Membangun Akses Point untuk RT/RW Net



Selama ini saya sudah pakai 3Com officeConnect ADSL Wireless 54 Mbps 11g Firewall Router yang saya letakkan di dinding luar lantai 2 rumah saya. Radius jangkauan diperiksa dengan mengggunakan Toshiba A-105 hanya bisa mencapai 50-75meter dari Akses Point. Mungkin itu karena saya meletakkan laptopnya dalam mobil tertutup, atau Toshibanya aja yang koneksi WiFinya payah.

Akhirnya setelah dapat kesempatan naik turun lantai di Mall Mangga Dua, saya berhasil ngumpulkan perangkat akses point yang bakal saya pakai untuk membangun jaringan Wi-Fi (Wireless Fidelity) Access point RT/RW Net di lingkungan rumah saya Perumahan PGRI-Graha Indah Balikpapan.

Berikut ini langkah - langkah yang saya lakukan untuk merakit akses point di PGRI-Graha Indah Balikpapan :

1. Siapkan Antenna Omni Directional 2,4GHz 15dBi-OEM. Spesifikasi barang yang saya peroleh adalah sebagai berikut : Radome material : Fiberglass, Radiator Material : ABS.Zine.Casting, Frequency range : 2400-2500 MHz, gain 14,5 +/- 5 dBi, Impedance 50 ohm, Power Handling 50w (cw), Connector N Female, VSWR : 1,8 : 1 max, weight 3 kg, Dimension H1860 x D40 mm

2. Pasang Pigtail, sebenarnya ini adalah kabel adapter dari connector type N-Male dengan connector type RP-SMA yang dihubungkan dengan kabel jenis RG 213 ("big black") loss power 0.6 dB/meter atau Aircom loss power 0.21 dB/meter, Aircell loss power 0.38 dB/meter, LMR-400 loss power 0.22 dB/meter. Ada saran sebaiknya jangan pakai RG58 yang banyak dijual dengan harga murah di Glodok atau toko komputer karena lost powernya berkisar 1-2 dB/meter. Mintalah kabel pigtail yang menggunakan "kabel teflon" Harga rata-rata sekitar Rp. 80.000-an / 0.5 meter pigtail. Untuk mendapatkan perhitungan loss coax bisa dilihat di http://www.radiolabs.com/products/cables/pigtail.php

3. Cari Silicon Sealer yang biasa dipakai untuk sealer blok mesin kendaraan bermotor dan gunakan untuk melindungi connector dari rembesan air hujan. Setelah itu pasang selongsong dudukan antena.

4. Gunakan Surge Arrester sebagai penangkal petir yang dipasang diantara antena omni dan pigtail. Hubungkan dengan kabel penangkal petir ke ground.


5. Siapkan box untuk tempat Akses Point. Kotak ini bisa Anda peroleh dengan menggunakan tupperware yang ukurannya kira-kira pas untuk menempatkan AP Anda. Saya menggunakan tupperware seharga Rp.15.000,- yang dilubangi salah satu sisinya untuk jalur kabel. Saran saya tupperware akan lebih bagus jika menggunakan yang tahan microwave, harapannya lebih tahan panas dan hujan. Cari clamp bekas antena tv dan pasang itu pada box AP Anda.

Tempatkan box AP di bagian bawah antenna omni seperti gambar dibawah ini :


6. Siapkan unit Wireless LAN AP Anda. Kebetulan saya hanya menggunakan AP OEM (Original Equipment Manufacturer) tanpa merk dengan spesifikasi Features :
  • Complies with the IEEE (Institute of Electrical and Electronic Engineers) 802.11b/g (DSSS) 2.4GHz specification
  • Supports 2.400~2.4835 GHz frequency band, 1~14 channels
  • High data rate 54Mbps network speed
  • Auto rate fallback in case of obstacles or interferences
  • Seamlessly integrate wireless an wired Ethernet LAN networks
  • Supports authentication for wireless connectivity based o­n ESSID
  • Provides 64/128 bit WEP (Wired-Equivalent Privacy) and WPA (Wi-Fi protected Access) data encryption functions to portect the wireless data transmissions.
  • Provides MAC (Media Access Control) access control
  • Bulit-In DHCP (Dynamic Host Communication Protocol) server supports auto IP addresses assignment
  • Supports Web-based configuration
  • Firmware upgradeable via Web
  • Compact-size design
  • Connectors : 10/100Mbps RJ-45 x 1
  • Power : 12 VDC, 0.5 A
  • Transmit Power : 18 dBm (Typical)
Spesifikasi ini sangat mirip dengan produk Minitar MNWAPG dan Edimax EW7318UG. Harganya pun berkisar antara Rp.450.000,- - Rp.650.000,- tergantung dari beruntung-sialnya Anda.

7. Pasang POE (Power Over Ethernet) yang sudah Anda beli ke AP dan masukkan AP ke dalam Box yang sudah Anda buat. Tujuan penggunaan POE adalah untuk menghindari penggunaan kabel power DC 12 V yang panjang dengan memanfaatkan jaringan kabel data. Sehingga lebih praktis dan terlihat rapi. Ada banyak jenis POE, sedangkan yang cocok untuk AP saya adalah seperti gambar dibawah ini.

Pasang connector pigtail type RP-SMA ke Connector Antenna Omni AP.

8. Selanjutnya singkirkan Antena TV Anda dari posisinya di tiang besi antena , gantikan dengan perangkat AP yang telah Anda rakit. Jika perlu minta bantuan tetangga untuk megangi pipa antena.


9. Pasang kabel UTP yang ujungnya telah terpasang connector RJ-45 ke terminal POE yang ada di dalam box AP.

Hubungkan ujung kabel UTP satunya ke modem Anda. Lalu hidupkan modem dan periksalah dengan wifi komputer/laptop Anda apakah semua peralatan sudah bekerja dengan baik.

10. Lapisi tutup tupperware dengan silicon sealer lalu tutup box dengan rapat. Kalau perlu ditambah dengan selotape. Sehingga kalau sampai terjadi ada layangan nyasar ke antena, Box yang Anda buat tidak berantakan karena tertarik benang layangan.
11. Tegakkan tiang antena AP Anda. Hati-hatilah, kesalahan fatal bisa berakibat kerusakan pada perangkat AP dan Antenna Omni.

12. Rapikan kabel UTP yang terjulur, periksa sekali lagi koneksi wifi. Kalau koneksi OK, tinggal merapikannya itu lho...

13. Jika semua bekerja dengan baik langkah berikutnya adalah menghitung total pengeluaran untuk investasi Anda di RT/RW Net ini :

Perangkat dibeli di Data Centric Lt.4 Mangga Dua Mall :
  • Radio Wifi OEM type EW 7102 seharga Rp.550.000,-
  • Pigtail Cable N to RP-SMA seharga Rp. 150.000,-
  • POE seharga Rp.150.000,-
Perangkat dibeli di Ozone Network Solution Lt.5 Mangga Dua Mall :
  • Antenna Omni-OEM 2.4GHz 15dBi Radome Material Fiberglass Seharga Rp.650.000,-
  • Surge Arrester XL-NMNFB 9 Altelicon seharga Rp.210.000,-
Perangkat dibeli di Plaza Pinangsia-Glodok :
  • Kabel UTP 15m termasuk connector RJ-45 2 buah Seharga Rp.85.000,-
Total Investasi (tidak termasuk Hub D-Link) adalah Rp.1.795.000,-
Kemahalan ? Ah, biasalah ada yang ketepu ada yang menepu.....

14. Sekarang periksa lingkungan Anda, berapa banyak calon client yang bisa digarap? Berapa lama Anda ingin segera BEP?

Silahkan coba..

Selengkapnya.....

Review Axioo Pico

Karena tertarik dengan bobotnya yang kurang lebih sekilo, dan kelihatannya praktis kalau harus dibawa-bawa, saya lalu memutuskan untuk membeli Axioo Pico. Namanya sebenarnya cukup keren. Dan itulah awal kekecewaan saya terhadap produk Axioo Pico yang spesifikasinya sangat mirip dengan MSI Wind U100 ini.

UMPC (Ultra Mobile PC) dengan spesifikasi OS menggunakan Windows XP Home ini memakai Prosesor Intel Atom N270 1,6GHz; RAM 1GB (max 2GB); HDD 160GB belum di split; Layar 10inch yang lumayan dengan resolusi 1024 x 600, Bobot 1,1 kg; Dimensi 260x180x31,5 mm; Baterai 3-sel=2jam; Kinerja MobileMark 2007 skor 72, 3DMark03 skor 606, booting 34 detik; Perlengkapan 802.11b/g wifi, ethernet, 3 USB 2.0, 4-in-1 card reader (SD, MMC, MS, MS Pro), kamera 1,3 megapixel dan saya tebus seharga Rp 5,2 juta. Sebenarnya memiliki performance yang rata-rata baik.
Sayangnya produk yang kuterima Card Readernya tidak berfungsi. Koneksi WiFinya pun tidak stabil, setelah pemakaian selama kurang lebih setengah jam, koneksi wirelessnya sebentar putus sebentar sambung, walaupun sebenarnya Pico ini punya perangkat WiFi yang kepekaannya cukup bagus, daya tangkap pancaran sinyal WiFi lebih bagus ketimbang Toshiba A105.
Setelah saya tukarkan ke toko tempat pembelian dengan produk sejenis, giliran battery chargernya yang tidak berfungsi. Kayaknya saya sudah patah semangat dengan Axioo Pico. Mungkin seharusnya memang sebaiknya menggunakan MSI Wind saja sesuai dengan pilihan awal saya.

UpDated
Hasil ujicoba yang saya lakukan dengan perangkat tambahan seperti penggunaan modem sierra wireless, tidak ada masalah, install dan koneksi lancar. Bahkan ketika dipakai untuk keperluan GPSnya pun OK.
Penggunaan fungsi ke external monitor seperti ke LCD Projector juga berjalan baik, hanya sayangnya setting resolusi screen harus dirubah ke 800 x 600 pixels supaya tampilan di LCD tidak "hancur". Konsekwensinya dengan settingan seperti ini malah membuat tampilan di layar Pico yang jadi "hancur".
Pico tidak menyediakan HotKey untuk perpindahan mode ke external monitor. Kita harus mengkonfigurasi secara manual.
UpDate software dan instalasi software tambahan termasuk mudah. Karena Pico yang saya beli sudah dijual bundel dengan software Windows original, jadi registrasi, update dan install secara online tidak masalah.
Saya juga install WinAmp dan coba kualitas sound, setting sound dengan software bawaan yaitu Realtek HD Audio Manager, suara yang muncul memang tidak senyaman seperti kita pakai Laptop pada umumnya. tapi lumayanlah buat dengerin musik sambil kerja.

Berikut platform lengkapnya.

PlatformUMPC
Processor TypeIntel Atom Processor
Processor OnboardIntel® Processor N270 (1.6 GHz, FSB 533, Cache 512KB)
ChipsetIntel 945GM
Standard Memory1 GB DDR2 SDRAM PC-5300
Max. Memory2 GB (2 DIMMs)
Video TypeIntel® Graphics Media Accelerator 950 DVMT 64 MB (shared)
Display Size10" WXGA TFT
Display Max. Resolution1024 x 600
Display TechnologyStandard TFT
Audio TypeIntegrated
Speakers TypeIntegrated
Floppy DriveOptional
Hard Drive Type160 GB Serial ATA 5400 RPM
Optical Drive TypeOptional
ModemOptional
NetworkingIntegrated
Network Speed10 / 100 Mbps
Wireless Network TypeIntel PRO/Wireless 2100BG
Wireless Network ProtocolIEEE 802.11b, IEEE 802.11g
Wireless BluetoothOptional
Keyboard TypeQWERTY 86 keys
Input Device TypeTouch Pad
Slot ProvidedOptional
Card Reader ProvidedSD, MMC, Memory Stick
Interface Provided2x USB 2.0, VGA, LAN, Audio
O/S ProvidedMicrosoft Windows XP Home
Battery Type Rechargeable Lithium-ion Battery
Power SupplyExternal AC Adapter
Weight1.1 kg
Standard Warranty1-year Limited Warranty by Authorized Distributor
Bundled PeripheralsCarrying Case



Selengkapnya.....

Antara Bus, BBG dan Industri Sepeda Motor di Indonesia


Kalau lihat Bus yang digunakan TransJakarta ini, seharusnya bolehlah kita berbangga hati. Ternyata Bangsa kita juga punya kehebatan dalam industri manufacturing otomotif. Apalagi untuk keperluan public transportation dengan bahan bakar gas.
Tapi, pernahkah Anda perhatikan kepadatan traffic light di perempatan-perempatan di Jakarta? Begitu lampu hijau menyala, ratusan sepeda motor berhamburan dipacu melewati jalanan bak gerombolan kambing yang baru saja dilepas dari kandang dalam keadaan kelaparan (untungnya kaki belakangnya tidak nendang kesana kemari). Di Negeri yang sudah disebut-sebut sebagai negeri sepeda motor ini, public transportation yang nyaman memang sudah sangat dibutuhkan. Dengan harapan masyarakat dapat bepergian, dan travelling dari satu tempat ke tempat yang lain maupun dari satu kota ke kota yang lain dengan perasaan aman dan nyaman.

Tetapi itu saja nampaknya tidak cukup. Industri sepeda motor di Indonesia yang sudah seperti industri consumer goods pada umumnya. Banyak model, desain, dan feature motor yang ditawarkan. Industri sepeda motor di Indonesia sudah mirip-mirip industri Handphone. Belinya boleh kredit, harga barangnya cepat turun, kalau mau digunakan cukup dengan menyampaikan identitas KTP untuk registrasi, sisanya sistem administrasi yang melakukan penyelesaiannya. Coba kita lihat, untuk menggunakan HP, Anda hanya membutuhkan Identitas diri seperti KTP untuk registrasi ke salah satu provider GSM atau CDMA yang ada di Indonesia. Setelah itu silahkan gunakan HP Anda. Kalau habis pulsanya, silahkan beli pulsa di counter terdekat. Kalau sepeda motor, Anda cukup serahkan copy KTP di loket pembuatan SIM, sisanya ikuti saja administrasinya, SIM Anda sudah tersedia. Silahkan gunakan sepeda motor Anda, kalau bensin habis, beli saja di SPBU terdekat.
Sesungguhnya yang dibutuhkan Indonesia itu adalah regulasi kendaraan bermotor dengan tahap-tahap sebagai berikut :
  1. Perketat syarat-syarat untuk memperoleh SIM, itu bisa saja dengan cara meningkatkan kualitas ujian SIM. Sanksi pelanggaran yang tegas seperti pembatalan SIM, penundaan pemberian SIM, larangan seumur hidup memperoleh SIM.
  2. Penyempurnaan standar sistem KIR/uji kendaraan bermotor khususnya kendaraan umum.
  3. Penyediaan moda transportasi umum dengan standar baku dan tegas.
  4. Perbaikan jaringan jalan, pelabuhan, stasiun, terminal dan bandara secara menyeluruh dengan pedoman standar pelayanan transportasi publik yang tegas.
  5. Perketat syarat-syarat kepemilikan kendaraan bermotor, khususnya roda dua. Misalnya harus sudah punya SIM sebelum punya sepeda motor.
Mungkin tidak segampang itu mengatur transportasi di Indonesia. Sama seperti tidak gampangnya memahami sejauh apa implementasi Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Mungkin begini, biar saja BUMN dan industri manufacturing kendaraan bermotor itu berinovasi seluas-luasnya, biar saja kebutuhan Bahan Bakar baik BBM maupun BBG beradu kuat dengan harga, sisanya silahkan pantau daya dukung masyarakat untuk beradaptasi dengannya. Tidak perlu regulasi.

Selengkapnya.....

Rangkuman Materi Manajemen Keuangan II

BAB II
NILAI UANG TERKAIT DENGAN WAKTU
(Time Value Of Money)

1. Pengertian

Dunia bisnis adalah aktivitas uang sebagai. Kapital akhir periode (K2) harus lebih besar dari pada kapital awal periode (K1), itu artinya bisnis memperoleh laba, atau dapat dikatakan bahwa K1 adalah nilai uang sekarang (present value) & K2 adalah nilai uang di masa mendatang (future value).

Jembatan yg menghubungkan K1 & K2 adalah tingkat bunga. Dengan demikian, time value of money berhubungan erat dengan perhitungan bunga, hasil investasi di masa mendatang, & nilai tunai hasil investasi. Ia menjadi alat penting dalam berbagai keputusan keuangan terutama dalam menilai :
  • Arus kas, pertumbuhan, & nilai perusahaan
  • Nilai akan datang (future value)
  • Periode ganda ( multiple periode)

2. Nilai Uang Masa Mendatang (Future Value)

Future Value (nilai akan datang) adalah nilai uang di masa yang akan datang dengan tingkat bunga tertentu. Future value dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

FV = PV (1 + i)n
FV = (Future Value (Nilai Pada akhir tahun ke n)
PV = (Nilai Sekarang (Nilai pada tahun ke 0)
i = Suku Bunga (interest rate)
n = Waktu (tahun/period)
Rumus di atas mengasumsikan bahwa bunga digandakan hanya sekali dalam setahun, jika bunga digandakan setiap hari, maka rumusnya menjadi :
FV = PV ( 1 + r )^n
FV = PV ( 1 + r / 360)^360n

Untuk menggambarkan penggunaan rumus di atas, maka diberi contoh berikut ini :
Pada tanggal 2 Januari 2000, Agung menabung uangnya ke Bank Mandiri sebesar Rp. 2.000.000, dengan tingkat bunga sebesar 12% pertahun.
Hitung nilai tabungan Agung pada tanggal 2 Januari 2002, dengan asumsi :
1. Bunga dimajemukkan setahun sekali
2. Bunga dimajemukkan sebulan sekali
3. Bunga dimajemukkan setiap hari
Jawab :
1. FV = Rp. 2.000.000 (1 + 0,12)^2 = Rp. 2.508.800
2. FV = Rp. 2.000.000 (1 + 0,12/12)^12(2) = Rp. 2.539.470
3. FV = Rp. 2.000.000 (1 + 0,12/360)^360(2) = Rp. 2.542.397

Nilai uang di masa mendatang (future value) ditentukan oleh tingkat suku bunga tertentu yang berlaku di pasar keuangan. Misalnya suku bunga di pasar keuangan adalah 10% per tahun. Nilai uang masa mendatang dapat dihitung dengan menggunakan rumus FVIFr,n = (1 + r )^n

Makin tinggi tingkat bunga, makin tinggi nilai uang dimasa mendatang. Oleh sebab itu, kaum pemilik uang (kaum Kapitalis) pola pikir dan perilakunya bertumpu pada tingkat suku bunga. Jika tingkat bunga tinggi, ia akan membungakan uangnya atau mendepositokan uangnya, dan jika suku bunga rendah, ia akan meminjam uang untuk aktivitas bisnis.


3. Nilai Sekarang (Present Value)

Present Value adalah berapa nilai uang saat ini untuk nilai tertentu di masa yang akan datang. Present value bisa dicari dengan menggunakan rumus future value atau dengan rumus berikut ini :

1
PVIFr,n = ----------- = FV {(1 / 1 + r)}^n
(1 + r)^n

FV = Future Value (Nilai Pada akhir tahun ke n)
PV = Nilai Sekarang (Nilai pada tahun ke 0)
R = Suku Bunga
n = Waktu (tahun)

Untuk menggambarkan penggunaan rumus di atas, maka diberi contoh berikut ini :
Harga sepeda motor 2 tahun mendatang sebesar Rp. 10.000.000. Tingkat bunga rata-rata 12% setahun. Berapa yang harus ditabung Agung saat ini agar dapat membelinya dua tahun mendatang, dengan asumsi :
1. Bunga dimajemukkan setahun sekali
2. Bunga dimajemukkan sebulan sekali
1. PV = Rp. 10.000.000 (1 + 0,12)^-2 = Rp. 7.971.939
2. PV = Rp. 10.000.000 (1 + 0,12/12)^-12(2) = Rp. 7.875.661

Nilai sekarang ialah nilai saat ini pada proyeksi uang kas masuk bersih (net cash flow) di masa mendatang. Uang kas masuk bersih di masa mendatang adalah proyeksi hasil investasi. Rumusnya yaitu :
1. Laba bersih ( Earning After Tax) + (Penyusutan Aktiva Tetap) + [Bunga X (1-Tax)] atau disingkat EAT + Depreciation + Interest(1-T)
2. Laba Oprasi (Earning before Interest & Tax Atau EBIT) X (1-Tax) + Penyusutan aktiva Tetap, atau disingkat EBIT (1-T) + Depreciation.
3. Laba sebelum penyusutan,Bunga, dan pajak (atau Earning before depreciation, Interest, and Tax atau EBIT atau EBITDA) X (1-Tax) + ( Tax X Depreciation) atau disingkat EBIT atau EBITDA (1-T) + T(Dep.)1

Suatu investasi dapat diterima hanya jika investasi itu menghasilkan paling tidak sama dengan tingkat hasil investasi di pasar (atau Rm) yang jharus lebih besar dari pada tingkat bunga deposito (tingkat hasil tanpa resiko (atau Rf). Misalnya tingkat hasil pasar 20 %, itu lazim disebut “ Tingkat Diskonto” artinya alat untuk mengitung nilai tunai dari suatu hasil investasi di masa mendatang.

Misal, investasi pada awal tahun Rp 1000, pada akhir tahun nilainya harus sebesar Rp 1200 pada tingkat diskonto 20%. Inilah yang disebut nilai masa mendatang (future Value). Sebaliknya, jika di masa mendatang akan menerima Rp 1200 pada tingkat diskonto 20% maka nilai sekarangnya adalah sebesar Rp 1000.

Makin tinggi tingkat suku bunga, makin kecil nilai uang sekarang pada rencana penerimaan uang di masa depan.


4. ANUITAS (Future Value of an Annuity)

Anuiti adalah rentetan pembayaran atau penerimaan uang yang biasanya sama besar yang dibayarkan pada interval waktu yang sama, misalnya premi asuransi, pelunasan hipotik, pembayaran sewa, pembayaran cicilan dalam pembelian angsuran, pembayaran bunga obligasi dan sebagainya. dimana Pembayaran atau penerimaan dapat terjadi pada awal tahun atau pada akhir tahun.

4.1 Nilai yang Akan Datang dari Suatu Anuitas

Nilai yang Akan Datang dari Anuitas Biasa (Pembayaran atau penerimaan dilakukan pada akhir tahun) dengan bunga 10%

Awal tahun = 0
Akhir tahun 1, terima/bayar 1.000, rumus anuitas a(1+ r)^2 = 1.000(1+ 0,10)^n-1 , nilai RP. 1.210
Akhir tahun 2, terima/bayar 1.000, rumus anuitas a(1+ r)^1 = 1.000(1+ 0,10)^n-2 , nilai Rp. 1.100
Akhir tahun 3, terima/bayar 1.000, rumus anuitas a(1+ r)^0 = 1.000(1+ 0,10)^n-3 , nilai Rp. 1.000
Nilai yang Akan Datang Anuitas @ 10% atas Rp 1.000 adalah = Rp. 3.310

4.2 Nilai yang Akan Datang dari Jatuh Tempo Anuitas

Pembayaran atau penerimaan dilakukan pada awal tahun (Annuity Due)
Nilai yang akan datang anuitas jatuh tempo, @ 10%

Awal tahun , terima/bayar 1.000, rumus anuitas a(1+ r)^3 = 1.000(1+ 0,10)^n , nilai Rp. 1.331
Akhir tahun 1, terima/bayar 1.000, rumus anuitas a(1+r)^2 = 1.000(1+0,10)^n-1 , nilai Rp. 1.210
Akhir tahun 2, terima/bayar 1.000, rumus anuitas a(1+r)^1 = 1.000(1+0,10)^n-2 , nilai Rp. 1.100
Akhir tahun 3, Nilai yang Akan Datang Anuitas @ 10% atas Rp 1.000 = Rp. 3.641

4.3 Nilai Sekarang dari Suatu Anuitas

Nilai Sekarang Anuitas Biasa @ 10%
Nilai sekarang anuitas biasa, @ 10%
Awal tahun 0
Akhir tahun 1 1.000 a[1/(1+r)]^1 909,09
Akhir tahun 2 1.000 a[1/(1+r)]^2 826,45
Akhir tahun 3 1.000 a[1/(1+r)]^3 751,31
Nilai Sekarang Anuitas @ 10% 2.486,85


4.4 Nilai sekarang anuitas jatuh tempo, @ 10%

Awal tahun 1.000 a 1.000,00
Akhir tahun 1 1.000 a[1/(1+r)]^1 909,09
Akhir tahun 2 1.000 a[1/(1+r)]^2 826,45
Akhir tahun 3
Nilai Sekarang Anuitas @ 10% 2.735,54



Disarikan dari berbagai sumber

Selengkapnya.....

Rangkuman Materi Manajemen Keuangan I

BAB I
PENDAHULUAN

Manajemen keuangan memiliki peran dalam kehidupan perusahaan ditentukan oleh perkembangan ekonomi kapitalisme. Pada awal lahirnya kapitalisme sebagai system ekonomi pada abad 18, manajemen keuangan hanya membahas topic rugi-laba. Selanjutnya berturut-turut ia memiliki peranan antara lain sebagai berikut :
1. Tahun 1900 awal : Penerbit surat berharga
2. Tahun 1930 – 1940 : kebangkrutan, reorganisasi
3. Tahun 1940 – 1950 : anggaran & internal audit
4. Tahun 1950 – 1970 : eksternal perusahaan
5. Tahun 1970 – 1980 : inflasi
6. Tahun 1980 – 1990 : krisis ekonomi keuangan
7. Tahun 1990 – sekarang : globalisasi

Perkembangan manajemen keuangan sangat dipengaruhi oleh berbagai factor antara lain kebijakan moneter, kebijakan pajak, kondisi ekonomi, kondisi social, dan kondisi politik. Kebijakan moneter berhubungan dengan tingkat suku bunga dan inflasi. Khususnya inflasi mempunyai dampak langsung terhadap manajemen keuangan antara lain masalah :
1. Masalah akuntasi
2. Kesulitan perencanan
3. Permintaan terhadap modal
4. Suku bunga
5. Harga obligasi menurun

Kondisi ekonomi juga mempunyai dampak lansung terhadap manajemen keuangan antar alin masalah :
1. Persaingan internasional
2. Keuangan internasional
3. Kurs pertukaran yang berfluktuasi
4. Marger, pengambilalihan, dan restrukturisasi
5. Inovasi keuangan dan rekayasa keuangan

A. Pengertian Manajemen Keuangan

Manajemen Keuangan merupakan manajemen terhadap fungsi- fungsi keuangan. Fungsi-fungsi keuangan tersebut meliputi bagaimana memperoleh dana (raising of fund) dan bagaimana menggunakan dana tersebut (allocation of fund). Manajer keuangan berkepentingan dengan penentuan jumlah aktiva yang layak dari investasi pada berbagai aktiva dan pemilihan sumber-sumber dana untuk membelanjai aktiva tersebut.

Manajer keuangan berkepentingan dengan penentuan jumlah aktiva yang layak dari investasi pada berbagai aktiva dan pemilihan sumber-sumber dana untuk membelanjai aktiva-aktiva tersebut. Untuk membelanjai kebutuhan dana tersebut, manajer keuangan dapat memenuhinya dari sumber yang berasal dari luar perusahaan dan dapat juga yang berasal dari dalam perusahaan. Sumber dari luar perusahaan berasal dari pasar modal, yaitu pertemuan antara pihak membutuhkan dana dan pihak yang dapat menyediakan dana. Dana yang berasal dari pasar modal ini dapat berbentuk hutang (obligasi) atau modal sendiri (saham). Sumber dari dalam perusahaan berasal dari penyisihan laba perusahaan (laba ditahan), cadangan,
maupun depresiasi.

Setelah dana diperoleh, dana tersebut harus digunakan untuk membelanjai operasi perusahaan. Dana akan tertanam pada berbagai kekayaan riil perusahaan.

Beberapa definisi :

Manajemen Keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang semurah-murahnya dan menggunakannya se-efektif, se-efisien, seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba.

Manajemen keuangan dapat didefinisikan dari tugas dan tanggung jawab manajer keuangan. Meskipun tugas dan tanggung jawabnya berlainan di setiap perusahaan, tugas pokok manajemen keuangan antara lain meliputi : keputusan tentang investasi, pembiayaan kegiatan usaha dan pembagian dividen suatu perusahaan (Weston dan Copeland, 1992: 2)

Manajemen Keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan.

B. Fungsi Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan dapat didefinisikan dari tugas dan tanggung jawab manajer keuangan. Tugas pokok manajemen keuangan antara lain meliputi keputusan tentang investasi, pembiayaan kegiatan usaha dan pembagian deviden suatu perusahaan, dengan demikian tugas manajer keuangan adalah merencanakan untuk memaksimumkan nilai perusahaan.

Kegiatan penting lain yang harus dilakukan manajer keuangan menyangkut empat (4) aspek yaitu:

  1. Pertama, yaitu dalam perencanaan dan peramalan, dimana manajer keuangan harus bekerja sama dengan para manajer lain yang ikut bertanggung jawab atas perencanaan umum perusahaan.
  2. Kedua, manajer keuangan harus memusatkan perhatian pada berbagai keputusan investasi dan pembiayaan, serta segala hal yang berkaitan dengannya.
  3. Ketiga, manajer keuangan harus bekerja sama dengan para manajer lain di perusahaan agar perusahaan dapat beroperasi seefisien mungkin
  4. Keempat, menyangkut penggunaan pasar uang dan pasar modal, manajer keuangan menghubungkan perusahaan dengan pasar keuangan, di mana dana dapat diperoleh dan surat berharga perusahaan dapat diperdagangkan.

Dari ke empat aspek tersebut dapat disimpulkan bahwa tugas pokok manajer keuangan berkaitan dengan keputusan investasi dan pembiayaannya. Dalam menjalankan fungsinya, tugas manajer keuangan berkaitan langsung dengan keputusan pokok perusahaan dan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

C. Keputusan dan Tanggung Jawab Manajer Keuangan

Manajer keuangan mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap apa yang telah dilakukannya. Ada pun keputusan keuangan yang menjadi tanggung jawab manajer keuangan dikelompokkan ke dalam tiga (3) jenis:

  1. Mengambil keputusan investasi (investment decision), Menyangkut masalah pemilihan investasi yang diinginkan dari sekolompok kesempatan yang ada, memilih satu atau lebih alternatif investasi yang dinilai paling menguntungkan.
  2. Mengambil keputusan pembelanjaan (financing decision), Menyangkut masalah pemilihan berbagai bentuk sumber dana yang tersedia untuk melakukan investasi, memilih satu atau lebih alternatif pembelanjaan yang menimbulkan biaya paling murah.
  3. Mengambil keputusan dividen (dividend decision) atau dividen policy, Menyangkut masalah penentuan besarnya persentase dari laba yang akan dibayarkan sebagai dividen tunai kepada para pemegang saham, stabilitas pembayaran dividen, pembagian saham dividen dan pembelian kembali saham-saham.

Keputusan-keputusan tersebut harus diambil dalam kerangka tujuan yang seharusnya dipergunakan oleh perusahaan yaitu memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan adalah harga yang terbentuk seandainya perusahaan dijual. Apabila perusahaan “go public” maka nilai perusahaan ini akan dicerminkan oleh harga saham perusahaan tersebut. Dengan meningkatnya nilai perusahaan, maka pemilik perusahaan menjadi lebih makmur sehingga mereka menjadi lebih senang.

Aktivitas perusahaan ditinjau dari sudut manajemen keuangan menjadi tugas manajer keuangan. Tugasnya antara lain adalah sebagai berikut :

  1. Perolehan dana dengan biaya murah.
  2. Penggunaan dana efektif dan efisien
  3. Analisis laporan keuangan
  4. Analisis lingkungan Internal dan eksternal yang berhubungan dengan keputusan rutin dan khusus.

D. Kedudukan Manajer Keuangan Dalam Struktur Organisasi Perusahaan

Di dalam perusahaan yang besar bidang keuangan dipimpin oleh seorang manajer keuangan (chief financial manager). Manajer keuangan atau sering disebut direksi keuangan melaporkan secara langsung kepada direktur keuangan atau presiden direktur.
Sedangkan di dalam departemen keuangan dalam suatu perusahaan dibagi lagi ke dalam beberapa bagian/divisi yang dipunyai oleh seorang kepada divisi meliputi:

  1. Divisi anggaran, bertanggung jawab untuk mempersiapkan dan memperbaiki bugdet operasi (operating bugdet)
  2. Divisi penganggaran modal (capital budgeting) yang bertanggung jawab untuk mempersiapkan analisis pengeluaran modal
  3. Divisi perencanaan keuangan, yang bertanggung jawab untuk mengambil alternatif pemenuhan kebutuhan dana jangka panjang
  4. Divisi perencanaan keuangan jangka pendek, yang bertanggung jawab terhadap pemenuhan kebutuhan dana jangka pendek, serta investasi jangka pendek pada surat berharga (marketable securities)
  5. Divisi kredit, bertanggung jawab untuk menentukan kredit yang akan diberikan kepada langganan, disamping itu divisi ini juga bertanggung jawab dalam negoisasi dengan kreditor (lembaga keuangan Bank dan bukan Bank)
  6. Divisi hubungaan masyarakat (human relation), bertanggung jawab terhadap pembentukan image/komunikasi antara perusahaan, pemegang saham, para investor dan masyarakat keuangan secara umum.

E. Tujuan Manajemen Keuangan Pada Perusahaan

Pada dasarnya tujuan manajemen keuangan (The Main Objective of Financial Management) adalah memaksimumkan nilai perusahaan atau memaksimumkan kemakmuran pemegang saham, bukan memaksimumkan profit. Arti memaksimumkan profit, berarti mengabaikan tanggung jawab social, mengabaikan risiko, dan berorientasi jangka pendek. Sedangkan arti memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau nilai perusahaan sebagai berikut:

  1. Berarti memaksimumkan nilai sekarang (present value) semua keuntungan di masa datang yang akan diterima oleh pemilik perusahaan.
  2. Berarti lebih menekankan pada aliran hasil bukan sekedar laba bersih dalam pengertian akuntansi.

Akan tetapi dibalik tujuan tersebut masih terdapat konflik antara pemilik perusahaan dengan penyedia dana sebagai kreditur. Jika perusahaan berjalan lancar, maka nilai saham perusahaan akan meningkat, sedangkan nilai hutang perusahaan dalam bentuk obligasi tidak terpengaruh sama sekali. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai dari saham kepemilikan bisa merupakan indeks yang tepat untuk mengukur tingkat efektifitias perusahaan. Berdasarkan alasan itulah, maka tujuan manajemen keuangan dinyatakan dalam bentuk maksimalisasi nilai saham kepemilikan perusahaan, atau memaksimalisasikan harga saham. Tujuan memaksimumkan harga saham tidak berarti bahwa para manajer harus berupaya mencari kenaikan nilai saham dengan mengorbankan para pemegang obligasi.

Memaksimumkan kemakmuran pemegang saham/pemilik perusahaan tidak mengingkari adanya social objectives dan kewajiban sosial. Tanggung jawab sosial adalah satu aspek penting dari tujuan perusahaan, maksudnya:

  1. Keberhasilan memaksimumkan nilai perusahaan akan memberikan sumbangan yang berarti kepada lingkungan sosial secara keseluruhan. Artinya jika manajemen keuangan menuju pada maksimalisasi harga saham, maka diperlukan manajemen yang baik dan efisien sesuai dengan permintaan konsumen.
  2. Pengaruh (dampak) lingkungan eksternal seperti polusi, keselamatan kerja, keamanan produk juga harus diperhitungkan. Dimana perusahaan yang berhasil selalu menempatkan efisiensi dan inovasi sebagai prioritas, sehingga menghasilkan produk baru, penemuan teknologi baru dan perluasan lapangan pekerjaan.
  3. Kepekaan terhadap faktor eksternal merupakan salah satu syarat penting agar perusahaan tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Faktor-faktor luar seperti pencemaran lingkungan, jaminan keamanan produk dan keselamatan kerja menjadi lebih penting untuk dipertimbangkan. Fluktuasi di semua tingkat kegiatan bisnis dan perubahan-perubahan yang terjadi pada kondisi pasar keuangan merupakan aspek penting dari lingkungan luar.
  4. Perusahaan harus dapat memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dalam kendala legal dan sosial dan bertanggung jawab terhadap perubahan lingkungan. Kerjasama antara industri dan pemerintah sangat diperlukan untuk menciptakan peraturan yang mengatur perilaku perusahaan, dan sebaliknya perusahaan mematuhi peraturan tersebut.

Tujuan perusahaan pada dasarnya adalah memaksimumkan nilai perusahaan dengan pertimbangan teknis sebagai berikut :

  1. Memaksimumkan nilai bermakna lebih luas daripada memaksimumkan laba, karena memaksimumkan nilai berarti mempertimbangkan pengaruh waktu terhadap nilai uang.
  2. Memaksimumkan nilai berarti mempertimbangkan berbagai resiko terhadap arus pendapatan perusahaan.
  3. Mutu dari arus dana yang diharapkan diterima di masa yang akan datang mungkin beragam.

Nilai ialah sesuatu yang dijunjung tinggi dan dihormati. Dalam perusahaan hal itu diwujudkan dalam perhitungan laba oprasional bersih atau net operating profit after tax yang lazim disebut NOPAT. Perusahaan dapat dikatakan memiliki nilai maksimum jika NOPAT lebih besar dari pada biaya modal yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut. Misalnya perusahaan memiliki modal Rp 1000, biaya modal yang diperhitungkan 10% per tahun, Laba oprasi Rp150. pajak 20%. Nilai Perusahaan sebesar :

[Laba Operasi (1 – Pajak ) – ( Biaya Modal X Modal)]
= ------------------------------------------------------
Biaya Modal

[Rp 150 ( 1 – 0,20) – (0,10 X Rp 1000)]
= ----------------------------------------
Rp 1200
= 0,10

Berdasarakan perlindungan diatas, perusahaan memiliki tambahan nilai modalnya ( atau nilai invetasinya) Rp 1000, sedangkan nilai perusahaan berdasarkan kapitalisasi laba oprasi bersih Rp 1200. Manajemen harus berusaha agar nilai perusahaan semaksimum mungkin, artinya ia harus mampu memperoleh laba operasi sebesar-besarnya dengan modal yang digunakan sekecil mungkin.


F. Lingkungan Keuangan

Aspek lingkungan yang penting dipahami para manajer keuangan adalah sektor keuangan di bidang perekonomian, yang terdiri dari pasar keuangan (financial markets), lembaga keuangan (financial institutions) dan instrumen keuangan (financial instruments).
  1. Pasar keuangan, menunjukkan pertemuan antara permintaan dan penawaran akan aktiva finansial (financial asset) atau sering disebut sebagai sekurities. Sekurities adalah secarik kertas (surat) yang mempunyai nilai pasar karena surat tersebut menunjukkan klaim atas aktiva riil perusahaan (misalnya mesin-mesin, pabrik, bahan baku, barang dagangan, merek dagang, dll.)
  2. Lembaga keuangan yaitu lembaga yang berperan sebagai lembaga intermediari (financial intermediation) dengan mempertemukan unit surplus dengan unit defisit. Contoh lembaga keuangan dalam sistem moneter adalah Bank sentral, Bank pencipta uang giral/bank umum. Lembaga keuangan dan di luar sistem moneter (bank bukan pencipta uang giral/BPR), lembaga pembiayaan, perusahaan asuransi, dana pensiun, lembaga di bidang pasar modal, dll.
  3. Instrumen Keuangan, contohnya adalah uang, saham, hutang, dan surat berharga di pasar uang dan pasar modal lainnya.

G. Aktivitas Manajemen keuangan

1. Konsep Modal

Sebelum membahas lebih jauh tentang aktivitas dalam manajemen keuangan, perlu dipahami terlebih dahulu mengenai Konsep Modal.

Dalam ilmu ekonomi, istilah “capital” (modal) merupakan konsep yang pengertiannya berbeda-beda, tergantung dari konteks penggunaannya dan aliran pemikiran (school of thought) yang dianut. Secara historis konsep modal juga mengalami perubahan/perkembangan (lihat Snavely, dalam Encyclopedia Americana 1980:595):

Dalam abad ke-16 dan 17 istilah “capital” dipergunakan untuk menunjuk kepada, atau (a) stok uang yang akan dipakai untuk membeli komoditi fisik yang kemudian dijual guna memperoleh keuntungan, atau (b) stok komoditi itu sendiri. Pada waktu itu istilah “stock” dan istilah “capital” sering dipakai secara sinonim. Perusahaan dagang Inggris yang didirikan dalam masa itu atas dasar saham misalnya, dikenal sebagai “Join Stock Companies” atau “Capital Stock Companies”.

Adam Smith dalam the Wealth of Nation (1776), juga menggunakan istilah “capital” dan “circulating capital”. Pembedaan ini didasarkan atas kriteria sejauh mana suatu unsur modal itu terkonsumsi dalam jangka waktu tertentu (misal satu tahun). Jika suatu unsur modal itu dalam jangka waktu tertentu hanya terkonsumsi sebagian sehingga hanya sebagian (kecil) nilainya menjadi susut, maka unsur itu disebut “fixed capital” (misal mesin, bangunan, dan sebagainya). Tetapi jika unsur modal terkonsumsi secara total, maka ia disebut “circulating capital” (misal tenaga kerja, bahan mentah dan sarana produksi). Pembedaan semacam ini (yang juga masih umum dipergunakan sampai sekarang), mendapat kritik dari Marx (lihat Bottomore 1983:60—63).

John Stuart Mill dalam Principle of Political Economy (1848) menggunakan istilah “capital” dengan arti: (1) barang fisik yang dipergunakan untuk menghasilkan barang lain, dan (2) suatu dana yang tersedia untuk mengupah buruh.

Pada akhir abad ke-19, modal dalam arti barang fisik yang dipergunakan untuk menghasilkan barang lain, dipandang sebagai salah satu di antara empat faktor utama produksi (tiga lainnya adalah tanah, tenaga kerja dan organisasi atau managemen). Para ahli ekonomi neo-klasik pun menggunakan pandangan ini (misalnya Alfred Marshall dalam Principles of Economies 1890).

Sekarang, “modal” sebagai suatu konsep ekonomi dipergunakan dalam konteks yang berbeda-beda. Dalam rumusan yang sederhana, misalnya Mubyarto memberikan definisi: “modal” adalah barang atau uang, yang bersama-sama faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang baru” (1973:94). Dalam artian yang lebih luas, dan dalam tradisi pandangan ekonomi non-Marxian pada umumnya, “modal” mengacu kepada “asset” yang dimiliki seseorang sebagai kekayaan (wealth) yang tidak segera dikonsumsi melainkan, atau disimpan (“saving” adalah “potential capital”), atau dipakai untuk menghasilkan barang/jasa baru (investasi). Dengan demikian, modal dapat berwujud barang dan uang. Tetapi, tidak setiap jumlah uang dapat disebut modal. Sejumlah uang itu menjadi modal kalau ia ditanam atau diinvestasikan untuk menjamin adanya suatu “kembalian” (rate of return). Dalam arti ini modal juga mengacu kepada investasi itu sendiri yang dapat berupa alat-alat finansial seperti deposito, stok barang, ataupun surat saham yang mencerminkan hak atas sarana produksi, atau dapat pula berupa sarana produksi fisik. Kembalian itu dapat berupa pembayaran bunga, ataupun klaim atas suatu keuntungan. Modal yang berupa barang (capital goods), mencakup “durable (fixed) capital” dalam bentuk bangunan pabrik, mesin-mesin, peralatan transportasi, kemudahan distribusi, dan barang-barang lainnya yang dipergunakan untuk memproduksi barang/jasa baru; dan “no-durable” (circulating) capital, dalam bentuk barang jadi ataupun setengah jadi yang berada dalam proses untuk diolah menjadi barang jadi. Terdapat pula adanya penggunaan istilah “capital” untuk mengacu kepada arti yang lebih khusus, misalnya “social capital” dan “human capital”. Istilah yang pertama mengacu kepada jenis modal yang tersedia bagi kepentingan umum, seperti rumah sakit, gedung sekolahan, jalan raya dan sebagainya; sedangkan istilah yang kedua mengacu kepada faktor manusia produtif yang secara inherent tercakup faktor kecakapan dan keterampilan manusia. Menyelenggarakan pendidikan misalnya, disebut sebagai suatu investasi dalam “human capital” (Schultz 1961, menurut Mubyarto 1973:98).

Para ahli ekonomi non-Marxian—apapun mazhab yang dianutnya—pada umumnya mengikuti pengerian-pengertian di atas, sedangkan Marx menggunakan istilah “capital” untuk mengacu kepada konsep yang sama sekali lain. “Modal” bukanlah barang, melaikan hubungan (produksi) sosial yang menampakkan diri sebagai barang. Memang, berbicara tentang modal berarti berbicara tentang “bagaimana membuat uang”, tetapi asset yang “membuat” uang itu mewadahi hubungan khusus antara si pemilik dengan yang bukan pemilik sedemikian rupa sehingga bukan saja bahwa uang “dibuat”, tetapi juga bahwa hubungan-hubungan pemilikan pribadi yang melahirkan proses tersebut secara terus-menerus terlestarikan (Bottmore 1983:60).

Dengan demikian, “capital” adalah suatu konsep abstrak yang manifestasinya dapat berupa barang atau uang. Karena itu, ia merupakan kategori yang kompleks, yang tidak cukup diterangkan hanya dengan satu definisi. Konseptualisasi Marx mengenai “capital” barangkali dapat dijabarkan secara sederhana dalam enam butir pokok berikut ini (Bottomore 1983:60—63):

Pertama, transformasi uang menjadi modal berjalan melalui proses tertentu, terdiri dari dua rangkaian transaksi dalam suasana sirkulasi, yaitu: (1) menjual komoditas (K) dan uang yang diterima (U) dipakai untuk membeli komoditas lain; dan (2) membeli komoditas untuk kemudian dijual lagi (Secara bagan: K-U-K; dan U-K-U).

Kedua, dalam rangkaian transaksi itu faktor “nilai” menjadi penting, sebab terutama dalam U-K-U, transaksi itu hanya bermakna jika jumlah uang pada titik akhir menjadi lebih besar daripada jumlah asal (kalau tidak, ya bagaimana keuntungan dapat diperoleh). Kalau pertukaran itu merupakan pertukaran nilai yang setara, bagaimana tambahan uang bisa diperoleh? Sebaliknya, kalau tidak setara, berarti nilai itu sendiri tidak tercipta. Marx menjawab persoalan ini dengan menerapkan “nilai-guna”. Nilai guna mempunyai sifat “menciptakan” nilai tambahan atau “nilai-lebih”. Komoditas yang mempunyai nilai-guna seperti itu adalah tenaga kerja.

Ketiga, jalur K-U-K, secara tipikal mengacu kepada transaksi pengupahan tenaga kerja. Buruh menjual tenaganya untuk memperoleh sejumlah uang (berupa upah) yang pada gilirannya dipakai untuk membeli barang lain (pangan dan lain-lain kebutuhan) yang diperlukan untuk dapay me-“reproduksi” tenaganya. Karena itu dalam transaksi ini, uang sama sekali tidak bertindak sebagai modal (Bandingkan dengan Mill di atas). Namun, jika dilihat dari arah transaksi yang terbalik, yaitu dari si penguah, dan “nilai” dimasukan, maka uang di sin dapay disebut sebagai unsur modal yang oleh Marx disebut dengan istilah variable capital (VC) (lihat poin enam di belakang). Tetapi VC dilihat dari si pengupah.

Keempat, sebaliknya, jalur U-K-U meupakan transaksi yang mencakup pembelian sarana produksi yang kemudian diolah menjadi produk yang kmudian dijual untuk memperoleh uang lebih banyak. Jadi, berbeda dengan upah yang dibelanjakan untuk membeli barang yang dikonsumsi dan kemudian lenyap sama sekali, dalam jalur U-K-U ini uang hanya merupakan “advance” untuk kemudian muncul kembali dalam jumlah yang lebih banyak. Disinilah uang ditranformasikan menjadi capital dalam suatu proses historis ketika tenaga kerja menjadi komodits—di sini terkait dengan konsep freedom makna ganda).

Kelima, dengan demikian, modal dalam konsep Marx adalah “nilai yang membengkak sendiri” (self expanding value) atau “nilai dalam gerak” (value in motion).

Keenam, ada sepasang konsep lagi dari Marx yang sering dikacaukan penggunaannya dengan konsep fixed dan circulating capital dari ekonomi non-Marxian, yaitu apa yang disebut constant capital (CC) dan variable capital (VC). Kedua pasangan itu sama sekali berbeda maknanya. CC adalah bagian dari modal yang dikeluarkan (advance) untuk diubah menjadi sarana produksi yang dalam proses produksi tidak mengalami perubahan nilai. Artinya, “nilai” sarana produksi itu disimpan dalam “nilai” produk yang dihasilkan, suatu proses pengalihan “nilai” melalui proses kerja. Proses produksi adalah transformasi “nilai-guna”. Nilai-guna dari barang (sarana produksi) yang diolah, dikonsumsi. Tetapi “nilai” barang itu sendiri dialihkan ke dalam produk baru. Demikian tentang CC. VC adalah bagian dari modal yang dikeluarkan untuk diubah menjadi tenaga kerja yang dalam proses produksi kegiatannya menuju kepada dua arah, yaitu produksi nilai setaranya sendiri, dan di lain pihak menghasilkan “nilai-tambah”, yang besarnya bragam menurut keadaan.

Dengan demikian, dalam konsep Marx, unsur-unsur modal itu dapat dibedakan menurut dua macam kriteria. Pertama, dari kriteria proses kerja, ada faktor obyektif yaitu sarana produksi, dan ada faktor subyektif yaitu tenaga kerja. Kedua, dilihat dari segi penetapan nilai (valorization), ada constant capital dan ada variable capital.

Sehingga disimpulkan bahwa Modal adalah hutang/kewajiban yang harus dibayar oleh perusahaan kepada pemilik dan Hutang adalah kewajiban yang harus dibayar kepada pihak lain sehingga Harta = utang + modal dan Hak = kewajiban

2. Aktivitas Keuangan

1. AKTIVITAS PEMBIAYAAN ( Financing Activity )

Aktivitas pembiayaan ialah kegiatan pemilik dan manajemen perusahaan untuk mencari sumber modal ( sumber eksternal dan internal ) untuk membiayai kegiatan bisnis.


A.Sumber eksternal

  1. Modal Pemilik atau modal sendiri (Owner Capital atau Owner Equity). Atau modal saham (Capital Stock ) yang terdiri dari : Saham Istimewa (Preferred Stock) dan Saham Biasa (Common Stock).
  2. Utang (Debt), Utang Jangka Pendek (Short-term Debt) dan Utang Jangka Panjang (Long-term Debt).
  3. Lain-lain, misalnya hibah.

B. Sumber Internal :

  1. Laba Ditahan (Retained Earning)
  2. Penyusutan, amortisasi, dan Deplesi ( Depreciation, Amortization, dan Deplention)
  3. Lain-lain, misalnya penjualan harta tetap yang tidak produktif.


2. Aktiva Investasi (Investment activity)

aktivitas investasi adalah kegiatan penggunaan dana berdasarkan pemikiran hasil yang sebesar-besarnya dan resiko yang sekecil-kecilnya. Aktivitas itu meliputi :
  1. Modal Kerja (working Capital) atau harta lancar (Current Assets)
  2. Harta Keuangan (Finanncial assets) yang terdiri : investasi pada saham (stock) dan Obligasi (Bond)
  3. Harta Tetap (real Assets) yang terdiri dari : Tanah,gedung, Peralatan.
  4. Harta Tidak Berwujud (intangible assets) terdiri dari : Hak Paten, Hak Pengelolaan Hutan, Hak Pengelolaan Tambang, Goodwill.

3. Aktivitas Bisnis (Business Activity)

Aktivitas bisnis adalah kegiatan untuk mencari laba melalui efektivitas penjualan barang atau jasa efisiensi biaya yang akan mengahsilkan laba. Aktivitas itu dapat dilihat dari laporan Laba-Rugi, yang terdiri dari unsur :
1. Pendapatan (sales atau Revenue)
2. Beban ( Expenses)
3. Laba-Rugi ( Profit-Loss)

H. FINANCIAL STATEMENT ANALYSIS

FAKTOR LABA BELUM MENCERMINKAN KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN

Dalam menilai hasil pencapaian/prestasi perusahaan yang terlihat pada laporan keuangan perusahaan, pimpinan perusahaan biasanya berorientasi pada laba perusahaan saja. Padahal dari laporan keuangan dapat tercermin berbagai aspek/masalah potensial yang mungkin segera harus ditanggulangi.
Perusahaan dengan laba kecil, namun kondisi keuangan memadai, relatif akan lebih baik dibanding perusahaan dengan laba besar, namun kondisi keuangan buruk.
Analisis Laporan Keuangan Cermin Keberhasilan Perusahaan danPedoman Perencanaan Perusahaan
Analisis Laporan Keuangan merupakan alat informasi untuk membantu para manajemen dalam mengambil keputusan. Bagi manajemen, perlu dalam rangka mengetahui efisiensi pendayagunaan sumber daya. Bagi bankir, ini sangat penting dalam rangka pemberian kredit baik kredit jangka pendek yang melihat likuiditas perusahaan atau kredit jangka panjang yang menganalisis arus kas. Juga pemilik mencoba melihat profitabilitas dari usahanya dan juga penting mengetahui tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan
Demikian juga calon investor akan mencoba menganalisis “trend” dari penjualan, juga kontinuitas dunia usaha serta profitabilitas terhadap komoditi yang akan diinvestasikan.


Selengkapnya.....

Kemasan Khusus Untuk Tinja Yang Ramah Lingkungan

Perkembangan teknologi dan ide kreatif kini berkembang tidak hanya bagaimana menyediakan kemasan untuk produk-produk costumer goods. Di London saat ini telah diciptakan sebuah kotak kemasan sebagai tempat untuk menampung Tinja Anda !!
Any more downloadable designs coming in the near future?

Inilah alasan yang diberikan untuk sebuah disain flatpack yang dapat dengan mudah Anda transfer melalui computer di rumah-rumah.
Shit Box, atau kalau diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia artinya Kotak Tinja. Di design dan dikembangkan oleh Richard Wharton seorang fashion retailer yang terlalu sering bepergian dan sering bermasalah dengan keinginan buang hajat sehingga secara kreatif Ia telah menemukan disain yang unik namun orisinal ini. Setelah Ia melakukan percobaan dengan lebih dari 50 prototype, Shit Box and Little Jack Shit ini kemudian menjadi trademarks dari The Brown Corporation Ltd. yang beralamat di 52 Great Eastern St, London EC2A 3EP dengan nomor pendaftaran patent No. 0712263.3. Community Design Reg. No. 000749437-0001


Apakah Shit Box itu?

Kotak Tinja adalah kotak kardus toilet portable yang ringan, dibuat khusus untuk keperluan darurat atau pada saat diluar rumah seperti sedang camping, memancing, traveling, sedang berada di arena festival dan lain sebagainya. Kotak kardus ini didesain berukuran 14 inch yang kokoh, dapat dipakai beberapa kali dan diklaim sebagai toilet yang nyaman. Setiap kotak yang dipesan dilengkapi dengan 10 kantung kotoran berbahan ramah lingkungan yang bisa di daur ulang.

Cara Penggunaan

Keterangan :


Langkah 1, Pop box
Langkah 2, Unfold box
Langkah 3 dan 4, Fold and insert tabs
Langkah 5 dan 6, Fold and insert stabiliser
Langkah 7, Insert poo bag
Langkah 8, Shit Box!
Langkah 9, Stool
Langkah 10, Remove & tie up poo bag
Langkah 11, Dispose of responsibly
Langkah 12, Collapse box to use again

Dan lanjutkan kehidupanmu!


Spesifikasi Teknis


Spesifikasi Box

Basic brown box – content 70% recycled card
Weight Tolerance: 55lbs/inch2
Bursting Force: 225lbs/inch2
Tested up to 20 stone/127 kilograms weight.
[based on a dry unused box]
Size: 350mm × 350mm × 350mm
Karena bahannya terbuat dari kertas kardus, harap diperhatikan penggunaanya selalu dalam keadaan kering.


Spesifikasi Poo Bag

Bagian dalam ‘poo bag’ mengandung bahan P-Life™ (“P-Life” Formula special dari degradant catalyst yang dilapisi polyolefin polymers seperti polyethylene dan polypropylene, yang diperlakukan sebagai non-biodegradable polymers, kedalam “*Oxo-Biodegradable Plastics”) sehingga dapat terurai kedalam air dan CO2 dalam jangka waktu yang singkat.


Shit Box Pack components:

  • + A Duffle Bag (to carry)
  • + Shit Box (reusable)
  • + 10 poo bags (not reusable)
  • + Tissues (for a happy bum)



Banyak orang yakin, bahwa penemuan ini lebih baik, ketimbang situasi dimana sering ditemukan seonggok kotoran yang tertumpuk di pinggir jalan dan gang-gang yang berbau pesing. Tetapi disaat yang sama memunculkan kekhawatiran kalau ada saatnya nanti dengan mudah orang-orang melemparkannya keluar dari jendela mobil yang sedang melaju kencang !

Tertarik? browse sajalah atau kunjungi untuk pemesanan di websitenya Brown Corporation yang bermarkas di London





Selengkapnya.....

Rancang Bangun DataBase Pengadaan Barang dan Jasa pada Pemerintah Kota Balikpapan


(Makalah Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen Program Magister Manajemen)

A. LATAR BELAKANG

Dijaman era globalisasi dimana arus informasi telah mengharuskan adanya transparansi dalam semua hal, termasuk didalamnya adalah pelaksanan penyediaan barang dan jasa dilingkungan Pemerintah Kota Balikpapan. Berdasarkan menurut SK Walikota nomor 188.45-12/2008 maka telah ditetapkan untuk proses pengadaan barang dan jasa di lingkungan Pemerintah Kota Balikpapan diterapkan secara e-procurement.

Untuk itu Pemerintah Kota Balikpapan harus dapat memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh masyarakat khususnya penyedia barang dan jasa harus mendapatkan informasi tentang perkembangan dan informasi secara cepat, tepat dan akurat dan seminimal mungkin terhindarkan dari kemungkinan terjadi KKN. Untuk dapat memberikan layanan informasi proses pengadaan barang dan jasa secara cepat, cepat dan akurat, Pemerintah telah membentuk Satuan Tugas Pengadaan Barang dan Jasa dan untuk itu memerlukan sebuah sistem informasi terpadu manajemen pengadaan barang dan jasa yang berkualitas. Sedangkan untuk mendapatkan sistem yang terintegrasi seperti itu tidaklah cukup kalau dilakukan secara manual. Pembangunan suatu Sistem Informasi Manajemen (SIM) berbasis komputer adalah solusi yang paling tepat.

B. PENGERTIAN SIM

Sistem Informasi Manajemen - SIM (Manajemen Information System - MIS) adalah sebuah system informasi yang selain melakukan semua pengolahan transaksi yang perlu untuk sebuah organisasi, juga memberikan dukungan informasi dan pengolahan untuk fungsi manajemen dan pengambilan keputusannya. Gagasan sebuah system informasi yang demikian itu telah ada sebelum munculnya komputer. Namun komputer membuat gagasan tersebut menjadi kenyataan. Organisasi selalu membutuhkan sistem-sistem untuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan, melihat kembali, dan menyalurkan informasi. Komputer telah menambahkan sebuah teknologi baru dan ampuh pada system informasi. Akibatnya, sebuah system informasi berdasarkan komputer akan betul-betul berbeda dengan sistem-sistem yang diolah secara manual atau elektro-mekanis.
Banyak para sarjana ahli manajemen mendefinisikan Sistem Informasi Manajemen, misalnya Gordon B. Davis, Joel E. Ross, Donald W. Lroeber, serta Raymond McLeod,Jr dan George P.Schell.
Definisi dari Donald W. Kroeber dalam bukunya berjudul Management Information Systems mengatakan bahwa Sistem Informasi Manajemen adalah sebuah organisasi, sejumlah proses yang menyediakan informasi kepada manajer sebagai dukungan dalam operasi dan pembuatan keputusan dalam suatu organisasi.
Gordon B. Davis mengatakan bahwa Sistem Informasi Manajemen merupakan sebuah system pemakai yang terintegrasi yang menyediakan informasi untuk menunjang operasi-operasi manajemen dan fungsi-fungsi pengambilan keputusan di dalam sebuah organisasi. System tersebut memanfaatkan perangkat keras dan perangkat lunak komputer dan prosedur-prosedur manual; model-model untuk analisis, perencanaan, pengawasan dan pengambilan keputusan dan suatu data base.
Sedangkan menurut Raymond McLeod,Jr dan George P.Schell dalam bukunya Manajemen Information Systems Edisi 10 Bahasa Indonesia disebutkan bahwa Sistem informasi manajemen didefinisikan sebagai suatu sistem berbasis komputer yang membuat informasi tersedia bagi para pengguna yang memiliki kebutuhan serupa. Sistem Informasi manajemen digambarkan sebagai sebuah bangunan piramida [ Gordon B. Davis, Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen,(Jakarta:PT.Ikrar Mandiri)Cet Ke-11], dimana lapisan dasarnya terdiri dari informasi untuk pengolahan transaksi, penjelasan status, dan sebagainya; lapisan berikutnya terdiri dari sumber-sumber informasi dalam mendukung operasi manajemen sehari-hari; lapisan ketiga terdiri dari sumber daya system informasi untuk membantu perencanaan taktis dan pengambilan keputusan untuk pengendalian manajemen; dan lapisan puncak terdiri dari sumber daya informasi untuk mendukung perencanaan dan perumusan kebijakan oleh tingkat puncak manajemen.

C. PEMBAHASAN

1. Sistem Pelelangan

Sistem Pelelangan barang dan jasa merupakan fungsi penting yang menjadi tanggungjawab Manajemen Sumber Daya Manusia dan Sistem ini adalah proses yang menentukan, memantau atau mengawasi, mengembangkan serta mengendalikan proses pengadaan barang dan jasa di lingkungan Pemerintah Kota Balikpapan. Modul Proses Pengadaan yang dibangun disini mengacu pada aturan Sistem Pengadaan Barang dan Jasa yang dikembangkan oleh Pemrintah Kota Surabaya, dimana struktur pelaksanaan terdiri dari beberapa komponen, yaitu
• Penetapan paket pekerjaan
• Inventarisasi persyaratan dan methode
• Pengelolaan jadwal pengumuman
• Penetapan pengguna
• Pengelolaan kerahasiaan

2. Peran Internet

• Untuk mengakses infrormasi multimedia dalam resource internet.
• Sarana telekomunikasi dan distribusi informasi.
• Untuk membuat homepage, penyebarluasan pengumuman dan informasi.

3. Keperluan Pengguna

Pemerintah melalui Satuan Tugas Pengadaan Barang dan Jasa harus dapat melayani keperluan penyedia dan pengguna barang dan jasa seperti permintaan akan akses yang lebih cepat ke informasi yang diperlukan secara elektronik. Dengan begitu diharapkan agar para panitia pengadaan mahir dalam penggunaan teknologi informasi sehingga mereka dapat membantu mengintegrasikan proses peelelangan dengan pengguna barang dan jasa dalam menemukan informasi yang diperlukan.

Apa yang harus diketahui dan dikerjakan oleh Satgas pengadaan barang dan jasa dalam mengautomasikan e-procurementnya :

  • Faham akan maksud dan ruang lingkup dan unsur dari proses pelelangan
  • Faham dan bisa mengapresiasi pentingnya melaksanakan analisis sistem yang menyeluruh sebelum merencanakan proses pelelangan kedalam desain sistem
  • Faham akan dan bisa mengapresiasi manfaat analisis sistem dan implementasi, dan evaluasi.
  • Faham akan proses evaluasi software sebelum menentukan sebuah sistem
  • Faham akan dan bisa mengapresiasi pentingnya pelatihan untuk staf dan keterlibatan mereka dalam seluruh proses kerja
4. Unsur-unsur Automasi e-procurement

Dalam sebuah sistem automasi e-procurement terdapat beberapa unsur atau syarat yang saling mendukung dan terkait satu dengan lainnya, unsur-unsur atau syarat tersebut adalah :

a. Pengguna (users)

Pengguna merupakan unsur utama dalam sebuah sistem automasi e-procurement. Dalam pembangunan sistem e-procurement hendaknya selalu dikembangkan melalui konsultasi dengan pengguna-penggunanya yang meliputi kelompok panitia pengadaan sebagai operator dan penyedia barang dan jasa yang nantinya sebagai pengguna serta para anggota satgas pengadaan barang dan jasa. Apa misi organisasi tersebut? Apa kebutuhan informasi mereka ? Seberapa melek komputerkah mereka? Bagaimana sikap mereka ? Apakah pelatihan dibutuhkan? Itu adalah beberapa pertanyaan yang harus dijawab dalam mengembangkan sebuah sistem automasi e-procurement. Automasi e-procurement baru bisa dikatakan baik bila memenuhi kebutuhan pengguna baik penyedia barang dan jasa maupun anggota satgas. Tujuan daripada sistem automasi e-procurement adalah untuk memberikan manfaat kepada semua penyedia, pengguna dan stagas pengadaan dalam rangka transparansi dan menghindarkan dari terjadinya KKN.

Konsultasikan dengan pengguna untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan mereka. Namun perlu hati-hati terhadap penilaian keliru yang dilakukan oleh pengguna mengenai kebutuhan dan persepsi tentang apa yang bisa dan tidak bisa dilakukan oleh suatu sistem komputer . Kebutuhan dapat dirincikan terlalu banyak atau terlalu sedikit dan kadang-kadang persepsi bisa juga keliru.

Staf yang bersangkutan harus dilibatkan mulai dari tahap perencanaan dan pelaksanaan sistem. Masukan dari masing-masing staf harus dikumpulkan untuk menjamin kerjasama mereka. Tenaga-tenaga inti yang dilatih untuk menjadi operator, teknisi dan adminsitrator sistem harus diidentifikasikan dan dilatih sesuai bidang yang akan dioperasikan.

b. Perangkat Keras (Hardware)

Komputer adalah sebuah mesin yang dapat menerima dan mengolah data menjadi informasi secara cepat dan tepat. Pendapat lain mengatakan bahwa komputer hanya sebuah komponen fisik dari sebuah sistem komputer yang memerlukan program untuk menjalankannya.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa komputer adalah sebuah alat dimana kemampuanya sangat tergantung pada manusia yang mengoperasikan dan software yang digunakan.

Kecenderungan perkembangan komputer :
• Ukuran fisik mengecil dengan kemampuan yang lebih besar
• Harga terjangkau (murah)
• Kemampuan penyimpanan data berkapasitas tinggi
• Transfer pengiriman data yang lebih cepat dengan adanya jaringan

Dalam memilih perangkat keras yang pertama adalah menentukan staf yang bertanggung jawab atas pemilihan dan evaluasi hardware sebelum transaksi pembelian. Adanya staf yang bertanggung jawab adalah untuk mengurangi ketergantungan terhadap pihak lain dan menghindari dampak buruk yang mungkin timbul. Hal lain adalah adanya dukungan teknis serta garansi produk dari vendor penyedia komputer.

c. Perangkat Lunak (Software)

Perangkat lunak diartikan sebagai metode atau prosedur untuk mengoperasikan komputer agar sesuai dengan permintaan pemakai. Kecenderungan dari perangkat lunak sekarang mampu diaplikasikan dalam berbagai sistem operasi, mampu menjalankan lebih dari satu program dalam waktu bersamaan (multi-tasking), kemampuan mengelola data yang lebih handal, dapat dioperasikan secara bersama-sama (multi-user).

Untuk mendapatkan software, menggunakan basis yang telah lebih dulu dikembangkan melalui Pemerintah Kota Surabaya dengan basis program Linux yang merupakan program berbasis open source. Sistem Informasi e-procurement ini difungsikan untuk pekerjaan operasional mulai dari pengadaan, katalogisasi, inventarisasi, keanggotaan, pengelolaan terbitan berkala, sirkulasi, dan pekerjaan lain dalam lingkup operasi pengadaan barang dan jasa.

d. Kriteria Penilaian Software

Suatu software dikembangkan melalui suatu pengamatan dari suatu sistem kerja yang berjalan, untuk menilia suatu software tentu saja banyak kriteria yang harus diperhatikan. Beberapa criteria untuk menilia software adalah sebagai berikut :
  • Kegunaan : fasilitas dan laporan yang ada sesuai dengan kebutuhan dan menghasilkan informasi tepat pada waktu (realtime) dan relevan untuk proses pengambilan keputusan.
  • Ekonomis : biaya yang dikeluarkan sebanding untuk mengaplikasikan software sesuai dengan hasil yang didapatkan.
  • Keandalan : mampu menangani operasi pekerjaan dengan frekuensi besar dan terus-menerus.
  • Kapasitas : mampu menyimpan data dengan jumlah besar dengan kemampuan temu kembali yang cepat.
  • Sederhana : menu-menu yang disediakan dapat dijalankan dengan mudah dan interaktif dengan pengguna
  • Fleksibel : dapat diaplikasikan di beberapa jenis sistem operasi dan institusi serta maupun memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut.

e. Menentukan Software

• Membangun sendiri
• Mengontrakan keluar
• Membeli software jadi yang ada di pasaran

Pilihan apapun yang dijatuhkan, software harus
• Sesuai dengan keperluan
• Memiliki ijin pemakaian
• Ada dukungan teknis, pelatihan , dokumentasi yang relevan serta pemeliharaan.
• Menentukan staf yang bertanggungjawab atas pemilihan dan evaluasi software.

Memilih dan membeli perangkat lunak merupakan suatu proses tersedianya dukungan pemakai, karena diperlukan banyak pelatihan dan pemecahan masalah sebelum sistem tersebut dapat berjalan dengan baik. Salah satu cara untuk memastikan dukungan pelanggan adalah memilih perangkat lunak yang digunakan oleh sejumlah perpustakaan. Sekelompok besar pengguna biasanya menjustifikasikan layanan dukungan pelanggan sebagai hal yang subtansial. Selain itu, pengguna dapat saling membantu dalam pemecahan masalah.

Spesifikasi perangkat keras harus memenuhi kebutuhan-kebutuhan minimum operasi perangkat lunak.

f. Network / Jaringan

Jaringan komputer telah menjadi bagian dari automasi perpustakaan karena perkembangan yang terjadi di dalam teknologi informasi sendiri serta adanya kebutuhan akan pemanfaatan sumber daya bersama melalui teknologi.

Komponen perangkat keras jaringan antara lain : komputer sebagai server dan klien, Network Interface Card ( LAN Card terminal kabel (Hub), jaringan telepon atau radio, modem.

Hal yang harus diperhatikan dalam membangun jaringan komputer adalah :
• Jumlah komputer serta lingkup dari jaringan (LAN, WAN)
• Lokasi dari hardware : komputer, kabel, panel distribusi, dan sejenisnya
• Protokol komunikasi yang digunakan
• Menentukan staf yang bertanggun jawab dalam pembangunan jaringan.

g. Data

Data merupakan bahan baku informasi, dapat didefinisikan sebagai kelompok teratur simbol-simbol yang mewakili kuantitas, fakta, tindakan, benda, dan sebagainya. Data terbentuk dari karakter, dapat berupa alfabet, angka, maupun simbol khusus seperti *, $ dan /. Data disusun mulai dari bits, bytes, fields, records, file dan database.

Sistem informasi menerima masukan data dan instruksi, mengolah data tersebut sesuai instruksi, dan mengeluarkan hasilnya. Fungsi pengolahan informasi sering membutuhkan data yang telah dikumpulkan dan diolah dalam periode waktu sebelumnya, karena itu ditambahkan sebuah penyimpanan data file (data file storage) ke dalam model sistem informasi; dengan begitu, kegiatan pengolahan tersedia baik bagi data baru maupun data yang telah dikumpulkan dan disimpan sebelumnya. Dan secara detil dapat digambarkan sebagai berikut :
  1. Rekanan yang sudah teregister di portal eProc, langsung melakukan login, dengan memasukkan email sebagai username, beserta password yang digunakan untuk login;
  2. Bagi rekanan yang belum teregister, melakukan registrasi, dengan mengisi form isian di portal eProcurement, kemudian cek email, apabila sudah ada jawaban dari administrator eProcurement, maka rekanan melakukan aktivasi dengan klik pada link, kemudian melakukan login di portal eProcurement dengan menggunakan email sebagai username, beserta password yang telah dikirimkan oleh sistem ke alamat email yang bersangkutan;
  3. Rekanan juga harus membuat IKP untuk mendapatkan kunci privat (key), kunci publik, dan passphrase yang akan digunakan pada saat memasukkan penawaran;
  4. Proses pembuatan IKP dilakukan dengan melakukan klik pada (Infrastruktur Kunci Publik), kemudian memasukkan data pada form isian pengajuan sertifikat dan mencetak / print tampilan konfirmasi pengajuan sertifikat (kunci publik). Kemudian melakukan approval dengan membawa persyaratan yang dibutuhkan ke Sekretariat Layanan eProcurement;
  5. Untuk rekanan yang sudah berhasil login, melakukan pemeliharaan data pada menu Data Perusahaan; disini rekanan dapat memasukkan data – data administrasi, kualifikasi, pemilik, pengurus, staf ahli, pengalaman, peralatan yang dimiliki perusahaan pada menu yang telah disediakan;
  6. Pada menu Paket Pekerjaan, rekanan dapat melihat seluruh paket pekerjaan yang sedang dilelang pada suatu periode putaran tertentu, melihat dokumen pelengkapnya, serta memilih paket pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi, bidang-sub bidang perusahaan;
  7. Setelah memilih paket pekerjaan, rekanan dapat memasukkan penawaran dengan terlebih dahulu melakukan load key dengan memasukkan kunci privat, passphrase, kunci publik yang telah didapatkan/disimpan pada saat pembuatan/pendaftaran IKP;
  8. Apabila proses menawar sudah selesai, rekanan melakukan cetak SPM (Surat Pernyataan Minat), FIPK (Form Isian Penilaian Kualifikasi), SPH (Surat Penawaran Harga)+lampirannya dari portal eProcurement pada menu yang telah disediakan;
  9. Dan rekanan dapat melihat pengumuman hasil lelang pada menu pengumuman -----> hasil pengadaan;
D. KESIMPULAN

Unsur dan syarat automasi e-procurement ada banyak. Bisa jadi Penyedia dan pengguna barang dan jasa berharap terlalu banyak dari sistem ini dan oleh karenannya merasa kecewa bilamana sistem tersebut tidak bekerja seperti yang diharapkan. Untuk memastikan adanya keberhasilan dalam automasi e-procurement dibutuhkan kerjasama yang optimal dan berkelanjutan diantara pengguna sehingga tercipta kepuasan diantara pengguna, suatu penilaian secara mendalam mengenai kebutuhan-kebutuhan pengguna harus dilakukan sebelum rencana detail untuk automasi dilakukan. Perlu tersedianya staf (gugus tugas, operator, teknisi/administrator) yang terlatih. Seluruh anggota staf harus mengerti tentang sistem automasi e-procurement.


Daftar Pustaka
1. Sistem Informasi Manajemen Edisi 10 oleh Raymond McLeod,Jr dan George P.Schell, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2007



Selengkapnya.....