A Trip To Tanah Grogot - Kabupaten Paser

Akhirnya saya dapat kesempatan juga untuk mengunjungi Kota Tanah Grogot di Kabupaten Paser - Kalimantan Timur. Sebuah kesempatan yang benar-benar bagus. Walaupun kelihatannya itu tidak berhubungan dengan tugas-tugas keseharian, tetapi perjalanan kesana sesungguhnya adalah pengalaman yang sangat baik bagi saya.

Jalan Berlubang Sepanjang Jalan

Menikmati perjalanan mulai dari setibanya di Pelabuhan penyeberangan Ferry di Kabupaten Penajam Paser Utara sampai dengan pertigaan Kuaro rupanya tidak bisa sesantai seperti kalau kita menikmati perjalanan dari Balikpapan ke Samarinda. Banyak lubang-lubang dan amblesan sepanjang jalan yang harus diperhatikan. Kecepatan kendaraan memang bisa dipacu sampai dengan 120km/jam tetapi itu berarti shockbreaker dan roda harus bekerja ekstra keras menerima kenyataan lubang-lubang yang menganga tanpa rambu-rambu. Ini mengingatkan saya ketika melakukan perjalanan ke Kota Banjarmasin pada tahun 2000 lalu dengan menggunakan kendaraan umum bis antar propinsi. Tidak ada perubaha yang sangat berarti dari kondisi jalan yang tidak rata dan berlubang itu, kecuali pemandangan yang saat ini penuh dengan baliho calon-calon Gubernur Kalimantan Timur dan calon Bupati Penajam Paser Utara.

Kota Yang Bersolek

Karena sedang mengadakan perhelatan tingkat Propinsi, Tanah Grogot mempercantik diri. Ruas jalan rata-rata terlihat bersih. Semua dicat dengan nuansa hijau putih, yang menurut pandangan saya, kota ini malah menjadi kelihatan lebih menarik daripada Kota Tenggarong - ibukota Kutai Kartanegara yang ngakunya si Kabupaten terkaya itu. Kontur daerah yang kebanyakan rata membuat masih banyak orang yang mau menggunakan sepeda sebagai sarana transportasi di Kota ini. angkutan umum sama seperti di kota-kota yang ada di Kalimantan Timur pada umumnya, menggunakan kendaraan jenis station wagon dan ada pula kendaraan angkutan umum sejenis bemo. Ini jenis kendaraan yang baru saja didatangkan dan satu-satunya kota di Kaltim yang memilih bemo sebagai alat transportasi bagi warganya.


Sungai Kandilo

Inilah Sungai Kandilo. Disinilah awal semua aktivitas dimasa lalu dilakukan. Kerajaan Paser juga berada di tepi Sungai ini tepatnya di Paser Balengkong. Begitu pula jejak-jejak masuknya Armada Portugis ke alur Sungai ini nampak dari peninggalan Canon yang kemudian jadi salah satu peninggalan sejarah di Kabupaten ini. Disini pula sentra pedagang makanan berada, berjajar sepanjang tepi Sungai Kandilo yang sayangnya ditata dengan cara membelakangi sungai sehingga mengurangi keindahannya. Saya mendapati semua stand penjual makanan disitu adalah pendatang. Dan tenyata sampai saat kepulangan, tidak ada makanan khas di daerah ini. Hanya Madu Paser yang sempat dibeli seharga Rp.60.000,- seukuran sebotol sirup.


Plaza

Disini juga ada Plaza. Plaza Kandilo namanya. Letaknya juga berada di dekat tepian Sungai Kandilo. Dibanding Kota Tenggarong yang hingga kini belum punya plaza, keberadaan Plaza dengan tiga lantai ini tentu saja membuat Kabupaten Paser jadi kelihatan "sedikit lebih maju". Kebanyakan barang yang diperdagangkan adalah dari jenis barang-barang elektronik dan barang kelontongan selain juga terdapat berbagai macam sandang. Sayangnya penataan kelompok pedagangnya masih kurang strategis. Barang-barang elektronik dan kelontongan ditempatkan di lantai 1 sedangkan pedagang pakaian di lantai 2. Itupun ternyata masih bercampur aduk antara pedagang Handphone, Buah-buahan, kelontongan, sembako dan pakaian. Bisa jadi itu menjadi penyebab kenapa di lantai 3 hingga kini masih kosong tidak diisi oleh pedagang lainnya.

Masjid Agung Nurul Falah

Kelebihan lain dari Kabupaten Paser ternyata tempat ibadahnya. Mesjid yang megah dan indah. Sebuah pilihan pembangunan sarana yang tepat untuk masyarakat Kabupaten Paser yag punya semboyan "Paser Buen Kesong - artinya Paser Berhati Baik" ini. Sayang kesucian Mesjid Agung Nurul Falah ini sedikit ternoda dengan ulah oknum yang tidak bertanggung jawab. Kawan saya kehilangan sepatu disitu. Rupanya sepatunya sangat menarik perhatian ouknum itu. Relakan sajalah.


6 Comments:

Anonymous said...

budayanya memang indah..begitu juga ragam sukunya, tapi sangat disayangkan pemerintahan yang begitu sinergik yang diketuskan bupati Paser setempat HM.Ridwan Suwidi sering dimanfaatkan untuk memperkaya diri beberapa pejabat internalnya..memang ga baek membuka aib seseorang tapi kalo hal tersebut bisa membuat nama Paser ku kembali bersih akan aku lakukan apapun.
contohnya dibagian Humas Pemkab Paser..aq memantau usaha yg dikembangkan oleh kabag humasnya Bambang dengan dalih membuat terkenal dengan memasarkan nama Paser melalui sebuah tabloid LKR(laporan kepada rakyat) yang setiap tahun diterbitkan sampai 2 kali sangat canggung..
pasalnya biaya penerbitan dari tempat percetakan hanya berjumlah 20 jt..sedangkan anggaran yg dikucurkan mencapai 90 juta..coba bayangkan..aq pun ingin melaporkan hal tersebut namun aq takut karena aq adalah seorang bawahan saja

Anonymous said...

terima kasih infonya segera saya melakukan edit keuangan berdasarkan laporan anggaran tahunan daerah setempat terimakasih sebelumnya..
kpk

Anonymous said...

OK Guys, be a good person and stick to it....
Jangan ikut larut ya...

Haryanto Blog said...

pa mohon maaf tulisannya saya kutip

http://tanahgrogot.blogspot.com

http://tanahgrogot.blogspot.com/2009/04/masjid-agung-nurul-falah-ternoda-karna.html

Anonymous said...

LIKE This....^_^

OBAT WASIR said...

Sekedar kasih info gan ...
Kini telah hadir obat tradisional yang Insya Allah menyembuhkan dan tanpa efek samping