Untuk menghadapi era globalisasi dan perdagangan bebas, diperlukan produk-produk dengan mutu baik sehingga daya simpan tinggi. Terutama untuk produk-produk industri kecil yang mutunya relatif masih rendah bila dibandingkan dengan produk-produk sejenis dari industri besar atau menengah.
1) Pengeringan
- Dendeng ikan (dalam pengolahannya mengalami proses curing/penambahan bumbu yang bertujuan untuk mengawetkan, memperbaiki rasa, warna dan kekerasan daging. Selama proses curing bahan-bahan yang digunakan dapat menarik air keluar sehingga kadar air turun).
- Pisang sale
- Ebi
2) Penggaraman
- Ukuran butiran garam (ukuran yang baik 1 – 5 mm).
- Ukuran ikan (semakin besar ikan semakin banyak garam yang dibutuhkan).
- Kemurnian garam (garam yang baik adalah garam murni/Nacl)
- Ikan asin
- Telur asin
3) Pengasaman
- Saus papaya, pickle/acara.
4) Penambahan Gula
- Manisan buah-buahan
- Sirup buah-buahan
- Dodol (selain dengan penambahan gula, produk ini diawetkan dengan jalan menurunkan kadar air sehingga menjadi jenis makanan setengah basah/semi basah).
5) Fermentasi:
- Kecap, Tauco, Tape
- Terasi
- Petis udang
PENGAWETAN DAN BAHAN KIMIA DALAM INDUSTRI PANGAN
Pengawetan merupakan suatu cara penangan yang dilakukan pada komoditi pangan untuk meningkat daya tahan/simpannya dengan menghambat atau mencegah pertumbuhan mikroorganisme( bakteri, jamur, patogen) merugikan yang menyebabkan bahan pangan mengalami pembusukan. Pada dasarnya kerusakan bahan pangan berarti kemenangan mikroorganisme, dimana untuk keperluan hidup serta berkembang biaknya mikroorganisme memerlukan zat organik seperti Na, K, Ca, Mg, Fe, Cl, S, P, Mn, Mo. Mikroorganisme juga memerlukan sumber-sumber makanan yang mengandung C, H, O dan N untuk menyusun protoplasma. Bahkan beberapa spesies lain dapat mengambil dalam senyawa organik karbohidrat, protein, lemak dan lainnya. Disamping itu mikroorganisme yang masih memerlukan zat-zat tambahan seperti B komplek, beberapa asam amino, asam lemak, hematin, sel-sel darah merah, purin, prinidin, nukleotida, dan terkadang asam cuka. Zat penggiat (enzim-enzim) mikroorganisme dipengaruhi suhu, pH, konsentrasi, substrat, radiasi, oksigen dan air. Karenanya asam-asam yang dihasilkan bakteri (salah satu jenis mikroorganisme) dan juga merupakan stimulasi timbal balik diantaranya adalah : asam sulfat, asam nitrat, asam susu, asam cuka, asam lemak, toksin, termo genesis dan fatogenesis.Dan akhirnya secara umum pengaruh lingkungan terhadap mikroorganisme cukup besar diantara : suhu, basahan, nilai osmotik media, radiasi (panas, pengion), tingkat kerusakan bahan karena beban mekanik.Maka pengawetan bahan pangan, pada dasarnya dapat dilakukan dengan :
Pengeringan atau penurunan kadar air dari bahan hingga batas tertentu.
- Didinginkan dari +8°C hingga - 10°C.
- Diasapi hingga 60°C dari asap pembakaran kayu, serbuk jati, sekam, sabut kelapa, tongkol jagung dll.
- Digarami hingga 30% kadar garam dalam larutan air (misalnya ikan).
- Diasami dengan pH antara 6 sampai 8.
- Diberi larutan gula hingga 60% kadar gulanya.
- Diberikan radiasi (ultra ungu, sinar X, sinar alpa, sinar betha, sinar gama).
- Diberikan bahan pengawet.
Tabel
Zat Pengawet yang Diijinkan bagi Makanan dan Minuman
No. | Nama BTM | Jenis/Bahan Makanan | Maksimal Penggunaan |
1 | Sakarin (Garam natrium) | Makanan rendah kalori: | |
a. Permen karet | 50 mg/kg (sakarin) | ||
b. Permen | 100 mg/kg (na sakarin) | ||
c. Saus | 300 mg/kg (na sakarin) | ||
d. Es krim dan sejenisnya | 200 mg/kg (na sakarin) | ||
e. Es lilin | 200 mg/kg (na sakarin) | ||
f. Jem dan jeli | 200 mg/kg (na sakarin) | ||
g. Minuman ringan | 300 mg/kg (na sakarin) | ||
h. minuman yoghurt | 300 mg/kg (na sakarin) | ||
i. Minuman ringan fermentasi | 50 mg/kg (sakarin) | ||
2 | Siklamat (garam natrium dan garam kalsium) | a. Permen karet | 500 mg/kg (dihitung sebagai asam siklamat) |
b. Permen | 1 g/kg (dihitung sebagai asam siklamat) | ||
c. Saus | 3 g/kg (dihitung sebagai asam siklamat) | ||
d. Es krim dan sejenisnya | 2 g/kg (dihitung sebagai asam siklamat) | ||
e. Es lilin | 2 g/kg (dihitung sebagai asam siklamat) | ||
f. Jem dan jeli | 3 g/kg (dihitung sebagai asam siklamat) | ||
g. Minuman ringan | 3 g/kg (dihitung sebagai asam siklamat) | ||
h. minuman yoghurt | 3 g/kg (dihitung sebagai asam siklamat) | ||
i. Minuman ringan fermentasi | 500 mg/kg (dihitung sebagai asam siklamat) | ||
3 | Sorbitol | Kismis | 5 g/kg |
Jel dan jeli, roti | 300 g/kg | ||
Makanan lain | 120 g/kg |
Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/88.
Selain zat pengawet kimia yang telah disebutkan di atas masih ada zat kimia yang sering digunakan dalam kegiatan pengolahan pangan oleh industri seperti : Natrium Benzoat, Natrium Bisulfit, Kalium Sorbat,Kalium Benzoat, dll.
0 Comments: