Memikirkan cara agar bisa ber-internet dengan murah memang sebuah perjuangan.
Sempat tercetus ikut-ikutan komunitas grabber yang menggunakan DVB Card untuk grabbing ke satelit pake parabola. Tetapi rupanya perjuangan untuk mendapatkan DVB Card itu sendiri sudah luar biasa. Lantas entah kenapa ada ide (walaupun tidak orisinil) yang muncul dari seorang teman untuk membuat komunitas pengguna internet dengan menggunakan Telkom Speedy.
Pada tanggal 17 November 2007, dalam sebuah rembug Blok V (sebuah rembukan antar tetangga yang lebih besar dari Dasa Wisma, tetapi tidak sampai satu RT. Cukup satu Blok yaitu Blok V dengan jumlah KK 30 rumah) yang rutin kami lakukan sebulan sekali, rembukan ini biasanya untuk membahas kemajuan Blok V dan rencana-rencana pembangunan di Blok V, aku cetuskan ide untuk secara gotong-royong, urunan, iuran untuk mendirikan dan menjadi pengguna Telkom Speedy Unlimited di RT.53 kepada kawan-kawan tetangga ku yang ramah-ramah.
Rupanya gayung bersambut dan tetanggaku lebih bersemangat daripada aku sendiri. Seminggu sesudahnya dengan surat Edaran yang ditembuskan kepada Ketua RT.53, Ketua Blok ku keliling dari satu rumah ke rumah, door to door untuk menawarkan kesempatan menggunakan internet murah.
Pada pertemuan rembuk Blok V berikutnya di bulan Desember 2007 disimpulkan ada 13 calon pengguna internet bersama. Yang belakangan 2 orang diantaranya mengundurkan diri karena ditentang oleh ISTRI sendiri. Sebuah tantangan, memang.
Tetapi yang terjadi di forum rembug antar tetangga malam itu sebenarnya memang luar biasa. Secara spontan seorang diantaranya segera mendesak agar net RT segera diwujudkan. Itu dibarengi dengan menyerahkan Uang iuran sebesar Rp.300.000,- sebagai biaya instalasi dan administrasi ke Telkom yang sebelumnya sudah kami hitung bersama-sama. Seketika malam itu juga langsung terkumpul Rp.1.800.000,- hasil urunan 6 orang. Jika saja kawan-kawan tetanggaku bukan "Ordinary People" tentu ini jadi biasa saja. Tetapi sesungguhnya kami cuma kumpulan guru, penjaga sekolah, pekerja kontrakan, pegawai negeri bahkan pengojek.....
Modal dengkul itu lalu dibelikan kabel ethernet Belden Datatwist yang murah saja sebanyak satu roll ditambah satu HUB 8 terminal merk D-Link dan tang crimping. Lalu ada sumbangan HUB 12 terminal dan segulungan kabel bekas. Setelah sepakat saluran telepon rumahku yang jadi base, lalu kami menghubungi marketing Telkom Speedy dan bicara jujur apa adanya. Kami beruntung, oleh marketing Telkom dipasangkan modem ADSL merk Shiro, gratis. Sayang splitternya kurang hebat. Kalau ada telpon masuk, saluran internetnya kadang terganggu.
Kami memang beruntung berkali-kali. Seorang tetangga rupanya biasa bekerja memasang jaringan internet di Hotel-hotel. Urusan wiring.... eces ajah... panjat atap, panjat pohon, memaku, ngeset..... Terhitung dari tanggal 20 Desember 2007 sampai dengan tanggal 3 Januari 2008 kami menikmati masa uji coba, ah lumayan banyak yang bisa di up date. Lumayan besar yang bisa di download. hasil test menggunakan speed test dari www.sijiwae.net menunjukkan kecepatan koneksi bisa mencapai 340 kbps. Walaupun belakangan rata-rata cuma 200 an kbps, kami cukup puas.
Apakah perjuangan sudah berakhir? Ternyata baru saja dimulai. 2 tetangga ternyata komputernya tidak ada terminal ethernetnya. Rata-rata belum bisa mengoperasikan komputer, 2 orang termasuk Pak Ketua Blok komputernya sudah rusak!
OK, Bapaknya boleh gaptek, tapi tidak dengan anaknya.
Semangat 45 jugalah yang akhirnya kucoba buatkan website eh... webblog dengan nama http://www.kampoengnet53.blogspot.com.
Kami berencana pakai acara launching segala. Pakai presentasi ke tetangga segala, bikin terang jalan fikiran para tetangga tentang sisi positif dari Teknologi Informasi ini. Siapa tahu anggotanya nambah mencapi target 20 orang. Supaya iuran bisa lebih murah menjadi sekitar Rp.40.000,- perbulan perorang.. UNLIMITED..!!!
Karena itu webblog dibikin sederhana karena tujuannya memeberikan kesan manfaat yang terjangkau dengan kondisi masing-masing warga.
Kampoeng Net RT.53 memang jauh dari canggih ketimbang www.Kampoengcyber.com di Rungkut Asri Surabaya yang padat modal atau Komunitas www.rt-net-kapelima.com di Bandung yang padat sponsor atau seperti saran dan resep bikin rt/rw net di www.pc24.co.id yang berbau komersil. Komunitas Kampoeng Net RT.53 memang murni berniat melek teknologi. Jadi biar komputernya masih Pentium 2, Celeron, pakai Windows Me. Gak masalah. yang penting melek... melek.... dan melek....
Saat ini dengan 11 orang kami masih harus menanggung sekitar Rp.80.000,- per orang sebulannya. Masih kurang 9 orang. Dan kami masih terus bersemangat untuk mencapai target itu.
Ber internet berjam-jam? siapa takut...
4 Comments:
mantep...mantep...
seep, andaikan daku tinggal di RT. 53
boleh gak bapak2 pengurus Kampoeng Net RT.53 klo ntar sy jalan2 kesana... pengen liat langsung keadaan lapangannya gimana??? boleh kan
Saya sebagai warga Balikpapan merasa bangga dengan adanya RT-RW net di RT 53 he he....