bersedia mereka terima, magnitude risiko tersebut, dan return yang diharapkan untuk menutupi risiko tersebut . Penjelasan akan elemen ini menyediakan kejernihan dan arah untuk manajer unit bisnis yang berusaha untuk menyelaraskan strategi mereka dengan strategi perseroan keseluruhan sambil membuat trade-off risk dan return.
Level return yang diinginkan bervariasi tergantung toleransi para manajer terhadap risiko. Beberapa mungkin bersedia untuk menerima risiko demi return yang lebih tinggi. Lainnya mungkin lebih konservatif. Namun setidaknya, return haruslah melebihi cost of capital.

4. KESIMPULAN
Seperti halnya strategi, strategi risiko perusahaan juga haruslah memiliki beberapa scenario yang berbeda. Perusahaan asuransi jiwa misalnya, haruslah mengetahui bagaimana laba mereka akan bervariasi dalam kondisi ekonomi yang berbeda-beda. Sehingga, jika terjadi skenario pesimis dimana kondisi ekonomi sedang buruk, mereka memiliki strategi untuk menghadapinya.
Berbeda dengan risiko kredit yang sudah melekat begitu dana kredit itu disalurkan, risiko pasar baru bisa terlihat dalam waktu yang agak lama. Misalnya, ketika debitor bank mengalami masalah akibat perubahan makro yang memburuk. Sebagai konsekuensinya, bank harus merestrukturisasi kredit dengan memberikan diskon bunga misalnya. Hal-hal seperti itu menjadi bagian dari risiko pasar yang dihadapi bank.


Daftar pustaka


1. Philip Kotler and Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Jilid 1, Edisi 12, Terjemahan, PT. INDEKS, Jakarta, 2008
2. Philip Kotler and Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Jilid 2, Edisi 12, Terjemahan, PT. INDEKS, Jakarta, 2008
3. http://www.vibiznews.com diakses 6 Desember 2008
4. http://mercubuanacenter.com/info/manajemen/jurnal-manajemen-resiko-20081031920.html diakses 6 Desembe


Selengkapnya.....

PICO dan Gadget

Di PICO, koneksi dengan USB yang tersedia cuma 3. Biasanya 1 saya pakai untuk wireless Mouse Prolink, Lalu satu lagi untuk Flash Disk, dan terakhir saya gunakan untuk Modem USBConnect.
Walaupun begitu, ternyata saya terkadang masih membutuhkan setidaknya 1 lagi colokan USB yang harus tersedia. Dan itu jadi masalah buat PICO saya. Akhirnya setelah pilih-pilih USB hub, saya menemukan satu solusi yang cukup simple dan tanpa kabel. mereknya Epraizer, ukurannya 3.5W x 6.5L x 1.5H (cm) dengan 4 colokan.
Lalu, dengan kapasitas harddisk PICO sebesar 120Gb sebenarnya sudah sangat cukup. Tetapi saya merasa itu hanya untuk keperluan data penting. Sedangkan untuk menyimpan lagu-lagu secara khusus saya tempatkan di SD-Card Class 6 berkapasitas 8Gb dengan merk Optimuz.
Sebenarnya ini adalah salah satu kelebihan PICO. mampu membaca SD Card 8Gb. Sesuatu yang tidak sanggup dilakukan oleh Toshiba A105.
Sehingga, sebuah PICO bisa dijejali dengan berbagai perangkat/gadget seperti gambar berikut :


Selengkapnya.....

Review Capsule Speaker Divoom iTour-10

Hobby kok jalan-jalan ke Harco Mangga Dua.
Akhirnya, ya, malah ketemu sebuah Gadget speaker yang unik yang bisa digunakan untuk UMPC, HP, IPod, MP3/4 Player. Merknya Divoom iTour-10. Dirilis kepasaran disertai dengan manual book.
Kualitas suaranya cukup baik. Cara penggunaannya juga cukup praktis. Tinggal colok ke jack audio perangkat Anda (saya menggunakannya untuk UMPC PICO), kemudian untuk menjaga power, tinggal tancapkan kabel yang tersedia ke USB. Karena mini, tentu saja hanya tersedia untuk mode audio mono dan dengan pengaturan volume model switch geser.
Sangat praktis jika dibawa bersama-sama dengan PICO.
Berikut ini spesifikasi Divoom iTour-10 :
  • Output : 2,4watt
  • Rating Power : 1,8watt
  • Size : 50W x 50L x 35H (mm)
  • Speaker : 36mm micro speaker 4Ohm
  • Frequency Response : 100Hz-20KHz
  • Single-to-noise : >85dB
  • Distortion : <0,5%
  • Battery Voltage : 3,7V
  • Battery Capacity : 300MAH
  • Battery Charging Voltage : 4.2V +/- 0.05V
  • Charge Time : DC (2.5 Hours), USB 4 Hours
  • Accessories : 3 pcs of mobile phone audio adaptors
  • Pocket size speaker, compact but no discount in sound quality
  • Li-ion battery last 7-8 hours
  • LED Power indicator for power on and charging
  • 360 degree sound field integrates a cone design with a custom-bulit speaker to project sound in all directions

Selengkapnya.....

Mini Cooler for UMPC

Dari banyak Cooler yang tersedia untuk perangkat laptop ternyata yang paling sulit dicari adalah Cooler Fan untuk perangkat sejenis UMPC. Di pasaran rata-rata hanya menyediakan untuk jenis laptop standar dan yang paling kecil adalah untuk ukuran 12". Cooler sebesar itu tentu gak bisa portable.
Nah, saya berhasil menemukan Cooler Fan ukuran mini yang praktis dibawa-bawa dan bisa dipakai untuk UMPC.
Bentuknya tipis, bisa dilipat dengan 2 (dua) buah Fan.
Tenaganya diperoleh dari USB, bisa dicolokkan ke UMPC atau pakai adaptor khusus dengan connector USB.
Ukuran dalam keadaan terlipat : 17L x 6.5W x 2H (cm)
Panjang sayap : 8.5cm
Power Consumption : unrecognized (maklum boxnya udah keburu pergi ke TPS)
Harga yang saya peroleh di pasaran Rp.175.000,- Itu harga Glodok.

Kini gadget itu menemani PICO saya

Selengkapnya.....

Tidak Bisa Comment di Postingan Blogger

Sudah seminggu ini saya jadi keringatan ngoprek blog. Gara - gara visitor yang bertanya kenapa tidak bisa meninggalkan komentar di postingan blog saya ini.
Akhirnya, setelah browse ketemu juga akar masalahnya.
Nah, 10 langkah yang saya kerjakan untuk mengatasi masalah tidak bisa meninggalkan komentar di postingan adalah sebagai berikut :
1. Login ke blog Anda melalui http://draft.blogger.com
2. Masuk ke halaman Layout > Edit HTML
3. Klik kotak Expand Template Widget
4. Cari tulisan seperti ini : <p class='comment-footer'> (supaya mudah untuk menemukan tulisan ini, gunakan Ctrl+F lalu isikan tulisan yang dicari di dalam kotak dan klik next)

5. Cari batas akhir script bagian ini yang bertuliskan : </p>
6. Ganti seluruh bagian itu dengan script berikut :
<p class='comment-footer'>
<b:if cond='data:post.embedCommentForm'>
<b:include data='post' name='comment-form'/>
<b:else/>
<b:if cond='data:post.allowComments'>
<a expr:href='data:post.addCommentUrl'
expr:onclick='data:post.addCommentOnclick'>
<data:postCommentMsg/></a>
</b:if>
</b:if>
</p>
7.  Simpan
8.  Pindah ke halaman Settings > Comment
9.  Cari Comment Form Replacement, lalu pilih salah satu (saya pilih embedded below post)
10. Simpan
Jangan lupa bilang terima kasih pada saya.
Bilang terima kasih pada Fitriansyah
Bilang terima kasih pada Agus Ramadhani
Semoga bermanfaat

Selengkapnya.....